Hasil stratifikasi kemampuan membayar keluarga dengan pemanfaatan penolong persalinan berdasarkan pembagian wilayah di Indonesia menunjukkan
bahwa selisih proporsi pemanfaatan penolong persalinan oleh bidan dan dukun tertinggi di wilayah kawasan Indonesia timur sebesar 9, wilayah Jawa dan Bali 4
dan wilayah Sumatera 1. Ini berarti bila dilihat dari kemampuan membayar keluarga, perbedaan proporsi pemanfaatan penolong persalinan oleh bidan dan
dukun terbesar di kawasan Indonesia timur 2 kali lebih besar daripada wilayah Jawa dan Bali.
Penghasilan keluarga berpengaruh terhadap pemilihan penolong persalinan seperti ditemukan penelitian Widawati 2008, bahwa 36,7 ibu yang berpenghasilan
rendah memilih dukun sebagai penolong persalinan, sedangkan ibu yang berpenghasilan tinggi hanya 28,4 yang memilih dukun sebagai penolong
persalinan.
5.3.2 Pengaruh Keikutsertaan Asuransi Kesehatan terhadap Pemilihan Penolong Persalinan
Hasil analisis bivariat dengan uji statistic chi-square menunjukkan ibu yang ikut asuransi kesehatan 78,8 memilih bidan sebagai penolong persalinannya.
Sebaliknya 73,0 ibu yang tidak ikut asuransi kesehatan juga memilih bidan sebagai penolong persalinan. Berdasarkan uji statistik nilai p=0,5350,05 maka
keikutsertaan asuransi kesehatan tidak berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. karena p
≥0,25 maka tidak diikut sertakan pada Analisis multivariat.
Universitas Sumatera Utara
Tidak berpengaruhnya keikutsertaan ibu dalam asuransi kesehatan terhadap pemilihan penolong persalinan pada penelitian ini, karena baik ibu yang ikut
asuransi kesehatan maupun yang tidak ikut asuransi kesehatan keduanya lebih memilih bidan sebagai penolong persalinaan dibandingkan dukun. Hal ini disebabkan
oleh karena pengetahuan ibu yang sudah lebih baik tentang bidan sebagai penolong persalinan. Hal ini dapat dilihat dari jawaban ibu pada pertanyaan pengetahuan
tentang penolong persalinan yang tepat adalah dengan melihat latar belakang pendidikan 56,3 menjawab, artinya ibu lebih yakin melahirkan ditolong oleh
bidan karena bidan telah mengikuti pendidikan formal tentang kebidanan, keyakinan tersebut diperkuat dengan jawaban ibu bahwa persalinan yang ditolong oleh bidan
dilakukan penyuntikan pada ibu setelah bayi lahir untuk menghindari terjadinya perdarahan sebanyak 85,5 ibu menjawab ya. Jasa pelayanan yang diberikan bidan
kepada ibu yang telah mendapatkan pertolongan persalinan di kecamatan Bandar Pulau dapat dibayarkan secara cicil, hal ini yang membuat ibu memilih bidan sebagai
penolong persalinannya. Hasil penelitian tersebut di atas tidak sesuai dengan penelitian Delima 2003
menyimpulkan bahwa keikutsertaan dalam program jaminan pelayanan kesehatan asuransi mempunyai hubungan bermakna dengan pemilihan penolong persalinan
oleh tenaga kesehatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan baik untuk rawat jalan maupun rawat inap pada peserta asuransi kesehatan secara konsisten lebih tinggi
dibandingkan dengan non peserta asuransi kesehatan yang disebabkan karena perbedaan hambatan finansial.
Universitas Sumatera Utara
5.3.3 Pengaruh Sarana Pelayanan Persalinan terhadap Pemilihan Penolong Persalinan