Jumlah Pasangan Seksual Umur Aktivitas Seksual yang Pertama Kali

tubuh memiliki sistem kekebalan alami, tetapi ada sebagian HPV yang tidak menghilang dan justru menetap. HPV yang menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel normal serviks menjadi kanker serviks, perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap prakanker, hingga menjadi kanker serviks memakan waktu sekitar 10-20 tahun.

b. Jumlah Pasangan Seksual

Ada lebih dari 100 tipe HPV dan beberapa diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dengan demikian, kanker serviks berkaitan dengan banyak partner seksual yang dimiliki oleh seorang wanita. Semakin banyak partner seksual yang dimiliki oleh seorang wanita, maka semakin meningkat pula risiko terjadinya kanker serviks pada wanita tersebut. Akan tetapi, perlu diingat bahwa setiap wanita berisiko untuk terinfeksi HPV walaupun setia pada satu pasangan. Pasangan yang terinfeksi akan menjadi sumber infeksi HPV bagi wanita lainnya. Walaupun kanker serviks adalah penyakit perempuan, tetapi lelaki juga memiliki peranan penting di dalam penyebarannya. Lelaki yang pernah menikah dengan perempuan penderita kanker serviks otomatis bisa menularkan penyakit tersebut kepada perempuan lain melalui hubungan seksual. Demikian juga dengan lelaki yang suka menggunakan jasa para Pekerja Seks Komersial PSK agar berhati-hati, sebab bukan tidak mungkin ia menjadi media perantara penyakit kanker serviks kepada istrinya sendiri.

c. Umur

Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia 35-50 tahun dan masih aktif berhubungan seksual prevalensi 5-10. Meski fakta Universitas Sumatera Utara memperlihatkan bahwa terjadi pengurangan risiko infeksi menetappersisten justru meningkat. Hal ini diduga karena seiring pertambahan usia, terjadi perubahan anatomi retraksi dan histologi metaplasia.

d. Aktivitas Seksual yang Pertama Kali

Prevalensi atau angka kejadian tertinggi kanker serviks sekitar 20 terutama dijumpai pada perempuan yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker serviks dua kali lebih besar dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.

e. Frekuensi Kehamilan

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

14 131 208

Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Tentang Pap Smear Sebagai Salah Satu Langkah Deteksi Awal Kanker Serviks Di Kelurahan Padang Bulan

1 44 73

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG IVA DAN PAP-SMEAR Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesm

0 2 18

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 16

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 1 41

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 77

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA MAHASISWI MEDIS DAN NON-MEDIS SEMESTER 7 MENGENAI PAP SMEAR

0 0 25