Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisa Data

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Pustakawan

1. Pengertian Pustakawan

Tidak semua orang yang bekerja di perpustakaan dapat disebut pustakawan. Adapun definisi pustakawan menurut organisasi pustakawan Indonesia IPI adalah orang yang memberikan layananjasa kepada masarakat sesuai dengan misi yang diemban oleh badan induknya berdasarkan Ilmu Perpustakaan. 13 Banyak ilmuwan yang memberikan batasan pada kata pustakawan. Dari sekian banyak batasan pengertian pustakawan, ada dua yang penulis cermati, yaitu batasan yang diberikan oleh Prof. Sulistyo-Basuki dan yang tercantum dalam Bab I Pasal I ayat 8 Undang-Undang No. 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan yang berisi bahwa, Pustakawan adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan danatau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Kemudian yang kedua adalah pengertian pustakawan yang terdapat dalam BAB I Pasal I Ayat 1 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 132KEPM.PAN2002 yang menyatakan bahwa, Pustakawan adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, 13 Sulistyo-Basuki, Pengantar Ilmu Perpusakaan Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993, h.6 wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan kepustakawanan pada unit-unit perpustakaan, dokumentasi dan informasi instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya Menurut Hernandono pustakawan adalah “Pegawai Negeri Sipil yang berijazah di bidang perpustakaan, dokumentasi, dan informasi yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang, untuk melakukan kegiatan perpustakaan dan dokumentasi pada unit-unit perpustakaan instansi pemerintah atau unit tertentu lainnya”. 14 Persyaratan pendidikan formal di bidang ilmu perpustakaan mengacu kepada jabatan atau orang yang bertanggung jawab atas manajemen kerja perpustakaan, sedangkan orang yang tidak mempunyai pendidikan formal ilmu perpustakaan bisa disebut tenaga penunjang dan staf administrasi, karena itulah tenaga pustakawan dapat dibedakan menjadi dua kelompok tenaga kerja, yaitu tenaga profesional dan tenaga nonprofessional. 15 Selain itu Pustakawan seperti halnya komponen lain di masyarakat, menjadi salah satu pihak yang berkepentingan dalam upaya penyebaran informasi masyarakat. Terutama, dalam menuju masyarakat metropolitan yang informatif di era globalisasi informasi. Demikian disampaikan Dra Pinky Saptandari MA, Ketua Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, dalam makalah seminar berjudul “Akses Informasi dan Pemberdayaan Masyarakat”,di Hotel Sahid Surabaya. 14 Hernandono, Perpustakaan dan Kepustakawanan Jakarta: Universitas Terbuka, 1999, h.12 15 Iskandar Sulaiman, “Mencari Falsafah Kepustakawanan Indonesia”. Al-Maktabah, III, I April 2001, h. 42 ”Pustakawan setidaknya dapat memberi warna bagaimana memberdayakan masyarakat. Bagaimana potensi lain di luar media massa sebagai panglima informasi dikembangkan, untuk mengimbangi media massa yang tidak selalu mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat,”ujar Pinky. 16 Dengan demikian penulis mampu mengambil kesimpulan bahwa apa yang dimaksud dari pustakawan yang memiliki kompetensi adalah pustakawan yang memiliki kecakapan, keterampilan, dan pengetahuan yang baik dalam segala hal. Pustakawan dituntut untuk mampu mengesuai teknologi informasi dan kemampuan komunikasi yang baik sehingga dalam memberikan pelayanan kepada pemustaka akan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya, dikatakan bahwa pustakawan mempunyai tugas adalah tugas untuk memberikan pelayanan, penyebarluasan informasi, dan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Pustakawan memiliki wewenang yaitu pustakawan mampu menyebarluaskan informasi melalui perpustakaan yang dikelolanya dengan cara yang dianggap dapat mewujudkan tujuan perpustakaan itu sendiri. Pustakawan juga memiliki wewenang untuk tidak menyebarkan informasi jika itu dianggap dapat merugikan kehidupan bangsa. Kemudian pustakawan memiliki hak, yaitu hak untuk memperoleh kehidupan yang layak. Baik sebagai manusia social ataupun sebagai profesional yang pustakawan emban. Namun, di lain sisi pustakawan masih mendapatkan apresiasi yang rendah oleh masyarakat. Padahal, pustakawan sebagai pengelola pusat 16 “Pustakawan Berperan dalam Penyebaran Informasi Masyarakat,” Kompas Jawa Timur, 16 Oktober 2003, h. 54.