Menurut Widoyoko 2012:47, observasi dapat dikelompokkan berdasarkan pada  dua  hal,  yaitu  berdasarkan  proses  pengumpulan  data  dan  berdasarkan
instrumen  yang  digunakan.  Berdasarkan  proses  pengumpulan  data,  observasi dapat  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu  observasi  partisipan  jika  orang  yang
melakukan  observasi  turut  ambil  bagian  dalam  kegiatan  atau  terlibat  secara langsung dalam aktivitas orang-orang yang sedang diobservasi dan observasi non
partisipan  jika  orang  yang  melakukan  observasi  tidak  turut  ambil  bagian  dalam kegiatan  atau  tidak  terlibat  secara  langsung  dalam  aktivitas  orang-orang  yang
sedang diobservasi. Berdasarkan instrumen yang digunakan, observasi dapat dibedakan menjadi
observasi  sistematis  dilakukan  oleh  pengamat  dengan  menggunakan  pedoman sebagai  instrumen  pengamatan  dan  observasi  non  sistematis  dilakukan  oleh
pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan. Berdasarkan proses pengumpulan data,  jenis observasi dalam penelitian ini
adalah  observasi  non  partisipan.  Hal  ini  disebabkan  peneliti  tidak  terlibat  secara langsung  dalam  aktivitas  orang-orang  yang  sedang  diobservasi.  Sedangkan
berdasarkan  instrumen  yang  digunakan,  jenis  observasi  yang  digunakan  adalah observasi sistematis, karena penelitan ini peneliti menggunakan pedoman sebagai
instrumen  pengamatan.  Observasi  dalam  penelitian  ini  digunakan  untuk mengetahui  pelaksanaan  pembelajaran  IPS  terkait  dengan  kemampuan  guru  dan
respon siswa dalam proses pembelajaran.
3.4.2 Wawancara
Menurut  Esterberg  dalam  Sugiyono  2014:72,  wawancara  merupakan pertemuan  dua  orang  untuk  bertukar  informasi  dan  ide  melalui  tanya  jawab,
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Arikunto  2013:198  mendefinisikan  wawancara  atau  interview  sebagai
sebuah  dialog  yang  dilakukan  oleh  pewawancara  untuk  memperoleh  informasi dari  terwawancara.  Wawancara  digunakan  oleh  peneliti  untuk  menilai  keadaan
seseorang,  misalnya  untuk  mencari  data  tentang  variabel  latar  belakang  siswa, orang tua, pendidikan, perhatian, atau sikap terhadap sesuatu.
Menurut  Widoyoko  2012:42,  berdasarkan  sifat  pertanyaan,  wawancara dapat  dibedakan  menjadi  dua,  yaitu  wawancara  terstruktur  dan  wawancara  tidak
terstruktur.  Wawancara  terstruktur  adalah  wawancara  yang  dilakukan  dengan menggunakan  pedoman  wawancara  yang  telah  disusun  secara  sistematis  dan
lengkap  untuk  pengumpulan  data.  Sedangkan  wawancara  tidak  terstruktur  atau terbuka  adalah  wawancara  bebas,  di  mana  pewawancara  tidak  menggunakan
pedoman  wawancara  yang  telah  tersusun  secara  sistematis  dan  lengkap  untuk pengumpulan datanya.
Pada  penelitian  ini,  jenis  wawancara  yang  digunakan  adalah  wawancara terstruktur,  di  mana  peneliti  menggunakan  pedoman  wawancara  untuk
pengumpulan  data.  Wawancara  digunakan  untuk  mengetahui  secara  lebih mendalam mengenai kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPS.
3.4.3 Catatan Lapangan
Menurut  Bogdan  dan  Biklen  dalam  Moleong  2007:209,  catatan  lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan
dalam  rangka  pengumpulan  data  dan  refleksi  terhadap  data  dalam  penelitian kualitatif.
Menurut  Satori  dan  Komariah  2014:  181,  catatan  lapangan  merupakan cara peneliti memusatkan perhatian tentang apa  yang dilihat dan didengar dalam
suatu penelitian. Catatan  lapangan  merupakan  teknik  pengumpulan  data  dengan  mencatat
hal-hal  penting  selama  di  lapangan.  Dalam  hal  ini,  peneliti  mencatat  fenomena yang  terjadi  di  lapangan  kemudian  memasukkannya  ke  dalam  sumber  data
penelitian.
3.4.4 Dokumentasi