BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM
PEMBERDAYAAN KESEHATAN
Bagian ini menjelaskan hasil-hasil yang didapatkan dari penelitian dan mendiskusikan secara mendalam dengan membandingkan dengan keputusan yang
dimuat dalam bagian-bagian sebelumnya. Bagian yang akan di diskusikan yaitu Bagaimana Partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan kesehatan warga Kelurahan
Perumnas Way Halim tahun 2015 - 2016.
A. Derajat Kesehatan Masyarakat
Dalam teori di Bab II telah dijelaskan Pemberdayaan kesehatan merupakan tanggung jawab pemerintah dengan melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya.
Oleh karena itu, ciri utama dari pembangunan kesehatan masyarakat adalah keterlibatan dan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan kesehatan, antara
lain perencanaan, pengorganisasian, dan pengelolaan upaya kesehatan termasuk upaya perawatan diri, sehingga pada akhirnya akan terbentuk kemandirian
masyarakat dalam menangani masalah kesehatannya. Dengan demikian pendekatan dalam pelayanan kesehatan tidak lagi didasari oleh hubungan “Pemberi-Penerima”
melainkan berdasarkan hubungan mitra sejajar atau hubungan kerja sama antar instansi pemerintah dan masyarakat. Tujuan Desentralisasi dibidang kesehatan adalah
mewujudkan pembangunan nasional dibidang kesehatan yang berlandaskan prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan
mengoptimalkan potensi daerah dan prioritas nasional dalam mencapai Indonesia
79
80
sehat. Sejalan dengan analisa dalam pelaksanaannya yang telah dijelaskan di Bab III Sebelum merencanakan program pemberdayaan kesehatan diperlukan analisis derajat
kesehatan masyarakat untuk mengetahui sejauh mana kondisi kesehatan masyarakat, melalui survey langsung kepada warga sekitar yang dilakukan oleh pegawai
puskesmas dan kader kesehatan dengan cara berkeliling satu persatu mengecek rumah warga. Dengan pelatihan dan data lembar standar kesehatan yang sudah diberikan
oleh dinas kesehatan untuk kemudian mengecek rumah warga. Hal ini dapat mengoptimalkan dalam memperoleh informasi derajat kesehatan masyarakat dengan
begitu partisipasi masyarakat dapat lebih optimal.
B. Partisipasi Masyarakat
Untuk mendukung perwujudan masyarakat yang mau dan mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Maka didalam masyarakat itu sendiri harus ada
upaya atau kegiatan-kegiatan untuk menjaga kesehtan. Oleh sebab itu partisipasi masyarakat harus mampu mendorong dan memacu kegiatan-kegiatan di masyarakat
dalam mewujudkan kesehatan, seperti program pemberdayaan kesehatan yang ada di Kelurahan Perumnas Way Halim yaitu, Promosi Kesehatan, Pembangunan Kesehatan
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan Pemberantasan Penyakit Menular, semua program tersebut merupakan program yang
dijalankan oleh semua pihak seperti tenaga kesehatan dari pemerintah, kader kesehatan dan masyarakat umumnya, sehingga dalam pelaksanaan program kesehatan
ini melibatkan semua masyarakat.
81
Hal ini sebagiamana dalam teori di bab II bahwa tumbuh dan berkembannya partisipasi masyarakat di tentukan oleh tiga unsur pokok yaitu Adanya kesempatan
yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Adanya kemauan masyarakat untuk berpartisipasi. Adanya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi.
1. Kesempatan Masyarakat Untuk Berpartisipasi Dalam kenyataan di masyarakat, banyak program pembangunan yang kurang
memperoleh partisipasi masyarakat karena kurangnya kesempatan yang diberikan kepada masyarakat untuk berpartisipasi. Di lain pihak, juga sering dirasakan
kurangnya informasi yang disampaikan kepada masyarakat mengenai kapan dan dalam bentuk apa mereka dapat berpartisipasi. Pada teori Partisipasi dalam Bab II
partisipasi dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pemanfaatan hasil. Dalam praktiknya kesempatan untuk masyarakat
dalam keempat tahap tersebut sudah berjalan, namun belum maksimal dikarnakan tidak semua masyarakat terlibat dalam setiap tahapan, karna di Kelurahan Perumnas
sudah membentuk kader kesehatan yang menjadi perwakilan masyarakat untuk berpartisipasi dalam beberapa tahapan yaitu perencanaan dan evaluasi program.
Harus dipahami bahwa pemberian kesempatan berpartisipasi bukanlah sekedar pemberian kesempatan untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan agar mereka tidak
melakukan tindakan yang akan menghambat pembangunan, akan tetapi pemberian kesempatan berpartisipasi harus dilandasi oleh pemahaman bahwa masyarakat
setempat layak diberi kesempatan disamping kemampuan yang dimiliki untuk membangun mutu kesehatan pribadi dan keluarga.