Fenol Jahe putih kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit gambar 2.3

commit to user antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung. Gingerol juga diduga membantu menurunkan kadar kolesterol Echo, 2009. Rumus bangun gingerol dapat dilihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5. Rumus Bangun Gingerol Shogaol gambar 2.6 merupakan senyawa pedas pada jahe yang memiliki sruktur kimia mirip dengan gingerol. Berbeda dengan gingerol, shogaol dapat dihasilkan bila jahe dipanaskan atau dimasak. Kandungan shogaol pada jahe lebih sedikit dibandingkan dengan gingerol suhu 40 C, akan tetapi shogaol memiliki sifat pedas lebih kuat daripada gingerol. Jahe segar hanya mengandung sedikit shogaol, hal ini dikarenakan shogaol dapat terbentuk bila terjadi proses dehidrasi selama proses maupun penyimpanan jahe Connell and Sutherland, 1968, Septiana, 2001. Rumus bangun shogaol dapat dilihat pada gambar 2.6. Gambar 2.6. Rumus Bangun Shogaol

2.1.6 Fenol

Senyawa fenol adalah suatu senyawa yang memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil yang berfungsi sebagai antioksidan. Senyawa flavonoid pada jahe seperti gingerol dan shogaol merupakan senyawa fenolik. Senyawa fenolik dapat berfungsi sebagai commit to user antioksidan karena kemampuannya dalam menstabilkan radikal bebas, yaitu dengan memberikan atom hidrogen secara cepat kepada radikal bebas, sedangkan radikal yang berasal dari antioksidan senyawa fenol ini lebih stabil daripada radikal bebasnya Nabet, 1996. Tanaman dari famili zingiberaceae, seperti jahe, kunyit, kunyit putih dan temulawak memiliki senyawa antioksidan, salah satunya yaitu senyawa fenolik. Kunyit dan temulawak memiliki kurkumin sebagai senyawa fenolik antioksidannya. Kurkumin pada kunyit dan temulawak memiliki sifat yang tahan terhadap suhu tinggi. Sedangkan, senyawa bioaktif yang dikandung oleh jahe misalnya gingerol atau minyak atsirinya merupakan senyawa thermolabil, sehingga tidak tahan terhadap pengolahan dengan suhu tinggi, akan tetapi dalam larutan berair, gingerol dapat bertahan sampai suhu 100 C Septiana dkk, 2006. Gingerol dan shogaol merupakan komponen antioksodan fenolik pada jahe karena mengandung cincin benzen yang mengandung gugus hidroksil. Fenol menghambat oksidasi lipid dengan menyumbangkan atom hidrogen kepada radikal bebas. Fenol, baik dalam keadaan solid maupun liquid memiliki titik lebur rendah 41 C. Fenol sedikit larut dalam air, kelarutan fenol dalam air bervariasi antara suhu 0-65 C. Sebaliknya fenol sangat larut dalam pelarut organik. Fungsi utama fenol adalah sebagai desenfektan dan antioksidan Chen et al, 1996. Jahe merupakan sebuah bahan alami yang banyak mengandung komponen phenolic aktif seperti gingerol dan shogaol yang memiliki efek antioksidan dan antikanker, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya penelitian tentang pencegahan munculnya sel tumor. Jahe mampu menghambat munculnya sel tumor untuk mengobati kanker. Pemberian ekstrak jahe sebanyak 100 mgkg berat badan mampu menangkal efek buruk virus yang menginfeksi sel tumor. Oleh karena itu, jahe memiliki efek antikanker dengan cara mencegah pengaktifan sel tumor dan menghalangi efek buruk virus yang menginfeksi sel Ramadhan, 2009. commit to user Gouvindarajan 1982 menyatakan komponen fenol dalam ekstrak jahe seperti gingerol dan shogaol selain memberikan rasa pedas khas jahe, juga berperan sebagai antioksidan alami. Antioksidan pada jahe adalah antioksidan alami, dimana antioksidan alami ini telah lama diketahui menguntungkan untuk digunakan dalam bahan pangan karena lebih aman dalam penggunaannya bila dibanding dengan antioksidan sintetik. Antioksidan alami digunakan sebagai suplemen dalam bentuk makanan ataupun untuk pengawet bahan pangan Halliwel et al, 1995 dalam Kusuma 2006. Mekanisme reaksi antioksidan senyawa fenolik terjadi melalui pemberian atom hidrogen dari gugus hidroksil kepada radikal, sementara turunan radikal antioksidan yang terbentuk cukup stabil dicegah dari reaksi berikutnya, maka radikal antioksidan tidak akan bekerja sebagai suatu inisiator bagi reaksi berikutnya. Kestabilan dari radikal antioksidan tersebut juga terjadi melalui pemberian elektron tidak berpasangan pada cincin aromatik Zakaria dkk, 2000. commit to user

2.2 Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Formulasi Sediaan Gel dan Krim dari Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe)”.

24 174 112

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Aktivitas antioksidan ekstrak dikhlorometana dan air jahe (Zingiber officinale roscoe) pada asam linoleat

0 14 6

Aktivitas antioksidan ekstrak dikhlorometana dan air jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada asam linoleat

0 4 6

Aktivitas antimikroba ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap beberapa bakteri patogen

2 21 103

AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANK

1 2 16

PENDAHULUAN AKTIVITAS SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE (Zingiber officinale Roscoe) DAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Roscoe var. rubrum) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA T47D.

0 1 17