Daerah kristalin memiliki ketebalan 0,7 – 1,1 nm, jauh lebih kecil dari grafit. Hal ini menunjukkan adanya 3 atau 4 lapisan atom karbon dengan kurang lebih terisi
20 – 30 heksagon di tiap lapisannya. Di antara kristal – kristal karbon terdapat rongga yang diisi oleh karbon – karbon amorf yang berikatan secara tiga dimensi
dengan atom-atom lainnya terutama oksigen. Retakan – retakan dan celah yang disebut pori berada di antara susunan karbon yang tidak teratur ini. Pori yang
ditemukan biasanya berbentuk silindris [28,29]. Struktur kimia dari karbon aktif dipengaruhi oleh sifat dari bahan baku serta
proses pembuatan dari karbon aktif itu sendiri. Sifat kimia dari karbon aktif sangat spesifik, sifat ini juga sangat menentukan kemampuan karbon aktif dalam
mengadsorpsi atau menyerap. Struktur kimia dari karbon aktif disusun oleh atom C, H, dan O yang terikat secara kimia membentuk gugus fungsional seperti pada
gambar 2.4 berikut. Gugus fungsional ini membuat permukaan karbon aktif reaktif secara kimiawi dan mempengaruhi sifat adsorpsinya sehingga karbon aktif bersifat
selektif [20,31].
Gambar 2.4 Struktur Kimia Karbon Aktif Sudibandriyo, 2003
2.2.4 Penggunaan Karbon Aktif
Penggunaan karbon aktif dibagi atas 2 tipe, yaitu karbon aktif sebagai pemucat dan sebagai penyerap uap [3].
1. Karbon aktif sebagai pemucat Pada umumnya memiliki bentuk powder yang sangat halus, dimana karbon dapat
digiling sebelum maupun sesudah aktivasi. Karbon aktif jenis ini memiliki diameter pori mencapai 1000 Å, digunakan dalam fase cair, biasa digunakan untuk
memindahkan zat-zat pengganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan, membebaskan pelarut dari zat-zat pengganggu dan kegunaan lain yaitu
pada industri kimia dan industri farmasi [3]. Bahan baku yang digunakan untuk
membuat karbon aktif sebagai pemucat biasanya berasal dari serbuk-serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan
mempunyai struktur yang lemah [3,6]. 2. Karbon aktif sebagai penyerap uap
Karbon Biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras, diameter pori berkisar antara 10-200 Å, tipe pori lebih halus, digunakan dalam fase gas, berfungsi
untuk memperoleh kembali pelarut, katalis, pemisahan dan pemurnian gas. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karbon aktif sebagai penyerap uap dapat
diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai bahan baku yang mempunyai struktur keras [3,6].
Berikut merupakan penggunaan karbon aktif dalam industri pangan dan bukan pangan [6].
1. Penggunaan dalam Industri pangan: a. Pemurnian minyak goreng
b. Pemurnian gula c. Penjernihan air
2. Penggunaan dalam industri bukan pangan: a. Industri kimia dan farmasi
b. Katalis Berikut merupakan tabel kegunaan karbon aktif :
Tabel 2.2 Penggunaan Karbon Aktif [6]