Umur Determinan Pemilihan Penolong Persalinan di Kecamatan Bandar Pulau Kabupaten Asahan Tahun 2012

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur dan Pendidikan di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 No Faktor Predisposisi Jumlah Persentase

1. Umur

30 tahun 59 61,5 ≥ 30 tahun 37 38,5 Jumlah 96 100,0 2. Pendidikan Tinggi 76 79,2 Rendah 20 20,8 Jumlah 96 100,0 Pengetahuan responden tentang bidan sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut 54 orang 56,3 yang mengetahui pemilihan penolong persalinan yang tepat adalah dengan melihat latar belakang pendidikan penolong persalinan; 36 orang 37,5 mengetahui keuntungan memilih penolong persalinan dengan tepat akan terhindar dari risiko kematian ibu dan bayi; Hanya 20 orang 20,8 mengetahui pertolongan persalinan lebih baik di fasilitas kesehatan seperti puskesmas, polindes, poskesdes dari pada di rumah; 85 orang 88,5 mengetahui bahwa persalinan yang ditolong bidan dilakukan penyuntikan pada ibu setelah bayi lahir untuk menghindari terjadinya perdarahan; 28 orang 29,2 yang menyatakan bahwa bidan sebagai penolong persalinan mudah dijumpai saat di butuhkan. Pengetahuan responden tentang dukun terlatih sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut 67 orang 69,8 mengetahui bahwa dukun bayi terlatih termasuk tenaga penolong persalinan tradisional yang berpengalaman; 59 orang 61,5 mengetahui bahwa persalinan yang mengalami penyulit keluar darah yang Universitas Sumatera Utara banyak sebelum melahirkan maka keputusan memilih penolong persalinan bukan ke dukun terlatih; 24 orang 25,0 mengetahui dukun terlatih dalam menolong persalinan alat-alat persalinannya sama dengan alat-alat persalinan yang digunakan bidan; 40 orang 41,7 mengetahui bahwa biaya persalinan yang ditolong oleh dukun terlatih tidak sama dengan biaya persalinan yang di tolong oleh bidan. Pengetahuan responden tentang dukun tidak terlatih adalah sebagai berikut 88 orang 91,7 mengetahui dukun tidak terlatih adalah termasuk tenaga penolong persalinan tradisional yang berpengalaman; 64 orang 66,7 rmengetahui dukun tidak terlatih dalam menolong persalinan alat-alat persalinannya tidak sama dengan alat-alat persalinan yang digunakan bidan; Sebanyak 48 orang 50,0 mengetahui bahwa biaya persalinan yang ditolong dukun tidak terlatih lebih murah dibandingkan biaya persalinan yang ditolong oleh bidan. Pengetahuan responden tentang dukun terlatih dan tidak terlatih sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut 48 orang 50,0 menyatakan dukun sebagai penolong persalinan selalu ada pada saat ibu membutuhkan; 44 orang 45,8 menyatakan tindakan mendorong perut ibu bagian atas ke bawah selalu dilakukan oleh dukun dalam menolong persalinan; 59 orang 61,5 menyatakan tindakan mendorong perut ibu bagian atas ke bawah yang selalu dilakukan oleh dukun dalam menolong persalinan adalah tindakan yang berbahaya; Hanya 19 orang 19,8 mengetahui dukun bayi dapat menolong persalinan dengan posisi bayi melintang. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Penolong Persalinan yang Aman di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 Pernyataan Jawaban Ya Jawaban Tidak Total 1. Pemilihan penolong persalinan yang tepat adalah dengan melihat latar belakang pendidikan penolong persalinan. 54 56,3 42 43,7 96 100 2. Keuntungan memilih penolong persalinan dengan tepat akan terhindar dari risiko kematian ibu dan bayi 36 37,5 60 62,5 96 100 3. Pertolongan persalinan yang dilakukan di rumah lebih baik dari pada di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, polindes, poskesdes. 76 79,2 20 20,8 96 100 4. Persalinan yang ditolong bidan dilakukan penyuntikan pada ibu setelah bayi lahir untuk menghindari terjadinya perdarahan. 85 88,5 11 11,5 96 100 5. Bidan sebagai penolong persalinan mudah dijumpai saat dibutuhkan. 68 70,8 28 29,2 96 100 6. Dukun terlatih tidak termasuk tenaga penolong persalinan tradisional yang berpengalaman. 29 30,2 67 69,8 96 100 7. Dukun terlatih dalam menolong persalinan alat- alat persalinannya tidak sama dengan alat-alat persalinan yang digunakan bidan. 72 75,0 24 25,0 96 100 8. Ibu yang menggunakan jasa dukun terlatih dalam pertolongan persalinan biaya persalinannya sama dengan persalinan yang ditolong oleh bidan 56 58,3 40 41,7 96 100 9. Persalinan yang mengalami penyulit keluar darah yang banyak sebelum melahirkan maka keputusan memilih penolong persalinan adalah ke dukun terlatih. 37 38,5 59 61,5 96 100 10. Dukun tidak terlatih dalam menolong persalinan alat-alat persalinannya tidak sama dengan alat- alat persalinan yang digunakan bidan. 64 66,7 32 33,3 96 100 11. Ibu yang menggunakan jasa dukun tidak terlatih dalam pertolongan persalinan biaya persalinannya lebih murah dibandingkan persalinan yang ditolong oleh bidan. 48 50,0 48 50,0 96 100 12. Dukun bayi tidak terlatih adalah termasuk tenaga penolong persalinan tradisional yang berpengalaman 88 91,7 8 8,3 96 100 13. Tindakan mendorong perut ibu bagian atas ke bawah yang selalu dilakukan oleh dukun dalam menolong persalinan adalah tindakan yang tidak berbahaya. 37 38,5 59 61,5 96 100 Universitas Sumatera Utara 14. Dukun bayi sebagai penolong persalinan selalu ada pada saat ibu membutuhkan. 48 50,0 48 50,0 96 100 15. Dukun dapat menolong persalinan dengan posisi bayi melintang. 77 80,2 19 19,8 96 100 16. Tindakan mendorong perut ibu bagian atas ke bawah selalu dilakukan oleh dukun dalam menolong persalinan. 44 45,8 52 54,2 96 100 Hasil pengukuran pengetahuan kemudian dikategorikan, maka ditemukan 79,2 responden dalam kategori baik seperti pada Tabel 4.4. berikut. Tabel 4.4 Pengetahuan Responden tentang Penolong Persalinan yang Aman di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 Kategori Pengetahuan Jumlah a. Baik 76 79,2 b. Tidak baik 20 20,8 Jumlah 96 100,0 Sikap responden terhadap bidan sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut 40 orang 41,7 menyatakan setuju setiap persalinan harus ditolong oleh bidan; Hanya 9 orang 9,4 menyatakan tidak setuju penolong persalinan bukanlah orang yang sama dengan yang memeriksa kehamilan; 24 orang 25,0 menyatakan setuju untuk menghindari terjadinya perdarahan sesudah persalinan pertolongan persalinan harus dengan bidan; 14 orang 14,6 menyatakan setuju perawatan ibu bersalin harus sampai selesai masa nifas; Sebanyak 28 orang 29,2 menyatakan tidak setuju jika bidan desa tidak tinggal menetap di desa tempat bertugasnya; Hanya 4 orang 4,2 menyatakan setuju sebelum bersalin ibu dan suami harus sudah merencanakan penolong persalinan. Tabel 4.3 Lanjutan Universitas Sumatera Utara Sikap responden terhadap dukun terlatih sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut 29 orang 30,2 menyatakan tidak setuju persalinan normal yang di tolong oleh dukun bayi terlatih tidak didampingi oleh bidan; 42 orang 43,8 menyatakan tidak setuju jika persalinan normal di tolong oleh dukun bayi terlatih. Sikap responden terhadap dukun tidak terlatih sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut hanya 6 orang 6,3 menyatakan setuju persalinan normal yang ditolong oleh dukun bayi tidak terlatih sebaiknya harus didampingi oleh bidan; 48 orang 50,0 menyatakan tidak setuju bersalin ditolong oleh dukun bayi tidak terlatih. Tabel 4.5 Distribusi Sikap Responden tentang Penolong Persalinan di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 Sikap Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Total 1. Setiap persalinan harus ditolong oleh bidan 40 41,7 52 54,2 4 4,1 96 100 2. Penolong persalinan bukan mesti orang yang sama dengan yang memeriksa kehamilan. 21 21,9 66 68,7 9 9,4 96 100 3. Untuk menghindari terjadinya perdarahan sesudah persalinan pertolongan persalinan harus dengan bidan. 24 25,0 54 56,2 18 18,8 96 100 4. Perawatan ibu bersalin harus sampai selesai masa nifas. 14 14,6 60 62,5 22 22,9 96 100 5. Bidan desa tidak harus menetap di desa tempat bertugasnya. 17 17,7 51 53,1 28 29,2 96 100 6. Sebelum bersalin ibu dan suami harus sudah merencanakan penolong persalinan. 4 4,2 53 55,2 39 40,6 96 100 7. Persalinan normal yang di tolong oleh dukun tidak terlatih sebaiknya harus didampingi oleh bidan 6 6,3 59 61,4 31 32,3 96 100 8. Persalinan normal cukup ditolong oleh dukun terlatih. 4 4,2 50 52,1 42 43,7 96 100 9. Tidak ada salahnya bersalin ditolong 5 43 48 96 Universitas Sumatera Utara oleh dukun tidak terlatih 5,2 44,8 50,0 100 10. Persalinan normal yang di tolong oleh dukun terlatih tidak perlu didampingi oleh bidan 10 10,4 57 59,4 29 30,2 96 100 Hasil pengukuran sikap kemudian dikategorikan, maka ditemukan 60,4 responden dalam kategori tidak baik seperti pada Tabel 4.6 berikut. Tabel 4.6 Sikap Responden tentang Penolong Persalinan di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 Kategori Sikap Jumlah a. Baik 38 39,6 b. Tidak baik 58 60,4 Jumlah 96 100,0 Kepercayaan responden terhadap bidan sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut 71 orang 74,0 merasa aman ditolong oleh bidan desa walaupun bidan desa masih terlalu muda dan belum berkeluarga; Hanya 18 orang 18,8 menyatakan bidan adalah penolong persalinan yang terampil merasa aman persalinan ditolong oleh bidan; Hanya 16 orang 16,7 menyatakan banyak persalinan yang mengalami masalah dapat diatasi oleh bidan; 51 orang 53,1 percaya bahwa bidan dalam menolong persalinan tidak sabar melakukan episiotomi menggunting perineum; Hanya 27 orang 28,1 responden percaya ibu-ibu yang melahirkan ditolong oleh bidan tidak pernah mengalami perdarahan. Kepercayaan responden terhadap dukun terlatih sebagai penolong persalinan adalah sebagai berikut 51 orang 53,1 tidak percaya kebiasaan turun temurun dari orang tuamertua melahirkan, ditolong oleh dukun tidak pernah bermasalah; 50 orang Tabel 4.5 Lanjutan Universitas Sumatera Utara 52,1 tidak percaya dukun adalah penolong persalinan yang bertangan dingin; 81 orang 84,4 tidak percaya dukun adalah tenaga penolong persalinan yang sudah lama ada di masyarakat; 62 orang 64,6 menyatakan dukun adalah tetangga dekat rumah dan sudah seperti keluarga; 61 orang 63,5 tidak percaya dukun adalah penolong persalinan yang dapat membuat ketenangan jiwa pada saat melahirkan. Tabel 4.7 Distribusi Kepercayaan Responden tentang Penolong Persalinan di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 Kepercayaan Ya Tidak Total 1. Kebiasaan turun temurun dari orang tuamertua melahirkan, ditolong oleh dukun tidak pernah bermasalah 45 46,9 51 53,1 96 100 2. Dukun adalah penolong persalinan yang bertangan dingin. 46 47,9 50 52,1 96 100 3. Ibu-ibu yang melahirkan ditolong oleh bidan tidak pernah mengalami perdarahan 27 28,1 69 71,9 96 100 4. Bidan desa masih terlalu muda dan belum berkeluarga, merasa tidak aman ditolong oleh bidan yang masih muda 25 26,0 71 74,0 96 100 5. Dukun adalah tenaga penolong persalinan yang sudah lama ada di masyarakat. 15 15,6 81 84,4 96 100 6. Bidan adalah penolong persalinan yang terampil membuat rasa aman persalinan ditolong oleh bidan. 18 18,8 78 81,2 96 100 7. Banyak persalinan yang mengalami masalah dapat diatasi oleh bidan 16 16,7 80 83,3 96 100 8. Dukun adalah tetangga dekat rumah dan sudah seperti keluarga. 62 64,6 34 35,4 96 100 9. Bidan dalam menolong persalinan tidak sabar melakukan episiotomi menggunting perineum 51 53,1 45 46,9 96 100 10. Dukun adalah penolong persalinan yang dapat membuat ketenangan jiwa pada saat melahirkan . 35 36,5 61 63,5 96 100 Hasil pengukuran kepercayaan kemudian dikategorikan, maka ditemukan 82,3 responden dalam kategori tidak baik seperti pada Tabel 4.8. berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Kepercayaan Responden tentang Penolong Persalinan di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 Kategori Kepercayaan Jumlah a. Baik 17 17,7 b. Tidak baik 79 82,3 Jumlah 96 100,0 4.2.2 Faktor Enabling Hasil penelitian tentang faktor enabling meliputi penghasilan keluarga, keikutsertaan asuransi kesehatan, jumlah sarana pelayanan persalinan, jumlah tenaga penolong persalinan serta lokasi sarana pertolongan persalinan adalah sebagai berikut. Responden yang mempunyai pendapatan UMKab Asahan sebanyak 77 orang 80,2, responden yang tidak ikut asuransi kesehatan sebanyak 63 orang 65,6, responden yang menyatakan jumlah sarana pelayanan kesehatan cukup tersedia di sekitar tempat tinggalnya sebanyak 72 orang 75,0, namun fasilitas untuk pertolongan persalinan kurang lengkap, serta yang menyatakan jumlah tenaga kesehatan yang bertugas dinyatakan cukup oleh 76 orang 79,2, namun petugas kesehatan bidan desa sering tidak berada di tempat tugas. Lokasi tempat tinggal responden umumya dekat dengan sarana pelayanan kesehatan yaitu 59 orang 61,5, Perincian tentang faktor enabling seperti pada Tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Distribusi Faktor Enabling Responden di Kecamatan Bandar Pulau Tahun 2012 No Faktor Enabling Jumlah Persentase

1. Penghasilan Keluarga