Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah

C. Penulisan Karya Ilmiah Bagi Pustakawan

Karya para ilmuwan yang menghasilkan ilmu pengetahuan membuka peluang kepada pustakawan, untuk dapat memberdayakan informasi dan menyebarluaskannya. Para ilmuan tersebut mampu menyediakan informasi baru melalui penelitian yang kemudian dipublikasikan untuk kebutuhan khalayak ramai. Belajar dari hal tersebut di atas, Iskandar Sulaiman selaku Pustakawan Perpustakaan Utama UIN Syahid yang mengutip dari Prabowo Tjitropranoto 1995 mengemukakan bahwa pustakawan harus mampu melaksanakan penelitian dibidang perpustakaan untuk menentukan inovasi baru sebagai alternatif pemecahan masalah berdasarkan kajian, analisis atau penelitian ilmiah, yang pada akhirnya penelitian ini dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah. 26 Dengan kata lain bahwa penulisan karya ilmiah yang dilakukan pustakawan dapat memberikan pemecahan-pemecahan masalah yang sering dialami oleh pustakawan dalam mengelola perpustakaan. Karena, secara tidak langsung pustakawan akan mampu mengeluarkan inovasi-inovasi baru dalam karya tulis yang dihasilkan tersebut. Selain itu menurut Drs.Anwar Syamsuddin, MM pustakawan yang rajin dan mampu menciptakan suatu karya tulis ilmiah akan dapat mengembangkan potensi pustakawan yang ada di Indonesia. Maksudnya, ialah bahwa pustakawan tidak akan di pandang sebagai ilmu melaikan sebagai profesi yang sangat mulia. Selain alasan yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa penulisan karya ilmiah 26 Iskandar Sulaiman. “Upaya Memberdayakan Pustakawan dalam Melaksanakan Kegiatan Fungsional Pustakawan” Al-Maktabah IV, No. 1 April 2002, h. 47. menyumbangkan poin angka kredit yang tinggi dalam jabatan fungsional, dengan penulisan karya ilmiah juga pustakwan akan terus belajar untuk dapat memajukan perpustakaan yang mereka kelola. 27 Jadi, dalam hal ini penulis menyimpulkan bahwa penulisan karya ilmiah yang dilakukan oleh pustakawan adalah suatu bentuk untuk menciptakan inovasi baru, guna menyebarluaskan informasi, memberikan solusi dalam menyosialisasikan perpustakaan, dokumentasi dan informasi sebagai pusat ilmu pengetahuan, juga mengasah keterampilan ilmiah pustakawan untuk menunjang jabatan fungsional pustakawan itu sendiri pada khususnya.

D. Penelitian Sebelumnya

Pada penelitian sebelumnya penulis belum menemukan judul yang serupa dengan apa yang penulis tulis saat ini. Namun, terdapat beberapa poin-poin yang hampir sama dalam sebuah tulisan yang ditulis oleh Pergola Irianti dalam artikelnya yang berjudul “Profesi Pustakawan dan Kemandirian” yang di tulis di Buletin Perpustakaan Nomer 25 yang terbit pada tanggal 1 Desember 1997. Dalam penelitiannya Pergola Irianti mengatakan bahwa profesi pustakawan telah ditetapkan pemerintah sebagai jabatan fungsional. Dengan jabatan fungsional tersebut pustakawan dituntut untuk, memiliki pendidikan, keahlian, dan keterampilan di bidang perpustakaan yang didapat melalui pendidikan formal, penataran atau diklat dan sebagainya. Selain itu juga, pustakawan harus memiliki 27 Wawancara penulis dengan Drs. Anwar Syamsuddin, MM pada tanggal 10 Februari 2012