Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Daya Adsorpsi

karbon aktif itu sendiri. Permukaan karbon aktif yang menjadi media penyerapan memiliki sifat yang spesifik tergantung pada gugus fungsi dari karbon aktif tersebut. Namun sebagian besar dari karbon aktif terdiri dari unsur karbon bebas yang berikatan secara kovalen, sehingga permukaan arang akif pada umumnya bersifat non polar [6,38]. 3. Temperatur Berdasarkan prinsip Le Chatelier, maka proses adsorpsi yang merupakan proses eksotermis, dengan peningkatan temperatur pada tekanan tetap akan mengurangi jumlah senyawa yang terserap. Hal ini berlaku juga untuk sebaliknya. Temperatur disini yang dimaksudkan merupakan temperatur adsorbat yang juga disebut dengan temperatur absolut. 4. Tekanan adsorbat Pada adsorpsi fisika, jumlah zat yang diadsorpsi akan bertambah seiring dengan naiknya tekanan adsorbat, sedangkan pada adsorpsi kimia, jumlah zat yang diadsorpsi akan berkurang dengan menaikkan tekanan adsorbat. 5. Waktu Kontak Dalam proses penyerapan, adsorben yang merupakan padatan dikontakkan dengan adsorbatnya yang biasanya berupa fluida. Pengontakan kedua fase yang berbeda ini memerlukan waktu, dan waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil pengontakan yang maksimal berbeda-beda tergantung pada dosis adsorben yang digunakan dan ada-tidaknya pengadukan 6,38.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.5 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian, Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Kimia Analisa Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 3 bulan.

1.6 BAHAN

Pada penelitian ini bahan yang digunakan antara lain: 1. Pelepah aren di peroleh dari Desa Namorambe 2. Iodine 3. Kalium hidroksida KOH 4. Zink klorida ZnCl 2 5. Asam Fosfat H 3 PO 4 6. Natrium tiosulfat Na 2 S 2 O 3 1 N 7. Aquadest 8. Amilum

3.3 PERALATAN PENELITIAN

1. Furnace 2. Erlenmeyer 3. Oven listrik 4. Pipet tetes 5. Gelas ukur 6. Buret 7. Corong gelas 8. Desikator 9. Kertas saring Whatman 10. Neraca Digital 11. pH indikator 3.4 PROSEDUR PENELITIAN 3.4.1 Persiapan Bahan Baku Pelepah aren yang diperoleh dari Desa Namorambe dicuci dengan air keran beberapa kali hingga bersih. Kemudian pelepah aren dipotong – potong kecil, lalu dikeringkan pada suhu 110 °C dengan oven selama 1 jam hingga bahan baku kering atau hilang kadar airnya sehingga diperoleh berat yang konstan.

3.4.2 Persiapan Larutan KOH

Disiapkan beaker gelas 250 ml. Lalu dimasukkan KOH 30 gram dalam beaker gelas dan ditambahkan aquadest sampai tenggelam seluruhnya 150 ml lalu dilarutkan sampai homogen.

3.4.3 Persiapan Larutan ZnCl

2 Disiapkan beaker gelas 250 ml. Lalu dimasukkan ZnCl 2 20 gram ke dalam beaker gelas dan ditambahkan aquadest sampai tenggelam seluruhnya 150ml. Kemudian diaduk pada suhu 25°C suhu ruangan hingga semua padatan terlarut sempurna.

3.4.4 Persiapan Larutan H

3 PO 4 Disiapkan beaker gelas 250 ml. Untuk membuat larutan H 3 PO 4 1 M, ditambahkan 13,68 ml larutan H 3 PO 4 ke dalam beaker gelas dan ditambahkan akuades hingga volume mencapai 200 ml. Kemudian diaduk hingga larutan homogen.

3.4.5 Pembuatan Karbon Aktif a. Aktivator KOH

1. 10 gram sampel direndam di dalam larutan KOH dengan perbandingan berat 1:3 selama 24 jam 2. Bahan baku kemudian disaring dengan kertas saring. 3. Bahan baku dipanaskan di dalam furnace selama 1 jam dengan suhu 400 o C, 500 o C, dan 600 o C. 4. Didiamkan dalam desikator selama 30 menit untuk menurunkan suhunya.