Sejarah Uang dalam Islam

ada masyarakat tanpa pertukaran barang dan tidak ada pertukaran yang efektif tanpa ekuivalensi. Sedangkan ekuivalensi hanya dapat ditentukan dengan tepat bila ada ukuran yang sama. Sehingga penciptaan koin emas dinar dan koin perak dirham merupakan karunia Allah dan semua transaksi ekonomi didasarkan pada dua jenis uang ini. 8 Dalam perkembangan islam uang telah banyak dijelaskan oleh Rasulullah SAW, sahabat dan generasi sesudahnya. Dimana dinar dan dirhamlah yang digunakan oleh mereka sebagai alat transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Selain logam, tembaga fals atau fulus juga digunakan sebagai uang, namun tidak sepenuhnya dihukumi sebagai uang. 9

2. Peran, Fungsi dan Karakteristik Uang

Pada umumnya uang berfungsi sebagai alat tukar medium of exchange, sebagai penyimpan nilai store of value, sebagai satuan perhitungan unit of account, 10 dan sebagai standar pembayaran utang yang ditunda standar of deferred payment. 11 Adapun fungsi dan karakteristik mata uang jauh sebelum itu telah dijelaskan oleh ibnu taimiyah bahwa mata uang merupakan pengukur nilai dan media pertukaran bagi sejumlah barang yang berbeda. 12 8 Adiwarman A Karim,Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 334-335. 9 Andri Kurniawan , “Sejarah Dinar”, artikel diakses pada 29 Oktober 2014 dari http: www.usahadinar.com sejarah-dinar,. 10 Muhaimin Iqbal, Dinar Nomic ; Membangun Keberkahan Usaha dengan Uang yang Adil, h. 104. 11 Said Kelana, Teori Ekonomi Makro, h. 155. 12 Adiwarman A Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, h. 373. Sedangkan Al- Maqrizi menjelaskan, “sejak sebelum maupun setelah kedatangan islam uang telah digunakan umat manusia untuk menentukan berbagai harga barang dan biaya tenaga kerja. “Artinya, uang mempunyai peranan sangat penting dalam kehidupan umat manusia. Sebab, dengan menggunakan uang, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidup serta memperlancar aktifitas kehidupan dan untuk mencapai tujuan ini, mata uang yang dipakai hanya terdiri dari emas dan perak. 13

3. Pendapat Para Ahli Ekonomi tentang Uang Kertas

Menurut Muhaimin Iqbal secara efektif uang resmi yang kita pakai saat ini rupiah,dollar memang dapat digunakan sebagai alat tukar. Namun, ia tidak memerankan fungsi store of value dan unit of account. Sebab, uang kertas hanya memerankan sebagai alat tukar medium of exchange saja. Sedangkan fungsi store of value nilainya mudah tergerus inflasi. Nilai yang terus menurun itulah yang membuat uang kertas tidak bisa konsisten dipakai sebagai unit of account. 14 Lebih tegas Muhaimin Iqbal menyatakan,” kita tahu fakta di dunia modern ini bahwa uang kertas tidak akan bertahan terlalu lama. Bahkan semua uang kertas yang ada di dunia modern ini tidak ada satupun yang telah membuktikan dirinya bisa survive dalam seratus tahun saja. Bisa jadi nama uangnya masih ada, tetapi daya belinya sangat jauh berbeda dalam rentang 13 Ibid, h. 373. 14 Muhaimin Iqbal, Dinar Nomic; Membangun Keberkahan Usaha dengan Uang yang Adil, h. 104. waktu yang tersebut”. 15 Sementara itu, Direktur Wakala Induk Nusantara, Zaim Saidi menyatakan, “fiat money is fraud.”Artinya, fiat money adalah penipuan. Karena, uang kertas sama-sama dari kertas yang tak bernilai, berbeda karena gambarnya. Selain itu uang kertas adalah pajak dan riba. 16 Hal senada juga dijelaskan oleh Frassminggi Kamasa bahwa uang kertas adalah bentuk penipuan terbesar dalam sejarah manusia.Uang kertas tidak memiliki nilai intristik dan tidak dijamin oleh emas yang dari hari ke hari nilainya terus merosot. Bukan hanya uang kertas yang terus menurun, dolar yang merupakan fiat money juga mengalami inflasi. Bahkan sejak pendirian The Fed, dolar AS telah kehilangan 95 dari daya belinya. Dengan kata lain dolar tidak mampu berfungsi sebagai alat pengukur nilai yang setia. 17 Lutfi Hamidi juga menyatakan bahwa penggunaan uang kertas sebagai alat transaksi moneter internasional telah membuka ruang penjajahan baru dan sebagai salah satu biang ketidakadilan moneter dunia. Pasalnya, dengan uang kertas itulah sebuah negara bisa menjajah, menguasai, bahkan melucuti kekayaan negara lain. Dimana negara yang memiliki nilai uang kertas lebih kuat, ia menekan negara lainnya lebih rendah. 18 Maka jelas bahwa uang kertas tidak seperti dinar dan dirham yang memiliki nilai stabil. Bahkan penerbitan uang kertas yang berlebihan akan berakibat inflasi keuangan yang dapat 15 Ibid.,h. 88. 16 Zaim Zaidi, Makalah , “International Trade As Medium of Business Interaction And The Use of Gold Dinar : Historical Perspective and Future Challenges ” Malang: Universitas Malang, 2014, h. 2. 17 Frassminggi Kamasa,The Age Deception, h. 161. 18 Ryan Febrianti, “Saatnya Kembali ke Dinar Dirham” Majalah Gontor, April 2012: h. 68.