16 Temperatur diatas 170
o
C akan menghasilkan CO, CO
2
dan asam asetat. Pada temperatur 275
o
C, dekomposisi menghasilkan tar, metanol, dan hasil sampingan lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400-600
o
C. 3. Aktivasi : Dekomposisi tar dan perluasan pori-pori
Dapat dilakukan dengan uap atau CO
2
sebagai aktivator. Dhanny H, 2001
2.6. Adsorpsi
Bila dua fasa bertemu terjadi kontak antar fasa, maka diantara kedua fasa terjadi daerah antar muka yang sifatnya berbeda dengan fasa ruah kedua fasa tersebut. Pada kondisi dan
tekanan tertentu, molekul-molekul dalam daerah ini dapat mengalami ketidakseimbangan gaya tersebut tercapai. Melekatnya atom atau molekul suatu zat pada permukaan zat lain disebut
adsorpsi. Zat yang teradsorpsi biasanya terkonsentrasi pada permukaan, hal ini menyebabkan pengurangan dari tegangan permukaan dan adsorpsi akan berlangsung terus sampai energi bebas
permukaan minimum. Benefield dkk, 1982
2.6.1. Adsorpsi Gas oleh Zat Padat
Daya serap zat padat terhadap gas tergantung dari jenis adsorben, jenis gas, luas permukaan adsorbens, temperatur gas, dan tekanan gas. Makin luas permukaan adsorbens, makin
banyak gas yang diserap. Luas permukaan sukar ditentukan, hingga biasanya daya serap dihitung tiap satuan massa adsorbens. Pada adsorpsi gas dipermukaan zat padat, terjadi kesetimbangan
antara gas yang terserap dengan gas sisa.
2.6.2. Adsorpsi Zat Terlarut oleh Zat Padat
Penyerapan zat dari larutan, mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap hanya zat terlarut atau pelarut. Bila dalam larutan ada dua zat atau
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
17 lebih, zat yang satu akan diserap labih kuat dari yang lain. Zat-zat yang dapat menurunkan
tegangan permukaan lebih kuat diserap.
Menurut jenisnya, adsorpsi pada antar muka dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu : 1. Adsorpsi Fisika
2. Adsorpsi Kimia Adsorpsi fisika dihasilkan karena adanya gaya-gaya Van Der Walls. Biasanya adsorpsi
fisika terjadi pada semua zat. Jika molekul-molekul yang diadsorpsi itu mempunyai gugus hidroksil, maka adsorpsi fisika dapat berlangsung disebabkan terbentuknya ikatan hidrogen.
Adsorpsi kimia adalah peristiwa dimana ikatan kimia terbentuk antara permukaan zat pada adsorben dan molekul-molekul yang diadsorpsi, dan sifat kimia adsorbat mula-mula beda
dengan sifat kimia dari keadaan setelah adsorpsi. Sukardjo, 1989
2.7.Jagung
Jagung Zea mays L. merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Menteri Pertanian mengungkapkan, tahun 2008, pemerintah
menargetkan produksi jagung sebesar 16,5 juta ton dari kebutuhan 13 juta ton. Dengan besarnya produksi jagung di Indonesia maka akan semakin besar pula limbah tongkol jagung yang
dihasilkan oleh tanaman palawija ini. Limbah tongkol jagung selama ini kurang dimanfaatkan, kebanyakan limbah tongkol jagung
hanya digunakan untuk bahan tambahan makanan ternak atau untuk kayu bakar.
Masalah dari limbah tongkol jagung ini dapat diatasi dengan menjadikan tongkol jagung menjadi produk yang bernilai. Tongkol jagung banyak sekali mengandung senyawa jenis
sellulosa.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
18 Tabel 2.1 Komposisi kimia tongkol jagung
Komponen Jumlah
Air 7,68
Sellulosa 19,48
Serat 38,99 Crude Fiber
Xilan 12,4
Lignin 9,1
Farida A P,2009
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1.Alat – alat
Alat – alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Neraca elektrik
Mettler PM 400 2. pH meter
WTW 3. Spektrofotometer
Milton Roy 4. Turbidimeter
HF scientific 5. Oven
Fisher 6. Alat – alat gelas
Pyrex 7. Mikro Pipet
Pyrex 8. Kertas Saring
Whatman 9. Botol Cuci
10. Kaleng 11. Kolom
12. Statif dan Klem
3.2. Bahan – bahan