13 Settleable solid adalah jumlah padatan tersuspensi yang dapat diendapkan selama periode
waktu tertentu. Padatan terlarut total Total Dissolved Solid atau TDS adalah bahan-bahan terlarut diameter 10
-6
mm dan koloid diameter 10
-6
mm – 10
-3
mm yang berupa senyawa- senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring. Hefni E, 2003
Prinsip analisa Zat padat terlarut yaitu zat padat yang lolos filter pada analisa zat tersuspensi kemudian diuapkan dan dikeringkan pada suhu 105
C. Residu yang tertinggal adalah zat padat terlarut.
Dalam metode analisa zat padat pengertian zat padat total adalah semua zat-zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana tersebut dikeringkan pada
suhu tertentu. Zat padat total terdiri dari zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi yang bersifat organis dan inorganis.
Zat Padat Tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis
dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya. Dimensi dari zat-zat
padat di atas adalah dalam mgL atau gL, namun sering pula ditemui berat yaitu kg zat padat kg larutan atau volume yaitu dm
3
zat padat liter larutan. G. Alaerts, 1984
2.4 Arang
Arang adalah padatan berpori yang terdiri dari karbon yang berbentuk amorf. Arang juga merupakan suatu jaringan atom dengan komponen utama karbon, berwarna hitam dan dapat
dihasilkan dalam bentuk serbuk, butiran, maupun bongkahan. Bahan yang mengandung hidrokarbon dapat digunakan sebagai sumber atau bahan baku pembuatan arang antara lain :
batubara, residu petrokimia, kayu, cangkang kelapa, tongkol jagung, tulang dan lain sebagainya. Dalam pembutan arang yang memegang peranan penting adalah fixed karbon yang terdapat
dalam komponen-kkomponen bahan baku seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Proses
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
14 pengarangan pirolisis merupakan suatu “ evolusi “ pembentukan dari bahan baku
menjadi arang melalui beberapa tahapan. Proses pembuatan arang dibagi atas 4 empat tahapan sebagai berikut :
1. Pada permulaan pemanasan, air menguap, kemudian selulosa terurai pada suhu antara 200-260
C 2. Pada suhu 260-310
o
C selulosa terurai secara intensif, pada tingkatan ini banyak dihasilkan cairan piroligneous, gas, dan ter
3. Pada suhu 310-500
o
C lignin terurai dan ter yang dibentuk lebih banyak, sedangkan cairan piroligneous dan gas menurun
4. Pada suhu lebih besar dari 500
o
C, diperoleh gas hidrogen yang sukar dikondensasikan dan tahapan ini merupakan proses pemurnian arang.
Arang dapat dibedakan menurut penggunaannya dan jenisnya, sebagai berikut : 1. Arang keras hard charcoal, banyak digunakan sebagai reduktan pengolahan biji logam,
metalurgi, arang aktif, serbuk hitam dan karbon disulfida. 2. Arang sedang moderate charcoal digunakan sebagai bahan bakar dan untuk obat-
obatan kimia seperti karbon disulfida, natrium sianida dan lain sebagainya. 3. Arang lunak soft charcoal, merupakan bahan baku untuk pembuatan arang aktif dan
briket arang.
Arang selain digunakan sebagai bahan bakar juga dapat digunakan sebagai adsorben bahan penyeerap. Daya serap ditentukan luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat
menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktivasi dengan aktivator bahan- bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian arang akan
mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia, arang yang demikian disebut arang aktif. Ita KS, 1996
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
15
2.5 Pembuatan Arang