Apabila dalam penyaluran PUAP berjalan dengan lancar dan di awasi secara optimal dan intensif sehingga pada akhirnya mencapai sasaran yang dituju yakni salah satunya
adalah meningkatkan produktivitas petani maka penyaluran bantuan PUAP dapat dikatakan efektif.
2.2. Landasan Teori
Besarnya perhatian dan keyakinan pemerintah Indonesia akan pentingnya sektor pertanian dapat dilihat dari kesungguhannya dalam membangun perhatian dinegeri
ini. Segala sarana dan prasarana telah disediakan, demikian pula segala kemudahan bagi petani, termasuk berbagai bentuk subsidi. Guna mencapai peningkatan produksi,
teknologi memang diperlukan dan para petani perlu mengadopsi teknologi itu. Petani harus berubah dari penggunaan teknologi lama ke penggunaan teknologi baru yang
lebih maju Mubyarto, 1984. Proses produksi baru berjalan bila faktor-faktor produksi yang dibutuhkan tanaman
dapat terpenuhi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu: tanah, modal, tenaga kerja dan skill atau manajemen pengolahan. Masing-masing faktor produksi
mempunyai fungsi-fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Jika salah satu faktor produksi tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan.
Faktor produksi adalah faktor mutlak dalam proses produksi sedangkan sarana produksi adalah sarana yang dibutuhkan dalam proses produksi. Sarana produksi
terdiri dari lahan, pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja Suratiyah, 2008. Tanah sebagai salah satu faktor produksi merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu
tempat dimana produksi berjalan dan darimana hasil produksi keluar. Faktor produksi tanah mempunyai kedudukan paling penting. Hal ini terbukti dari besarnya balas jasa
Universitas Sumatera Utara
yang diterima oleh tanah dibandingkan faktor-faktor produksi lainnya Mubyarto, 1985.
Dalam kegiatan proses produksi pertanian, maka modal dibedakan menjadi dua macam yaitu modal tetap dan tidak tetap. Perbedaan tersebut disebabkan karena ciri
yang dimiliki oleh modal tersebut. Faktor produksi seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin sering dimasukkn dalam kategori modal tetap. Dengan demikian modal
tetap didefenisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang tidak habis dalam sekali proses produksi tersebut. Peristiwa ini terjadi dalam waktu yang
relatif pendek dan tidak berlaku untuk jangka panjang. Faktor produksi tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan perlu
diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja perlu pula
diperhatikan Soekartawi,1995. Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri.
Tenaga kerja keluarga ini merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan uang tetapi terkadang juga
membutuhkan tenaga kerja tambahan misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak maupun tenaga kerja langsung sehingga besar kecilnya upah
tenaga kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja pria umumnya lebih tinggi bila dibandingkan dengan upah tenaga kerja wanita.
Umur tenaga kerja dipedesaan juga sering menjadi penentu besar kecilnya upah. Mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan menerima upah yang juga lebih
rendah bila dibandingkan dengan tenaga kerja yang dewasa. Oleh karena itu penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi hari kerja orang HKO atau hari kerja
Universitas Sumatera Utara
setara pria HKP. Lama waktu bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula
sebaliknya. Manajemen terdiri dari merencanakan, mengorganisasikan dan melaksanakan serta
mengevaluasikan suatu proses produksi. Karena proses produksi ini melibatkan sejumlah orang tenaga kerja dari berbagai tingkatan, maka manajemen berarti pula
bagaimana mengelolah orang-orang tersebut dalam tingkatan atau tahapan proses produksi.
Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis kalau faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi maksimum. Dikatakan efisien harga
kalau nilai dari produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut
mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi harga Soekartawi,1986.
2.2.1. Evaluasi Program PUAP
Evaluasi pelaksanaan program PUAP dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program tersebut telah sesuai atau berhasil berdasarkan indikator-
indikator yang ada. Keberhasilan program PUAP akan memberikan dampak berupa manfaat yang optimal dan oleh karena itu evaluasi pelaksanaan program ini sangat
diperlukan untuk menilai indikator-indikator keberhasilan PUAP antara lain: Indikator keberhasilan output antara lain:
a. Tersalurkannya dana PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin anggota Gapoktan sebagai modal untuk melakukan usaha produktif
pertanian; dan
Universitas Sumatera Utara
b. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani.
Indikator keberhasilan outcome antara lain: a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan
modal usaha untuk petani angota baik pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani;
b. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang mendapatkan bantuan modal usaha;
c. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis hulu, budidaya, dan hilir di perdesaan; dan
d. Meningkatnya produktivitas petani pemilik dan atau penggarap, buruh tani dan rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.
Sedangkan indikator benefit dan impact antara lain: a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di lokasi
desa PUAP; b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi petani di perdesaan yang
dimiliki dan dikelola oleh petani; dan c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan.
Departemen Pertanian, 2010b.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut, maka untuk menilai keberhasilan program PUAP, akan digunakan salah satu indikator yang dianggap bisa mewakili
keberhasilan program tersebut. Indikator yang dimaksud adalah menilai tingkat produktivitas. Pemilihan indikator ini dengan pertimbangan bahwa produktivitas
merupakan salah satu parameter yang bisa digunakan untuk menilai tingkat
Universitas Sumatera Utara
kesejahteraan seseorang. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Daerobi 2007 yang menyatakan bahwa indikator kesejahteraan dapat dilihat melalui dimensi moneter
yaitu produktivitas dan pengeluaran.
2.2.2. Penilaian Kinerja Gapoktan
Menurut Nazir, 2005: penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu
kelompok. Penilaian keberhasilan kinerja suatu lembaga dapat mengacu pada pencapaian sasaran
dan tujuan. Parameter keberhasilan kinerja Gapoktan dapat diukur dari kemampuan lembaga tersebut dalam menyalurkan dan mengelola dana PUAP secara efektif.
Efektivitas pengelolaan dan penyaluran dana PUAP ditentukan oleh kemampuannya menjangkau sebanyak mungkin petani dalam hal ini anggota kelompok tani yang
benar-benar memerlukan bantuan penguatan modal untuk kegiatan usahanya. Penilaian keefektifan ini dapat dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda yaitu dari
sisi penilaian kinerja Gapoktan dalam menyalurkan dana PUAP kepada anggotanya dan dari sisi persepsi anggota atau yang menerima dana bantuan PUAP.
Penilaian keefektifan penyaluran kredit penyaluran dana PUAP dengan melihat kinerja aktivitas dapat diketahui dengan menggunakan beberapa tolak ukur sebagai
berikut : 1. Target dan Realisasi Target
Berapa persentase realisasi kredit pinjaman dana PUAP yang dapat tersalurkan bila dibandingkan dengan tingkat pengajuan pinjaman.
2. Jangkauan Kredit Tersalurkannya Dana PUAP
Universitas Sumatera Utara
Bagaimana jangkauan kredit pinjaman dana PUAP terhadap masyarakat petani, dalam artian beragamnya sektor yang menerima bantuan kredit. Semakin
beragam sektor penerima kredit maka kredit semakin efektif. 3. Frekuensi Kredit Pinjaman dana PUAP
Jumlah pengguna petani yang menggunakan dana kredit pinjaman dana PUAP. Frekuensi pinjaman ini dilihat dari banyaknya trsansaksi, dalam hal ini transaksi
peminjaman dan pengembalian pinjaman. 4. Persentase Tunggakan
Persentase tunggakan ditentukan dari banyaknya jumlah tunggakan pinjaman kredit tersebut.
5. Pembentukan LKM-A Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis LKM-A merupakan lembaga keuangan
mikro yang ditumbuhkan dari Gapoktan pelaksana PUAP dengan fungsi utamanya adalah untuk mengelola aset dasar dari dana PUAP dan dana keswadayaan
angggota. Disisi lain, Departemen Pertanian, 2010
e
menyatakan bahwa keberhasilan dalam efektivitas penyaluran menurut penerima kredit diukur dengan melihat tanggapan
kreditur terhadap persyaratan awal mudah, sedang, berat, prosedur peminjaman mudah, sedang, sulit, realisasi kredit cepat, sedang, lambat, biaya administrasi
ringan, sedang, berat, tingkat bunga ringan, sedang, berat, pelayanan dan jarak atau lokasi kreditur dekat. sedang, jauh.
Operasional penyaluran dana PUAP tersebut dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada Gapoktan terpilih sebagai pelaksana PUAP dalam hal penyaluran
dana penguatan modal kepada anggotanya. Agar mencapai hasil yang maksimal
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan
ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani Departemen Pertanian, 2010
a
.
2.2.3. Tujuan PUAP
Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan pedoman umum PUAP adalah untuk :
1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi
wilayah; 2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh
dan penyelia mitra tani; 3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk
pengembangan kegiatan usaha agribisnis. 4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra
lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.
2.3. Kerangka Pemikiran Operasional