d. Organisasi kurikulum
Organisasi kurikulum terdiri atas beberapa bentuk, antara lain mata pelajaran terpisah-pisah, mata ajaran-mata ajaran berkorelasi, bidang studi, program yang
berpusat pada anak, core program suatu program inti berupa suatu masalah, contohnya masalah yang diambil dari bidang studi IPS, serta electric program
suatu program yang mencari keseimbangan antara organisasi kurikulum yang berpusat pada mata pelajaran dan berpusat pada peserta didik.
e. Evaluasi
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui informasi yang akurat mengenai penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan belajar peserta didik.
Berdasarkan informasi yang telah diperoleh, nantinya dapat dibuat keputusan tentang kurikulum itu sendiri, pembelajaran, serta kesulitan dan upaya bimbingan
yang perlu dilakukan.
2.1.6 Hakikat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP
2.1.6.1 Pengertian KTSP
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan
menurut Permendikbud
No. 61 Tahun 2014 Pasal 1 adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan
oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan BSNP. KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang tentang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 36 Ayat 1 dan 2, yaitu:
1 pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, 2 kurikulum pada semua jenjang dan
jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Menurut Trianto 2015:13, KTSP merupakan penjabaran lebih lanjut dan sekaligus sebagai evaluasi dari KBK pada tingkat-tingkat satuan pendidikan.
Dengan demikian, KTSP merupakan implementasi dari KBK pada tingkat satuan pendidikan tertentu.
Menurut Mulyasa 2011:20, KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi.
KTSP memberikan otonomi yang luas pada setiap satuan pendidikan dan melibatkan masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di
sekolah. Otonomi diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar, dan
mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan. Dalam KTSP, pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala sekolah, serta komite sekolah dan dewan
pendidikan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa KTSP
merupakan kurikulum operasional yang dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
2.1.6.2 Tujuan Penyusunan KTSP
Tujuan panduan penyusunan KTSP menurut Ahmadi 2011:61, yaitu untuk menjadi acuan bagi satuan pendidikan SD MI SDLB, SMP MTs
SMPLB, SMA MA SMALB, serta SMK MAK dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan
yang bersangkutan. KTSP terdiri atas tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan dan silabus. Menurut Mulyasa 2011:22, tujuan KTSP dirumuskan dalam tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum KTSP yaitu untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan otonomi
kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan kurikulum.
Sedangkan tujuan khusus KTSP yaitu: meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola
dan memberdayakan sumber daya yang tersedia, meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan
keputusan bersama, serta meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai.
2.1.6.3 Karakteristik KTSP
Berbagai karakteristik KTSP menurut Mulyasa 2011:29, antara lain: a.
Penilaian berbasis kelas Penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian, ulangan umum, dan ujian
akhir. Penilaian berbasis kelas dilakukan guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik, mendiagnosis kesulitan belajar, memberikan umpan
balik untuk perbaikan proses pembelajaran, serta penentuan kenaikan kelas.
b. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai
dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. c.
Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat
dan orang tua peserta didik, tidak hanya melalui bantuan keuangan saja, tetapi melalui komite sekolah dan dewan pendidikan yang merumuskan serta
mengembangkan program-program
yang dapat
meningkatkan kualitas
pembelajaran. d.
Kepemimpinan yang demokratis dan profesional Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum dalam KTSP didukung oleh
kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang
memiliki kemampuan dan integritas profesional. e.
Tim kerja yang kompak dan transparan Keberhasilan pengembangan kurikulum dan pembelajaran dalam KTSP
didukung oleh kinerja tim yang kompak dan transparan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan.
2.2 KAJIAN EMPIRIS