2. Proses yang digunakan dalam penelitian ini adalah perlakuan termal aktivasi dan
adsorpsi. 3.
Variabel penelitian adalah suhu aktivasi dan jenis aktivator adsorben adalah sebagai berikut:
− Suhu aktivasi fisika. − Jenis aktivatornya meliputi KOH, H
3
PO
4
dan ZnCl
2
4. Parameter pengujiannya adalah sifat fisik karbon aktif, kadar air, kadar abu, dan
daya serap terhadap iodium dari karbon aktif.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 AREN
Gambar 2.1 Pelepah Aren Sahari, dkk., 2012 Arenga pinnata
atau aren tersebar di seluruh Asia Tenggara, dari India dan Sri Lanka di bagian barat hingga ke Guam dan Papua Nugini di bagian timur, serta
dari Myanmar di bagian utara hingga ke Nusa Tenggara Timur di selatan Indonesia. Biasanya tanaman ini tumbuh dekat dengan permukiman penduduk [13]. Tanaman
palma daerah tropis basah ini beradaptasi baik pada berbagai agroklimat, mulai dari dataran rendah hingga 1.400 m di atas permukaan laut, dengan suhu lingkungan
yang terbaik rata-rata 25 C dengan curah hujan setiap tahun rata-rata 1.200 mm [14,
15]. Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hampir di seluruh
wilayah Nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab, dan tumbuh secara individu maupun secara berkelompok. Luas pertanaman aren di
Indonesia sendiri pada tahun 2002 adalah 47.730 ha, terutama terdapat di Sumatera
Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan[14].
Tanaman aren belum dibudidayakan secara maksimal dan sebagian besar diusahakan dengan menerapkan teknologi yang minim. Produk utama tanaman aren
pada umumnya adalah nira yang biasanya diolah menjadi gula aren dan tuak, kolang- kaling, ijuk, dan tepung. Kayu dari pohon aren dapat diolah menjadi mebel atau
kerajinan tangan, seperti halnya kayu dari pohon kelapa. Bagian dari tanaman aren yang masih jarang dimanfaatkan adalah pelepah aren.
Pada penelitian Sangi, dkk 2012 pelepah aren dimanfaatkan tepungnya sebagai bahan pembuatan obat kulit di daerah Sulawesi Utara. Kandungan dari pelepah aren
belum diketahui secara pasti. Namun, hasil uji fitokimia dari tepung pelepah aren hasil penelitian Sangi, dkk 2012 menunjukkan bahwa pelepah aren ternyata
memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder yaitu alkaloid, triterpenoid, dan tanin [8]. Fakta ini mendukung proses pembuatan karbon aktif dari pelepah aren
yang sudah tua atau yang sudah tidak produktif lagi.
2.2 KARBON AKTIF
Karbon aktif merupakan arang berpori dengan struktur amorphous atau mikrokristalin yang sebagian besar terdiri dari karbon bebas dan memiliki
“permukaan dalam” internal surface, biasanya diperoleh dengan perlakuan khusus dan memiliki luas permukaan berkisar antara 300-2000 m
2
gr dan daya serap berkisar 25-1000 terhadap berat karbon aktif [3,5,16]. Karbon aktif mempunyai rumus
kimia C, dapat dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih
luas [3]. Karbon aktif bukan merupakan karbon murni, tetapi mengandung sejumlah unsur lain yang terikat secara kimia yaitu hidrogen dan oksigen. Unsur tersebut
berasal dari proses karbonasi yang tidak sempurna atau terkontaminasi dari luar sewaktu proses aktivasi [17].
Karena bentuknya yang berpori dan besar luas permukaannya yang spesifik, karbon aktif memiliki sifat adsorpsi yang dapat disesuaikan dengan penggunaan yang
diinginkan. Sebagai contoh yaitu penggunaan jenis karbon aktif yang berbeda dalam