Meningkatkan partisipasi masyarakat Partisipasi Masyarakat

30 c. Proporsi berbagai bagian dari kehadiran masyarakat d. Jumlah orang yang dipengaruhi oleh isu yang diurus e. Jumlah pimpinan lokal yang memegang peranan f. Jumlah warga lokak yang memegang peranan dalam proyek g. Jumlah warga lokal dalam berbagai aspek dan pada waktu yang berbeda-beda Semakin tinggi skor dari indikator-indikator tersebut maka dapat disimpulkan bahwa secara kuantitatif partisipasi masyarakat tinggi. Begitu pula sebaliknya. Secara kualitatif, indikator dalam mengukur partisipasi masyarakat menurut Ife dan Tesoriero 2008 buku “ Pemberdayaan Masyarakat di Era Global” mencangkup : a. Suatu kapasitas masyarakat yang tumbuh untuk mengorganisasi aksi b. Dukungan yang tumbuh dalma masyarakat dan jaringan yang tambah kuat c. Peningkatan pengetahuan masyarakat d. Keinginan masyarakat untuk terlibat dalam pembuatan keputusan e. Peningkatan kemampuan dari mereka yang berpartisipasi dalam mengubah keputusan menjadi aksi f. Meningkatnya jangkauan partisipasi melebihi proyek g. Pemimpin-pemimpin yang muncul dari masyarakat h. Meningkatnya jaringan dengan proyek-proyek masyarakat i. Mulai mempengaruhi kebijakkan. Indikator- indikator partisipasi tersebut baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat menjadi acuan dalam mengukur partisipasi masyarakat yang efektif dalam kegiatan pemberdayaan. Agen pemberdayaan dapat menentukan sejumlah indikator atau seluruh indikator tersebut berdasarkan kebutuhan dan kondisi yang ada. Agen pemberdayaan juga dapat menentukan jumlah indikator minimum atau indikator prioritas, inikator yang merepresentasikan proses partisipasi, sesuai dengan tujuan dari kegiatan pemberdayaan. 19 19 Oos M. Anwas, Ibid, h. 98 31

4. Faktor penggerak partisipasi masyarakat

Menurut Poston, Perbaikan kondisi hidup masyarakat dan upaya memenuhi kebutuhan masyarakat dapat menggerakkan partisipasi, sebagai berikut : a. Disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat yang nyata b. Dijadikan stimulasi terhadap masyarakat, yang berfungsi mendorong timbulnya jawaban response yang dikehendaki c. Dijadikan motifasi terhadap masyarakat, yang berfungsi membangkitkan tingkahlaku behavior, yang dikehendaki secara berlanjut. 20 Partisipasi masyarakat juga seringkali terhambat oleh persepsi yang kurang tepat, yang menilai masyarakat “ sulit diajak maju” persepsi seperti itu sebenarnya hanya dimiliki oleh orang-orang yang tidak memahami keadaan masayrakat.

5. Peran edukasional

1 Membangkitkan Kesadaran Masyarakat, yaitu membantu individu melihat permasalahan, impian, aspirasi, penderitaan ataupun kekecewaan mereka dari perspektif sosial politik yang lebih luas. 2 Menyampaikan Informasi, yaitu menyampaikan informasi yang mungkin belum diketahui oleh komunitas sasarannya. Pelaku perubahan dapat memberikan informasi yang berguna antara lain dengan menggambarkan kesuksesan suatu program yang telah dilaksanakan di daerah lain dengan situasi dan kondisi yang mempunyai kemiripan dengan komunitass sasaran. Meskipun meraka mempunyai 20 Taliziduhu Ndraha, Pembangunan Masyarakat, Jakarta: Rineka Cipta,1990, h.104 32 perbedaan budaya, kadangkala tetap penting untuk mengetahui keberhasilan suatu kegiatan di daerah ataupun negara lain. 3 Mengonfrontasikan, teknik konfrontasi digunakan bila pelaku perubahan telah mempertimbangkan bahwa kalau kondisi yang sekarang terjadi tetap dibiarkan, keadaan akan semakin memburuk. 4 Pelatihan, merupakan peran edukasional yang paling spesifik, sebagai upaya mengajarkan komunitas sasaran bagaimana cara melakukan sesuatu hal yang akan berguna bagi mereka maupun komunitasnya. Pelaku perubahan belum tentu bertindak sebagai instruktur dalam suatu pelatihan warga, tetapi pelaku perubahan dapat menjadi penghubung guna mencarikan tenaga yang berkompeten dalam melakukan pelatihan tersebut. 21

B. Pemberdayaan Kesehatan

Dalam konsep pemberdayaan berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok, maupun masyarakat berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka sendiri. Meskipun demikian, target dan tujuan pemberdayaan itu sendiri dapat berbeda sesuai dengan bidang pembangunan yang dilaksanakan. Pemberdayaan bisa bervariasi berdasarkan tujuan pembangunan, terdapat pemberdayaan politik, pemberdayaan sosial, pemberdayaan budaya, pemberdayaan hukum, pemberdayaan lingkungan, pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan kesehatan, pemberdayaan spiritual, semua pemberdayaan tersebut dapat dipadukan 21 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebianto, Ibid, h.102 33 dan saling melengkapi guna mneciptakan kesejahteraan masyarakat. 22 Setiap aktivitas pembedayaan perlu didasarkan akan adanya manfaat terhadap diri, keluarga atau masyarakat lainnya akan perlunya mereka berpartisipasi dalam pembangunan. Disisi lain kejelasan setiap tahapan kegiatan sebagai proses aktivitas, sehingga individu dan masyarakat akan mau dan mampu melakukannya secara benar dan menyenangkan sehingga mereka terdorong untuk berpartisipasi. Dalam penelitian ini pemberdayaan masyarakat memfokuskan dalam bidang kesehatan, yang merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, dan juga masyarakat umum di bidang kesehatan, yang secara terpadu dan saling mendukung sesama masyarakat guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Karena masalah kesehatan adalah tanggung jawab bersama individu, masyarakat, maupun pemerintah yang dalam hal ini merupakan Dinas Kesehatan yang paling bertanggung jawab. Menurut Notoatmodjo 2013 dalam buku “ sistem kesehatan “ mengatakan, dalam mengimplementasikan kebijakan dan program intervensi bidang kesehatan harus bersama-sama dengan sektor lain, baik pemerintah maupun swasta. Dengan kata lain, sektor kesehatan harus menjalin kerja sama atau kemitraan dengan sector lainnya. 23

1. Indikator pemberdayaan

Menurut Totok Mardikanto dalam Buku “Pemberdayaan Masyarakat dalam Perspektif Kebijakan Publik”, mengemukakan beberapa indikator keberhasilan yang dipakai untuk mengukur pelaksanaan program-program pemberdayaan yaitu jumlah 22 Isbandi Rukminto Adi, Intervensi Komunitas pengembangan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat, Jakarta :Rajawali Pers, 2008, h.79 23 Wiku adisasmito, sistem kesehatan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada : 2012, Cet ke 4, h. 82