4.4. Analisis Multivariat
Analisa multivariat dilakukan untuk melihat variabel yang berhubungan pada model bivariat yaitu antara motivasi intrinsik minat dan kemampuan dan motivasi
ekstrinsik pelatihan, pembinaan, insentif, penghargaan dan dukungan dari masyarakat dengan kinerja kader posyandu, yang dilakukan dengan uji regresi liner berganda.
Dengan menggunakan metode stepwise, proses analisa regresi dilakukan secara bertahap dengan melakukan seleksi dengan variabel-variabel bebas yang diikutsertakan dalam
model regresi yang dipilih yaitu regresi berganda. Dengan terpilihnya satu atau beberapa variabel bebas ke dalam model persamaan regresi, maka terbentuklah model regresi
yang paling sesuai menggambarkan variabel yang paling berhubungan dengan variabel bebas.
Pada Tabel 4.35 terlihat bahwa terdapat variabel bebas antara lain: minat, kemampuan, pelatihan, pembinaan yang sangat berhubungan secara signifikan dengan
kinerja kader posyandu. Hubungan variabel-variabel bebas tersebut terlihat dari nilai p atau nilai Sig dari variabel-variabel tersebut. Variabel minat p = 0,000, variabel
kemampuan p = 0,005, variabel pelatihan p = 0,0016, variabel pembinaan p = 0,030, Nilai p dari masing-masing variabel tersebut 0,05. Dengan demikian
disimpulkan bahwa variabel-variabel tersebut berhubungan dengan kinerja kader posyandu. Dari hasil uji regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut :
Maka persamaan regresi yang diperoleh adalah sebagai berikut : Y= 6,287+0,493X
1
+0,491X
2
+0,499X
3
+1,151X
4
+0,635X
5
+1,145X
6
+0,347X
7
Universitas Sumatera Utara
Dimana : Y = Kinerja Kader Posyandu
X
1
X = Minat
2
X = Kemampuan
3
X = Pelatihan
4
X = Pembinaan
5
X = Insentif
6
X = Penghargaan
7
= Dukungan Interprestasi koefisien regresi, Konstanta 6,287 menyatakan bahwa jika variabel
independen tidak ada atau sama dengan nol, maka koefisien regresi sebesar 6,287, yang menyatakan bahwa tingkat atau besarnya variabel dependen Y kinerja akan sebesar
6,287. Harga koefisien minat sebesar 0,493, mengartikan bahwa hubungan variabel
tersebut searah dengan kinerja. artinya setiap peningkatan minat maka variabel kinerja kader akan meningkat, demikian untuk variabel lainnya dengan cara interprestasinya
sama.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.35 Hasil Uji Regresi Variabel Bebas Motivasi Intrinsik Minat dan Kemampuan dan motivasi Ekstrinsik Insentif, Pembinaan,
Penghargaan dan Dukungan dengan Variabel Terikat Kinerja Kader
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
6.287 3.223
1.951 .053
Minat .493
.111 .292
4.421 .000
Kemampuan .491
.176 .183
2.787 .006
Pelatihan .499
.205 .164
2.440 .016
Pembinaan 1.151
.488 .189
2.360 .020
Insentif .635
.459 .106
1.384 .168
Penghargaan .347
.246 .092
1.411 .160
Dukungan .203
.273 .052
.746 .457
a. Dependent Variable: Kinerja
Tabel 4.36 hasil analisis regresi linear menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi R square sebesar 0,664 artinya bahwa model regresi yang diperoleh dapat
menjelaskan 66,4 variasi variabel dependen motivasi intrinsik minat dan kemampuan dan motivasi ekstrinsik pelatihan, pembinaan, insentif, penghargaan dan dukungan,
dapat dijelaskan oleh variabel kinerja sedangkan sisanya 100 – 66,4 = 33,6 dapat dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Hasil uji determinasi dijelaskan pada tabel
berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.36 Hasil Uji Determinasi dengan Variabel Bebas Minat, Kemampuan, Fasilitas, Pelatihan,Pembinaan, Insentif, Penghargaan dan Dukungan
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 .664
a
.441 .415
7.116 1.971
a. Predictors: Constant, Dukungan, Penghargaan, Insentif, Kemampuan, Minat, Pelatihan, Pembinaan
b. Dependent Variable: Kinerja Tabel 4.37 memaparkan uji kelinieran antara variabel bebas motivasi intrinsik
minat dan kemampuan dan motivasi ekstrinsik insentif, pembinaan, penghargaan dan dukungan, dengan variabel terikat kinerja kader. Dari hasil uji tersebut diperoleh nilai
Sig atau nilai p = 0,000 α 0,05. Jadi model regresi linier antara variabel bebas yaitu
motivasi intrinsik minat dan kemampuan dan motivasi ekstrinsik fasilitas, pelatihan, pembinaan, insentif, penghargaan dan dukungan, dengan variabel terikat kinerja kader
signifikan, dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.37 Uji Kelinieran Variabel Bebas Motivasi Intrinsik Minat dan Kemampuan dan Motivasi Ekstrinsik Fasilitas, Pelatihan,
Pembinaan, Insentif, Penghargaan dan Dukungan dengan Variabel Terikat Kinerja Kader
ANOVA
b
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 6140.043
7 877.149
17.323 .000
a
Residual 7797.957
154 50.636
Total 13938.000
161 a. Predictors: Constant, Dukungan, Penghargaan, Insentif, Kemampuan, Minat,
Pelatihan, Pembinaan b. Dependent Variable: Kinerja
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.37 nilai F hitung sebesar 17,323 dengan signifikan p = 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 dengan demikian model regresi dapat memprediksi kinerja kader
posyandu. Berdasarkan hasil analisa multivariat dapat disimpulkan bahwa variabel minat,
kemampuan, pelatihan dan pembinaan berpengaruh terhadap kinerja kader posyandu. Dari hasil uji regresi berganda diperoleh persamaan sebagai berikut :
Y= 6,287+0,493X
1
+0,491X
2
+0,499X
3
+1,151X
4
Dimana : Y = Kinerja Kader Posyandu
X
1
X = Minat
2
X = Kemampuan
3
X = Pelatihan
4
Hasil persamaan tersebut diartikan bahwa pengaruh variabel tersebut searah terhadap kinerja. artinya setiap peningkatan skor pada minat, kemampuan, pelatihan dan
pembinaan maka variabel kinerja kader juga akan meningkat. = Pembinaan
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Dalam bab ini diuraikan variabel-variabel yang sangat berhubungan yaitu motivasi intrinsik minat dan kemampuan, serta motivasi ekstrinsik pelatihan dan
pembinaan dengan kinerja kader posyandu. Hubungan motivasi instrinsik dan ekstrinsik dengan kinerja kader posyandu
diuraikan sebagai berikut :
5.1. Hubungan Motivasi Intrinsik dengan Kinerja Kader Posyandu
Berdasarkan hasil analisa multivariat diketahui bahwa motivasi intrinsik yang meliputi minat dan kemampuan kader berhubungan dengan kinerja kader posyandu.
5.1.1. Hubungan Minat dengan Kinerja Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Amplas Tahun 2011
Minat merupakan suatu motif yang menyebabkan individu berhubungan secara aktif dengan obyek yang menarik baginya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader
posyandu tidak berminat menjadi kader posyandu sebanyak 89 orang 54,9. Minat kader yang kurang berdasarkan hasil penelusuran jawaban responden disebabkan karena
kader yang ditunjuk merasa tidak berkeinginan menjadi kader posyandu, kurang menyukai pekerjaan sebagai kader. Rutinitas yang dilakukan setiap bulannya dirasakan
kader sebagai beban. Kurangnya minat kader posyandu dalam bekerja menyebabkan intensitas dan kinerja kader posyandu mengalami penurunan, yang akan berdampak pada
kualitas cakupan dan pelayanan posyandu. Hal ini sejalan dengan pendapat Eysenck, dkk Ratnawati, 1992 yang mengemukakan bahwa minat merupakan suatu
Universitas Sumatera Utara