membuat karbon aktif sebagai pemucat biasanya berasal dari serbuk-serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan
mempunyai struktur yang lemah [3,6]. 2. Karbon aktif sebagai penyerap uap
Karbon Biasanya berbentuk granular atau pellet yang sangat keras, diameter pori berkisar antara 10-200 Å, tipe pori lebih halus, digunakan dalam fase gas, berfungsi
untuk memperoleh kembali pelarut, katalis, pemisahan dan pemurnian gas. Bahan baku yang digunakan untuk membuat karbon aktif sebagai penyerap uap dapat
diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai bahan baku yang mempunyai struktur keras [3,6].
Berikut merupakan penggunaan karbon aktif dalam industri pangan dan bukan pangan [6].
1. Penggunaan dalam Industri pangan: a. Pemurnian minyak goreng
b. Pemurnian gula c. Penjernihan air
2. Penggunaan dalam industri bukan pangan: a. Industri kimia dan farmasi
b. Katalis Berikut merupakan tabel kegunaan karbon aktif :
Tabel 2.2 Penggunaan Karbon Aktif [6]
No Pemakai
Kegunaan JenisMesh
1 Industri obat dan
makanan Menyaring, penghilangan bau,
dan rasa 8 x 30,325
2 Minuman keras dan
ringan Pengilangan warna, bau pada
minuman 4 x 8,4 x 12
3 Kimia perminyakan
Penyulingan bahan mentah 4 x 8,4 x
12,8 x 30 4
Pembersih air Pengilangan warna, bau
penghilangan resin 5
Budidaya udang Pemurnian, penghilangan
ammonia, netrite phenol, dan 4 x 8,4 x 12
logam berat
6 Industri gula
Penghilangan zat – zat warna, menyerap proses penyaringan
menjadi lebih sempurna 4 x 8,4 x 12
7 Pelarut yang digunakan
kembali Penarikan kembali berbagai
pelarut 4 x 8,4 x
12,8 x 30 8
Pemurnian gas Menghilangkan sulfur, gas
beracun, bau busuk asap 4 x 8,4 x 12
9 Katalisator
Reaksi katalisator pengangkut vinil klorida, vinil asetat
4 x 8,4 x 30 10
Pengolahan pupuk Pemurnian, penghilangan bau
8 x 30
2.3 ADSORPSI
Karbon aktif karena strukuturnya yang berpori berfungsi sebagai penyerap yang sangat erat kaitannya dengan proses atau peristiwa adsorpsi. Adsorpsi diketahui
sebagai proses penggumpalan substansi terlarut soluble yang terdapat dalam fluida, oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan kimia fisika
antara substansi dengan permukan benda penyerapnya, sehingga menyebabkan terjadinya pemisahan atau berpindahnya substansi dari fluida tersebut ke permukaan
penyerapnya [20,32]. Di dalam proses adsorpsi dikenal istilah adsorben dan adsorbat, dimana adsorben adalah suatu penyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon,
sedangkan adsorbat adalah suatu media yang diserap [5,32]. Adsorpsi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu [20,33,34]:
1. Adsorpsi Fisika Gaya tarik menarik antara adsorbat dengan permukaan adsorben sering disebut
dengan Gaya Van der Waals. Gaya ini yang menyebabkan terjadinya adsorpsi fisika. Adsorpsi fisika bersifat relatif lemah, pada proses ini adsorbat tidak terikat kuat pada
adsorben sehingga adsorbat dapat bergerak dari suatu bagian permukaan adsorben ke bagian permukaan adsorben lainnya dan pada permukaan yang ditinggal oleh
adsorbat tersebut dapat digantikan oleh adsorbat lainnya. Jika kondisi operasi dari proses adsorpsi ini diubah laju penyerapannya bisa reversibel, maka akan
membentuk kesetimbangan yang baru. Proses adsorpsi fisika terjadi tanpa
memerlukan energi aktivasi. Ikatan yang terbentuk dalam adsorpsi ini dapat diputuskan dengan mudah yaitu dengan pemanasan pada temperatur sekitar 150-
200
o
C selama 2-3 jam. 2. Adsorpsi Kimia
Ikatan kimia antara molekul – molekul adsorbat dengan adsorben membentuk ikatan yang kuat yang menyebabkan terjadinya adsorpsi kimia. Pada proses ini ikatan
kimia yang kuat tadi membentuk lapisan yang merupakan lapisan monolayer. Adsorpsi kimia bersifat tidak reversibel dan umumnya terjadi pada suhu tinggi di
atas suhu kritis adsorbat. Proses desorpsi hanya dapat dilakukan dengan energi aktivasi yang lebih tinggi agar dapat memutuskan ikatan yang terjadi antara adsorben
dengan adsorbat. Menurut IUPAC Internationl Union of Pure and Applied Chemical ada beberapa
klasifikasi pori [20], yaitu : a. Mikropori : diameter 2 nm
b. Mesopori : diameter 2 – 50 nm c. Makropori : diameter 50 nm
Proses adsorpsi adsorbat oleh adsorben biasanya berlangsung pada bagian mikropori pada adsorben tersebut. Sementara itu, makropori hanya berperan sebagai
tempat transfer adsorbat dari permukaan luar ke mikropori. karakteristik adsorben, temperatur, tekanan, dan jenis adsorbat sangat mempengaruhi daya serap dari
adsorbat [34].
Gambar 2.5 Struktur Pori Karbon Aktif www.mindandmetallurgy.com Berdasarkan fasa substansi yang diserap, adsorpsi juga dapat dibagi menjadi
adsorpsi fasa uap dan adsorpsi fasa cair [36,37]. Pemulihan pelarut organik yang