Perubahan Alamiah Infeksi HPV

4. Adopsi adoption Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoadmodjo, 2003.

2.2.2. Perubahan Perilaku

Menurut WHO yang dikutip dalam Soekidjo 2007, perubahan perilaku dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:

a. Perubahan Alamiah

Natural Change Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat didalamnya juga akan mengalami perubahan.

b. Perubahan Terencana

Planned Change Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek. Didalam melakukan perilaku yang telah direncanakan dipengaruhi oleh kesediaan individu untuk berubah, misalnya apabila terjadi suatu inovasi atau program-program pembangunan didalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian orang sangat cepat menerima inovasi atau perubahan tersebut dan sebagian orang lagi sangat lambat menerima inovasi atau perubahan tersebut. Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Teori Stimulus Organisme S - O – R

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya, kualitas dari sumber komunikasi sources sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok, atau masyarakat. Hosland, et al 1953 dalam buku Soekidjo 2007 mengatakan perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari: a. Stimulus rangsang yang diberikan kepada organism dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus tersebut tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti di sini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organism berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. b. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan ke proses berikutnya. c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap. d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut perubahan perilaku. Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus rangsang yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan Universitas Sumatera Utara harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini faktor reinforcement memegang peranan penting. Proses perubahan perilaku berdasarkan S-O-R ini dapat digambarkan sebagai berikut: Teori S - O - R

2.3. Kanker

Secara bahasa, kanker berasal dari kata “Cancri” yang artinya kepiting. Nama ini diberikan karena ketika pertama kali ditemukan, ada gumpalan tumor yang dibagian luarnya telah ditumbuhi jaringan pembuluh darah yang besar, seperti halnya capit kepiting yang mencengkeram gumpalan daging tumor. Pembuluh seperti capit kepiting inilah yang menyalurkan nutrisi dan membuat sel kanker tumbuh dengan cepat, dan bisa diibaratkan “menyerobot” jatah nutrisi makanan untuk sel-sel tubuh normal Nurcahyo, 2010. Organisme - Perhatian - Pengertian - penerimaan Reaksi perubahan sikap Stimulus Reaksi perubahan praktek Universitas Sumatera Utara Kanker adalah penyakit yang “paling menakutkan”, tidak saja pada wanita, tetapi juga pada pria dan anak-anak. Tanggal 4 Februari diperingati sebagai hari kanker sedunia Setiati, 2009. Kanker bermula dari sel. Sel merupakan unit-unit pembangun yang menyusun jaringan. Selanjutnya jaringan-jaringan bersama-sama membangun organ tubuh. Sel- sel yang normal akan tumbuh dan membelah membentuk sel-sel baru sebagaimana yang diperlukan oleh tubuh. Ketika sel-sel normal telah usang atau rusak, sel-sel tersebut akan mati dan diganti lagi oleh sel-sel yang baru. Akan tetapi, terkadang proses pergantian sel-sel ini menyimpang. Sel-sel baru terus terbentuk meskipun tubuh tidak memerlukannya, dan sel-sel yang usang atau rusak tidak mati sebagaimana mestinya Wijaya, 2010. Pembentukan sel-sel secara berlebihan ini sering mengakibatkan terjadinya penumpukan sel baru yang membentuk sejumlah jaringan yang dinamakan kutil atau tumor. Apabila pembelahan tersebut tidak terkendali dan berbahaya ganas, maka tumor dapat berkembang menjadi kanker. Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, kemudian menyusup ke jaringan sekitarnya dan terus mmenyebar ke bagian yang lebih jauh melalui jaringan ikat, darah, serta menyerang organ-organ penting dan saraf tulang belakang Wijaya, 2010.

2.3.1. Kanker Serviks

Serviks atau leher rahim merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita. Serviks adalah bagian sempit yang ada disebelah bawah uterus rahim. Serviks merupakan sebuah saluran, di mana: Universitas Sumatera Utara  Serviks menghubungkan uterus dengan vagina. Selama periode menstruasi, darah mengalir dari uterus melewati serviks di dalam vagina. Melalui vagina, darah kemudian akan keluar dari tubuh.  Serviks menghasilkan mucus atau lendir. Saat berhubungan seksual, lendir ini akan membantu sperma bergerak dari vagina melewati serviks menuju uterus.  Selama kehamilan, serviks akan menebal untuk mellindungi janin di dalam uterus. Kemudian, saat proses kelahiran, serviks akan terbuka untuk memberikan jalan bagi bayi melewati vagina Wijaya, 2010. Kanker serviks atau disebut juga kanker leher rahim menyerang bagian mulut leher rahim. Kanker serviks merupakan satu dari sekian kanker yang paling menakutkan bagi wanita. Angka harapan hidup yang minim dan mahalnya pengobatan apabila terserang menjadikan kanker serviks kian terasa mengerikan bagi siapa pun Emilia dkk, 2010.

2.3.2. Faktor Risiko Kanker Serviks

Semua wanita berisiko untuk terserang dysplasia prakeganasan serviks dan kanker serviks. Seperti kanker lainnya, para peneliti belum menemukan secara pasti penyebab utamanya, namun, beberapa faktor yang dapat meningkatkan peluang berkembangnya dysplasia serviks dan kanker serviks telah diidentifikasi. Faktor tersebut adalah Wijaya, 2010:

a. Infeksi HPV

Peristiwa kanker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV Human Pappiloma Virus. HPV merupakan virus DNA menginfeksi sel-sel Universitas Sumatera Utara epithelial kulit dan mukosa. Virus ini berasal dari familia Papovaviridae dan genus Papilloma Virus. Papovavirus merupakan virus kecil berdiameter 45-55nm, mempunyai genom beruntai ganda yang sirkuler, diliputi oleh kapsid kapsid ini berperan pada tempat infeksi pada sel yang tidak berpembungkus. Apabila berkembang biak pada inti sel, Papovavirus dapat menyebabkan infeksi laten dan kronis pada pejamu alamiahnya serta tumor pada beberapa binatang. Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual. Selama hidupnya hampir seluruh wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi HPV 80 dari wanita terkena infeksi sebelum umur 50 tahun. Sebagian infeksi HPV bersifat hilang muncul, sehingga tidak terdeteksi dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun pascainfeksi. Hanya sebagian kecil saja dari infeksi tersebut menetap dalam jangka lama, sehingga menimbulkan kerusakan lapisan lendir menjadi prakanker. Human Papilomavirus, sampai saat ini telah diketahui memiliki lebih dari 100 tipe, dimana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Dari 100 tipe HPV tersebut, hanya 30 diantaranya yang berisiko menimbulkan kanker serviks. Adapun tipe yang paling berisiko adalah HPV 16, 18, 31, dan 45 yang sering ditemukan pada kanker maupun lesi prakanker serviks, yaitu menimbulkan kerusakan sel lendir luar menuju keganasan. HPV tipe 16 dan 18 merupakan penyebab tersering kanker serviks yang terjadi di seluruh dunia, HPV 16 mendominasikan infeksi 50-60 pada penderita kanker serviks disusul HPV 18 10- 15 . Hingga saat ini, HPV merupakan penyebab 99.7 kanker serviks di seluruh dunia. Sebenarnya sebagian besar HPV akan menghilang dengan sendirinya karena Universitas Sumatera Utara tubuh memiliki sistem kekebalan alami, tetapi ada sebagian HPV yang tidak menghilang dan justru menetap. HPV yang menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel normal serviks menjadi kanker serviks, perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap prakanker, hingga menjadi kanker serviks memakan waktu sekitar 10-20 tahun.

b. Jumlah Pasangan Seksual

Dokumen yang terkait

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

14 131 208

Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu Tentang Pap Smear Sebagai Salah Satu Langkah Deteksi Awal Kanker Serviks Di Kelurahan Padang Bulan

1 44 73

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG IVA DAN PAP-SMEAR Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Iva Dan Pap-Smear Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Wus Melalui Media Leaflet Berkalender Dalam Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks Di Wilayah Kerja Puskesm

0 2 18

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 16

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 1 41

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Pengetahuan, Sikap Dengan Tindakan SADARI Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat USU Medan Tahun 2015

0 0 77

PERBANDINGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA MAHASISWI MEDIS DAN NON-MEDIS SEMESTER 7 MENGENAI PAP SMEAR

0 0 25