BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air permukaan surface Water
Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan surface water dan air tanah ground water. Air permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk, rawa dan badan air lain,
yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheads atau drainage basins. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu
badan air disebut limpasan permukaan surface run off dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai river run off. Sekitar 60 air yang masuk ke sungai berasal dari
hujan, pencairan essalju terutama untuk wilayah ugahari, dan sisanya berasal dari air tanah.Wilayah di sekitar daerah aliran sungai yang menjadi tangkapan air disebut catchment
basin.
Air hujan yang jatuh ke bumi dan menjadi air permukaan memiliki kadar bahan-bahan terlarut atau unsur hara yang sangat sedikit. Air hujan biasanya bersifat asam, dengan nilai pH
sekitar 4,2. Hal ini disebabkan air hujan melarutkan gas-gas yang terdapat di atmosfer, misalnya gas karbondioksida CO
2
, sulfur S, dan nitrogen oksida NO
2
yang dapat membentuk asam lemah. Setelah jatuh ke permukaan bumi, air hujan mengalami kontak dengan tanah dan
melarutkan bahan-bahan yang terkandung di dalam tanah.
Perairan permukaan diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu badan air tergenang standing waters atau lentik dan badan air mengalir flowing waters atau lotik.
Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk, rawa dan sebagainya. Perairan tergenang lentik, khususnya danau. Biasanya mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
6 intensitas cahaya dan perbedaan suhu pada kolam air yang terjadi secara vertikal. Sedangkan
perairan mengalir lotik contohnya adalah sungai. Sungai dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar antara 0,1 – 1,0 mdetik serta sangat dipengaruhi oleh
waktu, iklim, dan pola drainase. Pada perairan sungai, biasanya terjadi pencampuran massa air secara menyeluruh dan tidak terbentuk stratifikasi vertikal kolom air seperti pada perairan lentik.
Kecepatan arus, erosi, dan sedimentasi merupakan fenomena yang biasa terjadi di sungai sehingga kehidupan flora dan fauna sangat dipengaruhi oleh ketiga variabel tersebut.
Klasifikasi perairan lentik sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan perbedaan suhu air, sedangkan klasifikasi perairan lotik justru dipengaruhi oleh kecepatan arus atau pergerakan
air, jenis sedimen dasar, erosi, dan sedimentasi.Hefni. E 2003
2.2. Air Tanah Groundwater