1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di lembaga-lembaga pendidikan baik formal maupun nonformal, dari tingkat kanak-kanak sampai
perguruan tinggi. Hal ini sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2009 pasal 29 ayat 1 bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan
nasional. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, lebih memudahkan untuk berkomunikasi, baik komunikasi secara lisan maupun tulis. Pengertian baik
adalah menggunakan bahasa sesuai situasi dan benar adalah sesuai kaidah, sehingga pada situasi nonformal memakai bahasa tidak baku dan pada situasi formal memakai
bahasa baku.
Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai 4 aspek kemampuan berbahasa yang harus dikuasai oleh siswa. Kemampuan berbahasa tersebut, meliputi:
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Secara formal, pembelajaran bahasa Indonesia diberikan mulai kelas 1 SD baik aspek menyimak, berbicara, membaca,
maupun menulis. Sedangkan, pembelajaran tentang kaidah menulis struktur kalimat
yang benar sudah diajarkan di kelas III.
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam komunikasi secara tidak langsung. Melalui kegiatan menulis, siswa diarahkan mampu
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tulis dan mengekspresi diri secara nonverbal Jamaris, 2014: 155. Komunikasi dalam bahasa tulisan harus dapat
mencapai sasarannya dengan baik. Maka dari itu, siswa harus mampu menuangkan gagasan atau idenya secara runtut dengan diksi dan pengguaan tanda baca yang tepat,
serta struktur yang benar sesuai dengan konteks.
Menulis dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, dan keruntutan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya,
sehingga membentuk sebuah karangan baik dan utuh. Pengajaran menulis, khususnya menulis karangan narasi adalah keterampilan yang bertujuan untuk menyajikan
sebuah cerita berupa rangkaian peristiwa yang disusun sesuai dengan urutan waktu. Hal ini sesuai dengan materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas IV SD pada aspek
keterampilan menulis dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 SD-MI, yakni kompetensi dasar 8.1 menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan
memperhatikan penggunaan ejaan huruf besar, tanda titik, tanda koma, dll. pada
materi keterampilan menulis karangan tentang pengalaman pribadi.
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa siswa kelas IV di SDN Se-Kecamatan Candisari Kota Semarang belum mampu menulis dengan baik sesuai
dengan kaidah sintaksis bahasa Indonesia yang benar. Hal ini ditunjukkan melalui frasa, klausa, maupun kalimat yang dibuat oleh siswa dalam menulis karangan dan
hasil belajar siswa dalam keterampilan menulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Jika frasa, klausa, dan kalimat yang dibuat oleh siswa belum bisa
dipahami, maka maksud dan tujuan menulis tidak tersampaikan dengan baik kepada
pembaca.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, siswa masih belum mampu untuk menyusun kalimat yang baik dan benar. Siswa merasa sudah memenuhi tugas yang
diberikan dan senang ketika sudah menulis satu halaman penuh dalam menulis sebuah karangan, siswa belum memperhatikan pemilihan kosakata, penggunaan tanda
baca, isi karangan, penggunaan kata hubung, makna kalimat, serta keterpaduan antar kalimat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ghufron 2012, yakni: ditemukan beberapa kesalahan penggunaan peranti kohesi dalam wacana tulis
siswa sekolah dasar. Kesalahan-kesalahan yang dimaksud terkait dengan penggunaan konjungsi, elipsis, substitusi, referensi, dan repetisi. Kesalahan penggunaan konjungsi
berupa 1 konjungsi “dan” digunakan di awal kalimat, 2 konjungsi “dan” diikuti konjungsi lain, 3 konjungsi “dan” tidak menyatakan penambahan, 4 penggunaan
dua konjungsi yang semakna, 5 penggunaan konjungsi yang berupa kata utuh. Kesalahan penggunaan elipsis terjadi karena siswa menghilangkan unsur bahasa yang
seharusnya tidak dihilangkan dan memunculkan kata yang seharusnya dihilangkan.
Keterampilan siswa dalam menulis suatu karangan belum sesuai dengan kaidah sintaksis dikarenakan beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari siswa sendiri, diantaranya: 1 siswa belum mampu menuliskan ide, 2 minat baca siswa, 3 pengetahuan dan pengalaman siswa
menulis sebuah karangan, 4 pengetahuan siswa tentang kaidah penulisan yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku di Indonesia. Sedangkan,
faktor eksternal berasal dari guru, yakni pembelajaran bahasa dan sastra yang
dilakukan oleh guru, serta pemilihan bahan ajar oleh guru.
Rendahnya keterampilan menulis dapat dimaklumi karena di antara keempat keterampilan berbahasa, keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa
yang tidak mudah Nurgiyantoro, 2014: 422. Di sisi lain, keterampilan menulis merupakan keterampilan dasar yang diutamakan dalam pendidikan formal. Maka dari
itu, keterampilan menulis harus dimiliki oleh siswa pada semua jenjang, sebab sebagian besar tugas belajar diberikan dalam bentuk tulisan. Menyadari pentingnya
keterampilan menulis, sudah selayaknya pembinaan keterampilan menulis diupayakan untuk ditingkatkan oleh berbagai pihak dalam masyarakat, terutama
pendidikan formal yang merupakan lembaga pendidikan yang secara intensif membina dan mengembangkan kemampuan menulis. Salah satu alternatifnya adalah
analisis sintaksis bahasa Indonesia siswa dalam karangan narasi.
Analisis berbahasa digunakan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa. Tujuan analisis kesalahan berbahasa,
yaitu: sebagai umpan balik demi kepentingan penyusunan materi pembelajaran bahasa. Sedangkan, sintaksis adalah gramatika yang membicarakan penataan dan
pengaturan kata-kata itu ke dalam satuan-satuan yang lebih besar. Satuan-satuan sintaksis, yakni: frasa, klausa, dan kalimat Faisal, 2009. Berdasarkan uraian
tersebut, sangat tepat bila analisis sintaksis digunakan sebagai suatu cara menganalisis kesalahan berbahasa siswa dalam menulis karangan narasi dengan tema
pengalaman pribadi.
Penelitian mengenai analisis sintaksis ini dilakukan berdasarkan beberapa penelitian yang mendukung. Salah satunya, penelitian yang berjudul
“Analisis Kesalahan Pemakaian Bahasa Indonesia dalam Karangan Mahasiswa Penutur
Bahasa Asing di Universitas Sebelas Maret” dalam Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra
Indonesia dan Pengajarannya Volume 2 Nomor 1, April 2013, ISSN I2302-6405 oleh Anjarsari menunjukkan kesalahan pemakaian bahasa Indonesia dalam bidang
sintaksis sebesar 21,10. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Idewarni dengan judul penelitian
“Kesalahan Kalimat Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMPN 1 Padang Panjang” dalam Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Volume 1 Nomor
2, Juni 2013 juga menemukan beberapa kesalahan kalimat yakni: kesalahan kalimat dari segi penalaran, kesalahan kalimat dari segi struktur, kesalahan kalimat dari segi
diksi, dan kesalahan kalimat dari segi EyD.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dilakukan penelitian deskriptif kualitatif berjudul
“Analisis Sintaksis Bahasa Indonesia pada Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN se-Kecamatan Candisari Kota Semarang
”.
1.2 FOKUS PENELITIAN