Uji Kadar Air PROSEDUR ANALISA .1 Prosedur Perhitungan Rendemen Arang SNI 1996

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PEMBUATAN KARBON AKTIF PELEPAH AREN

Pada kajian ini, pelepah aren diaktivasi secara fisika dan kimia yaitu dipanaskan dalam oven pada suhu 110 C, direndam dalam larutan H 3 PO 4 . KOH, dan ZnCl 2 selama 24 jam dan kemudian dikarbonisasi di furnace pada suhu 400 C, 500 C, dan 600 C selama 1 jam. Proses perendaman pelepah aren di dalam larutan H 3 PO 4 , KOH, dan ZnCl 2 bertujuan untuk memperbesar porositas dan surface area. Proses ini menghilangkan sebagian besar jari-jari pori yang telah terbentuk. Sedangkan proses karbonisasi di dalam furnace pada suhu 400 C, 500 C, dan 600 C selama 1 jam adalah suatu perlakuan termal. Perlakuan ini menurut Napitupulu 2009 bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan kimia atau mengoksidasi molekul permukaan sehingga luas permukaan bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi . Pada suhu karbonisasi 400 C dan 500 C pada setiap perlakuan variasi aktivator dihasilkan sifat fisik karbon aktif berwarna kehitaman, tidak berbau, dan berupa padatan dimana tekstur lebih padat dan lembab. Selanjutnya, pada karbon aktif dengan suhu 600 C menggunaan aktivator ZnCl 2 terjadi perubahan warna yaitu dari hitam menjadi abu - abu kehitaman. Selain proses aktivasi, proses pencucian juga memiliki bagian yang penting dalam mempengaruhi kualitas karbon aktif. Proses pencucian pada penelitian ini menggunakan aquadest. Aquadest yang digunakan dipanaskan terlebih dahulu menggunakan hot plate. Penggunaan aquadest yang dipanaskan terlebih dahulu diharapkan dapat memaksimalkan proses pencucian. Pencucian ini dimaksudkan untuk membersihkan karbon aktif yang sudah jadi dari sisa – sisa agen aktivator kimia yang telah bercampur pada bahan dasar. Aquadest dipilih sebagai larutan pencuci karena sifatnya yang netral sehingga mencegah terjadinya reaksi pada karbon aktif yang telah terbentuk. Proses pencucian berlangsung cukup lama dan dilakukan dengan menambahkan aquadest berulang – ulang, tergantung seberapa banyak agen aktivator yang masih menempel pada karbon aktif. Proses pencucian ini berakhir jika sudah didapatkan karbon aktif yang memiliki pH netral yaitu sebesar 7 dan ini diuji menggunakan kertas pH indikator. Menurut penelitian sebelumnya oleh Akhmad,dkk 2013 proses pencucian yang kurang bersih dapat menyebakan karbon memiliki luas permukaan aktif yang tidak maksimal karena adanya karbon yang masih berikatan dengan aktifier dan. Setelah proses pencucian, karbon aktif dikeringkan kembali di dalam oven bersuhu 110 – 115 C selama dua jam untuk menghilangkan kandungan air pada karbon aktif. Karbon aktif yang telah dikeringkan baru kemudian disimpan dalam wadah yang bersih, kering, dan tertutup rapat untuk mencegah masuknya kontaminan. Sebagai pembanding dibuat juga karbon aktif yang tidak menggunakan agen aktivator kimia. Berikut merupakan gambar hasil pembuatan karbon aktif tanpa diimpregnasi aktivator. Gambar 4.1 Karbon Aktif Pelepah Aren Tanpa Aktivator Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa rata – rata hasil dari karbon aktif pelepah aren tanpa impregnasi aktivator kimia memiliki warna yang cenderung tidak hitam melainkan abu – abu. Hal ini disebabkan oleh cukup besarnya kandungan abu yang terkandung pada karbon yang dihasilkan. Hessler 1951 dan Smith 1992 menyatakan bahwa unsur-unsur mineral aktivator masuk diantara plat heksagon dari kristalit dan memisahkan permukaan yang mula-mula tertutup. Sehingga pada saat pemanasan dilakukan, senyawa kontaminan yang berada dalam pori menjadi lebih mudah terlepas. Hal ini menyebabkan luas permukaan yang aktif bertambah besar dan meningkatkan daya serap karbon aktif. T=400 C T=500 C T=600 C