Frekuensi Kehamilan Merokok Penggunaan Pil Kontrasepsi

memperlihatkan bahwa terjadi pengurangan risiko infeksi menetappersisten justru meningkat. Hal ini diduga karena seiring pertambahan usia, terjadi perubahan anatomi retraksi dan histologi metaplasia.

d. Aktivitas Seksual yang Pertama Kali

Prevalensi atau angka kejadian tertinggi kanker serviks sekitar 20 terutama dijumpai pada perempuan yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker serviks dua kali lebih besar dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.

e. Frekuensi Kehamilan

Sama seperti jumlah partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Sehingga, wanita yang mempunyai banyak anak atau sering melahirkan mempunyai risiko terserang kanker serviks lebih besar.

f. Merokok

Merokok merupakan penyebab penting terjadinya kanker serviks jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko meningkat dua kali dibandingkan orang yang tidak merokok dengan risiko tertinggi terdapat pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama serta intensitas yang tinggi. Penelitian yang menyatakan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya risiko seseorang terjangkit penyakit kanker serviks sudah cukup banyak. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan dalam British Journal of Cancer pada tahun 2001. Menurut Joakam Dillner, M.D., Universitas Sumatera Utara peneliti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta racun lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya kondisi cervical neoplasia atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada leher rahim. Cervical neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang.

g. Penggunaan Pil Kontrasepsi

Penggunaan kontrasepsi pil KB dalam jangka waktu lama, yakni lima tahun atau lebih, dapat meningkatkan risiko kanker serviks dua kali lipat lebih besar. Pil KB menghambat ovulasi dengan cara menjaga kekentalan lendir di mulut rahim agar tidak mampu ditembus oleh luncuran sperma. Pemakaian pil KB ini akan menghentikan perdarahan dan menstruasi, bahkan perpotensi membuat penggunanya mengalami pembekuan darah. WHO menyatakan pemakaian pil KB mengandung risiko kanker rahim bagi wanita sebesar 1.19 kali lebih besar, dan meningkat terus sesuai lama pemakaiannya.

h. Kekebalan Tubuh

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

14 131 208

Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Tentang Pap Smear Sebagai Salah Satu Langkah Deteksi Awal Kanker Serviks Di Kelurahan Padang Bulan

1 44 73

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG IVA DAN PAP-SMEAR Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesm

0 2 18

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 16

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 1 41

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 77

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA MAHASISWI MEDIS DAN NON-MEDIS SEMESTER 7 MENGENAI PAP SMEAR

0 0 25