Masalah yang Terjadi pada Proses Penyaluran Dana PUAP

perbedaan nyata terhadap produktivitas usahatani sebelum memperoleh dana PUAP dengan setelah memperoleh dana PUAP.

5.3. Masalah yang Terjadi pada Proses Penyaluran Dana PUAP

Secara umum proses penyaluran dana PUAP tahap I di Kelurahan Tigabinanga, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo berjalan dengan lancar. Namun dari hasil wawancara dengan pengurus Gapoktan dan petani di desa Tigabinanga, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, ditemukan beberapa masalah. Adapun masalah- masalah tersebut adalah: 1. Persyaratan untuk menjadi Gapoktan yang sulit dipenuhi. Untuk mendapatkan pinjaman dana dari program PUAP, para petani yang tergabung dalam kelompok tani harus menjadi anggota Gapoktan terlebih dahulu, dengan memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan. Adapun persyaratan tersebut adalah: 1. Anggota kelompok tani, 2. Mempunyai lahan sebagai pemilik langsung, 3. Wilayah usaha harus di naungan Gapoktan, 4. Fotocopy KTP 5. Membayar uang pangkal buku anggota, kartu anggota sebesar Rp 10.000,- 6. Membayar simpanan pokok sebesar Rp 10.000,- 7. Membayar simpanan wajib sebesar Rp 1.000,- per bulan, dan 8. Membawa pas photo 3x4 sebanyak dua lembar. Universitas Sumatera Utara Setelah terdaftar menjadi anggota Gapoktan, petani anggota belum bisa langsung mengajukan pinjaman dana PUAP, mereka harus menunggu 3-4 bulan, baru diperbolehkan mengajukan pinjaman. 2. Prosedur peminjaman dana PUAP yang termasuk rumit. Prosedur pinjaman merupakan tahapan yang harus dilalui mulai dari pertama kali mengajukan suatu pinjaman hingga pada tahap realisasi pinjaman tersebut diperoleh. Prosedur dalam peminjaman dana PUAP dimulai dari tahap dimana para anggota kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan, harus menyusun Rencana Usaha Anggota RUA yang kemudian disusul dengan menyusun Rencana Usaha Kelompok RUK. Petani anggota Gapoktan merasa kesulitan dalam menyusun Rencana Usaha Anggota RUA, menurut mereka menyusun-menyusun Rencana Usaha Anggota RUA tersebut merupakan hal baru bagi mereka, sehingga mereka masih kebingungan dalam membuat Rencana Usaha Anggota RUA. 3. Pengembalian dana pinjaman PUAP yang kurang lancar. Kurangnya kesadaran dari para petani anggota Gapoktan untuk mengembalikan dana pinjaman PUAP tersebut dikarenakan petani anggota Gapoktan beranggapan bahwa dana tersebut merupakan dana hibah dari pemerintah, sehingga tidak ada kerugian kalau dana tersebut tidak dikembalikan.

5.4. Upaya Untuk Mengatasi Permasalahan yang Terjadi Pada Proses Penyaluran Dana PUAP