BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Pelaksanaan Penyaluran Dana PUAP
Program PUAP merupakan program terobosan Departemen Pertanian yang bertujuan membantu petani dalam mengatasi masalah permodalan yaitu dengan memberikan
batuan dana stimulus bagi petani untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat
dan daerah serta antara sub sektor. PUAP berbentuk fasilitasi bantuan modal usaha petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah
tangga tani. Dana PUAP senilai Rp 100.000.000,- disalurkan kepada petani melalui Gabungan
Kelompok Tani Gapoktan. Pada daerah penelitian di Kelurahan Tigabinanga yang mempunyai Gapoktan bernama Singalor Lau adalah merupakan salah satu Gapoktan
yang telah menerima dana PUAP di tahun 2009. Ada beberapa tahapanproses yang harus dilalui Gapoktan untuk mendapat dana
PUAP, tahapanproses tersebut akan dijelaskan proses penyaluran dana Pelaksanaan PUAP.
PUAP memiliki beberapa tahapan ruang lingkup kegiatan yaitu : 1.
Identifikasi dan penetapan Desa PUAP; 2.
Identifikasi dan penetapan Gapoktan penerima BLM-PUAP; 3.
Pelatihan bagi fasilitator, penyuluh pendamping, pengurus Gapoktan; 4.
Rekrutmen dan pelatihan bagi PMT Penyelia Mitra Tani; 5.
Sosialisasi Kegiatan PUAP; 6.
Pendampingan;
Universitas Sumatera Utara
7. Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat;
8. Pembinaan dan Pengendalian; dan
9. Evaluasi dan pelaporan.
Salah satu poin penting dalam proses pelaksanaan PUAP adalah proses penetapan desa PUAP dan penyaluran dana PUAP. Proses penetapan desa PUAP dilakukan
dengan cara seleksi, yaitu dengan kriteria seleksi desa PUAP, penetapan GapoktanPoktan, dan Kriteria Gapoktan Penerima PUAP.
Berdasarkan kriteria seleksi desa PUAP melalui dengan dua tahapan yaitu tahapan penetapan kuota desa yang dilaksanakan di Pusat oleh Kelompok Kerja Pokja
Identifikasi PUAP. Penetapan kuota desa dilakukan dengan mempertimbangkan: 1 data lokasi PNPM-Mandiri; 2 data Potensi Desa Podes; 3 data desa miskin dari
BPS; 4 data desa tertinggal dari Kementerian PDT; 5 Data desa lokasi program lanjutan DEPTAN antara lain : P4K, Prima Tani, P4MI, Pidra, LKM-A serta desa
rawan pangan. Kuota desa yang menjadi sasaran penerima bantuan modal usaha PUAP juga memperhatikan dan mempertimbangkan aspirasi masyarakat. Berdasarkan
kuota desa pada setiap KabupatenKota, Tim PUAP Pusat menyusun daftar calon desa PUAP.
Tahapan selanjutnya adalah seleksi desa PUAP dengan daftar calon desa PUAP dikirim oleh Tim PUAP Pusat ke Gubernur dan BupatiWalikota, dimana daftar
tersebut Pemerintah KabupatenKota mengusulkan calon desa PUAP kepada Departemen Pertanian melalui Gubernur.
Tim PUAP Pusat melakukan verifikasi atas usulan desa PUAP yang diajukan oleh Gubernur, BupatiWalikota dan aspirasi masyarakat. Sehingga hasil verifikasi desa
Universitas Sumatera Utara
PUAP oleh Tim PUAP Pusat, selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai desa PUAP.
Berdasarkan penetapan GapoktanPoktan dilakukan beberapa tahapan yaitu: a Tim Teknis KabupatenKota mengidentifikasi Gapoktan penerima dari lokasi desa
PUAP yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, b Gapoktan mengisi Formulir 1 sebagai data dasar untuk diajukan oleh BupatiWalikota sebagai calon penerima
PUAP, c BupatiWalikota mengusulkan Gapoktan penerima PUAP kepada Tim Pusat melalui Gubernur, d Tim PUAP Pusat melakukan verifikasi terhadap
Gapoktan yang diusulkan oleh BupatiWalikota, dan e Hasil verifikasi Tim PUAP Pusat terhadap Gapoktan, selanjutnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
Proses penetapan desa PUAP yang terakhir adalah Kriteria Gapoktan Penerima PUAP. Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP harus berada pada desa
PUAP dengan kriteria: a Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis, b Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif, c Dimiliki dan dikelola oleh
petani, d Dikukuhkan oleh BupatiWalikota, e Apabila di desa tersebut tidak terdapat Gapoktan dan baru ada Poktan, maka Poktan dapat ditunjuk menjadi
penerima PUAP dan untuk selanjutnya ditumbuhkan menjadi Gapoktan. Untuk memperoleh batuan dana PUAP yaitu Gapoktan harus mengikuti proses
sebagai berikut yang pertama: Penyusunan Rencana Usaha Bersama RUB dan
Prosedur Penyaluran PUAP. Penyusunan RUB memiliki kriteria yang pertama disusun oleh Gapoktan berdasarkan
hasil identifikasi potensi usaha agribisnis di desa PUAP yang dilakukan oleh
penyuluh pendamping. Penyusunan RUB harus memperhatikan kelayakan usaha
produktif petani, yaitu : 1 budidaya di sub sektor tanaman pangan, hortikultura,
Universitas Sumatera Utara
peternakan, perkebunan, 2 usaha non budidaya meliputi usaha industri rumah tangga
pertanian, pemasaran skala kecil bakulan, dan usaha lain berbasis pertanian.
Rencana Usaha Bersama RUB yang telah disetujui oleh Tim Teknis KabupatenKota Formulir 2 , dikirim bersama dokumen administrasi lainnya antara
lain: 1 Berita Acara Pengukuhan Gapoktan, 2 Nomor Rekening Gapoktan, 3 Perjanjian Kerjasama, dan 4 Surat Perintah Kerja, ke Tim Pembina Propinsi untuk
diajukan kepada Departemen Pertanian C.q Pusat Pembiayaan Pertanian Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian.
RUB dan dokumen administrasi lainnya yang diterima Departemen Pertanian
selanjutnya diteliti dan diverifikasi oleh Tim PUAP Pusat c.q. Pokja Penyaluran Dana
dan satuan kerja Pusat Pembiayaan Pertanian menerbitkan Surat Perintah Kerja SPK bermeterai Rp. 6000,- kepada Gapoktan sehingga Penyaluran dana BLM – PUAP
dilakukan dengan mekanisme Pembayaran Langsung LS ke Rekening Gapoktan. Satuan kerja Pusat Pembiayaan Pertanian mengajukan surat Perintah Membayar
SPM-LS dengan lampiran : i Keputusan Menteri Pertanian tentang penetapan Gapoktan, ii Berita Acara Pengukuhan Gapoktan oleh Bupati Walikota dan iii
Rekapitulasi RUB dengan mencantumkan. Dengan syarat: nama dan alamat lengkap Gapoktan yang menjadi sasaran PUAP,
nomor rekening Gapoktan, nama dan alamat kantor cabang bank tempat Gapoktan membuka rekening, dan rincian penggunaan dana BLM PUAP menurut usaha
produktif dan kuitansi harus ditandatangani Ketua Gapoktan dan diketahuidisetujui oleh Tim Teknis KabupatenKota dengan meterai Rp.6000,- enam ribu rupiah.
Penyaluran dana BLM dari KPPN ke rekening Gapoktan melalui penerbitan SP2D akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Keuangan.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan PUAP di Kelurahan Tigabinanga, Kecamatan Tigabinanga, Kabupaten Karo, ini tergolong didalam kategori yang berjalan dengan cukup baik. Seperti dalam
hal penyaluran dana yang sudah berjalan dengan baik. Proses pembagian dan pencairan dana PUAP dilakukan dengan pengajuan permohonan dari petani dan ke
Gapoktan dengan menyertakan surat jaminan biasanya surat jaminan berupa surat tanah atau surat berharga lainnya.
Pencairan dana PUAP ke pengurus Gapoktan dilakukan dengan 3 tahapan pencairan sesuai dengan proses pencairan dana yang dilakukan oleh Departemen Pertanian yaitu
sebanyak 3 tahapan juga. Besarnya dana yang dicairkan pada tahap I adalah sebesar 40 juta Rupiah dan tahap II sebesar 40 juta Rupiah, sedangkan tahap III, dana yang
dicairkan sebesar 20 juta Rupiah. Penyaluran dana PUAP dilakukan oleh Gapoktan. Para petani pemohon haruslah terlebih dahulu mengajukan proposal peminjaman dana
PUAP. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1.
Merupakan anggota PoktanGapoktan masih aktif keanggotaannya. 2.
Memiliki KTP dan KK 3.
Memiliki lahan sendiri 4.
Harus memiliki agunan atau surat jaminan surat tanah atau surat berharga lainnya.
Jangka waktu pengembalian adalah 6 bulan setelah pencairan dana dilakukan. Dengan kata lain, setiap petani yang memperoleh dana bantuan berhak menggunakan dan
tersebut selama 6 bulan dan wajib mengembalikan dan tersebut ke Gapoktan sebelum masa jatuh tempo terjadi. Petani tidak boleh meminjam kepada Gapoktan pada
periode selanjutnya apabila petani belum mengembalikan dana yang telah dipinjamnya terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil wawancara dengan pengurus Gapoktan, menyatakan bahwa tingkat bunga sebesar 2 tersebut diambil berdasarkan kesepakatan antar anggota Gapoktan,
mereka berpendapat dengan besar bunga sebesar 2 diharapkan tidak memberatkan para anggota Gapoktan yaitu petani, dan juga diharapkan dana PUAP tersebut dapat
berputar dengan cepat, sehingga Gapoktan dapat berkembang dengan cepat. Dalam penggunaan dana PUAP itu sendiri, para petani di Kelurahan Tigabinanga,
pada umumnya menggunakan dana PUAP untuk memenuhi kebutuhan saprodi usaha tani jagung yang mereka usahakan.
5.2. Produktivitas Anggota Gapoktan Sebelum dan Setelah PUAP