Gejala Keracunan Pestisida Pestisida .1 Pengertian Pestisida

2.1.5 Gejala Keracunan Pestisida

Menurut Prijanto dalam Raflo 2010, mekanisme keracunan pestisida yaitu racun pestisida masuk kedalam tubuh melalui pernapasan, tertelan melalui mulut maupun diserap oleh tubuh. Gejala keracunan akan berkembang selama pemaparan atau 12 jam kontak. Pestisida yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami perubahan secara hidrolisa di dalam hati dan jaringan-jaringan lain. Hasil dari perubahanpembentukan ini mempunyai toksisitas rendah dan akan keluar melalui urin. Adapun gejala keracunan pestisida, yaitu : a. Gejala awal Gejala awal akan timbul adalah mualrasa penuh di perut, muntah, rasa lemas, sakit kepala dan gangguan penglihatan. b. Gejala Lanjutan Gejala lanjutan yang ditimbulkan adalah keluar ludah yang berlebihan, pengeluaran lendir dari hidung terutama pada keracunan melalui hidung, kejang usus dan diare, keringat berlebihan, air mata yang berlebihan, kelemahan yang disertai sesak nafas, akhirnya kelumpuhan otot rangka. c. Gejala Sentral Gelaja sentral yang ditimbulkan adalah sukar bicara, kebingungan, hilangnya reflek, kejang dan koma. Apabila tidak segera di beri pertolongan berakibat kematian dikarenakan kelumpuhan otot pernafasan. Pestisida dapat menimbulkan keracunan yang bersifat akut dengan gejala keluhan sebagai berikut : leher seperti tercekik, pusing, badan terasa sangat Universitas Sumatera Utara lemah, sempoyongan, pupil atau celah iris mata menyempit, pandangan kabur, tremor, terkadang kejang pada otot, gelisah dan menurunnya kesadaran, mual, muntah, kejang pada perut, mencret, mengeluakan keringat yang berlebihan, sesak dan rasa penuh di dada, pilek, batuk yang disertai dahak, mengeluarkan air liur berlebihan. Sebab baru biasanya terjadi 12 jam setelah keracunan, denyut jantung menjadi lambat dan ketidakmampuan mengendalikan buang air kecil maupun besar. Menurut Schulze dan Gallo dalam Raini 2007, berikut gejala dan tanda keracunan berdasarkan bahan aktif pestisida : a. Insektisida 1. Organoklorin Cara kerja bahan aktif racun ini dengan mempengaruhi syaraf pusat. Gejala keracunan muncul 20 menit- 12 jam dengan gejala dan tanda keracunan yaitu mual, muntah, gelisah, pusing, lemah, rasa geli atau menusuk pada kulit, kejang otot, hilang kordinasi, dan tidak sadar. 2. Organoposfat dan Karbamat Menurut Suma’mur 2009, pestisida yang mengandung bahan aktif golongan organoposfat dan karbamat dapat menghambat enzim kolinesterase sistem saraf. Pengaruh dari inhibisi demikian menyebabkan tertimbunnya asetilkolin pada jaringan saraf sehingga timbul pengaruh kolinergis. Cara kerja semua jenis pestisida organofosfat dan karbamat sama yaitu menghambat penyaluran impuls saraf dengan cara mengikat kolinesterase, sehingga tidak terjadi hidrolisis asetilkolin. Universitas Sumatera Utara Gejala keracunan yang ditimbulkan oleh organoposfat dan karbamat berupa lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan, mual, kejang perut, diare, penglihatan kabur, keluar air mata, keringat, air liur berlebih, tremor, pupil, mengecil, denyut jantung lambat, kejang otot kedutan, tidak sanggup berjalan, rasa tidak nyaman dan sesak, buang air besar dan kecil tidak terkontrol, inkontinensi, tidak sadar dan kejang-kejang. Gejala keracunan karbamat cepat muncul namun cepat hilang jika dibandingkan dengan organoposfat. Tabel 2.2 Gejala Klinis untuk Setiap Tingkatan keracunan Dan Prognosisnya Aktivitas Kolinesterase Tingkatan Keracunan Gejala Klinis Prognosis 50-75 Ringan Lemah, sakit kepala, pening, mau muntah, berliur banyak, mata berair, miosis, detak jantung cepat. Sadar dalam waktu 1-3 hari 25-50 Sedang Lelah mendadak, penglihatan, berliur banyak , berkeringat, muntah diare, sukar bernafas, hipertonia, tremor pada tangan dan kepala, miosis, nyeri dada, sianosis pada membran mucosa Sadar dalam waktu 1-2 Minggu 0-25 Berat Tremor mendadak, kejang - kejang, otot tidak dapat digerakkan, intensif sianosis, pembengkakan paru, koma. Kematian karena gagal pernapasan dan gagal jantung Munaf, 1997. 3. Piretroid sintetik Bahan aktif ini dapat menimbulkan gejala keracunan berupa iritasi kulit : pedih, rasa terbakar, gatal-gatal, rasa geli, mati rasa, inkordinasi, tremor, salivasi, muntah, diare, iritasi pada pendengaran dan perasa. Jarang terjadi keracunan karena kecepatan absorbsi melalui kulit rendah dan piretroid cepat hilang. Universitas Sumatera Utara 4. Piretroid derivat tanaman : piretrum dan piretrin Pada umumnya efek muncul 1-2 jam setelah paparan dan hilang dalam 24 jam. Gejala keracunan berupa alergi, iritasi kulit dan asma. Piretrin lebih ringan daripada piretrum tetapi bersifat iritasi pada orang yang peka. 5. Insektisida anorganik asam borat dan borat Gejala keracunan yang ditimbulkan adalah iritasi kulit : kulit kemerahan, pengelupasan, gatal-gatal, iritasi saluran pernafasan dan sesak nafas. 6. Insektisida mikroba Gejala keracunan yang ditimbulkan adalah radang saluran pencernaan. 7. DEET repellent Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu iritasi kulit : kulit kemerahan, melepuh hingga nyeri, iritasi mata, pusing dan perubahan emosi. b. Herbisida 1. Herbisida dipridil parakuat diklorida Gejala keracunan yang ditimbulkan berupa batuk, sakit kepala, hidung berdarah, kulit kemerahan, kerusakan kuku, mual, muntah, dan penglihatan kabur. Gejala keracunan akan tampak saat penyemprotan berlangsung hingga 24 jam setelah penyemprotan selesai. 2. Dikuat Gejala keracunan yang muncul berupa gangguan lensa mata dan dinding saluran usus, gelisah, dan mengurangi sensivitas terhadap rangsangan. Lebih ringan daripada parakuat. Universitas Sumatera Utara 3. Asam fosfonik asiklat atau organofosfat Glifosat merupakan salah satu bahan aktif golongan organofosfat. Paparan glifosat dapat terjadi melalui inhalasi atau terhirup, kontak dengan kulit, kontak dengan mata, dan tertelan. Gejala yang ditimbulkan yaitu iritasi mata, iritasi kulit, batuk, diare, mual, sakit tenggorokan, muntah, sakit kepala, dan sesak nafas, dan gejala seperti flu. 4. Klorfenoksi herbisida Gejala keracunan yang ditimbulkan adalah iritasi tingkat sedang pada kulit dan membran mukosa, rasa terbakar pada hidung, sinus dan dada, batuk, pusing, iritasi perut, muntah, perut dan dada sakit, diare, bingung, dan tidak sadar. Kontak dalam jangka lama akan menghilangkan pigmen kulit. 5. Herbisida arsenik : ansar dan motar Pertumbuhan berlebih pada epidermis, pengelupasan kulit, produksi cairan berlebih pada muka, kelopak mata dan pergelangan kaki, garis putih pada kuku, rambut rontok, bercak merah pada membran mukosa. Kerusakan saluran pencernaan yaitu radang mulut dan kerongkongan, perut terasa nyeri terbakar, haus, muntah, dan diare berdarah. Kerusakan sistem saraf pusat yaitu pusing, sakit kepala, lemah, kejang otot, suhu tubuh turun, lamban, mengigau, koma, dan kejang-kejang. Gejala mulai muncul 1-3 jam sejak paparan. 6. Herbisida sulfonilurea Metil metsulfuron merupakan herbisida golongan sulfonilurea. Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu nyeri tenggorokan, mata pedih, sakit kepala, hidung berdarah, dan gatal. Universitas Sumatera Utara c. Fungisida 1. Pengawet kayu Kreosot coal tar Gejala keracunan yang ditimbulkan berupa iritasi kulit hingga dermatitis, iritasi mata dan saluran pernafasan, sakit kepala, pusing, mual, muntah, timbul bercak biru-kehijauan pada kulit. 2. Pentaklorofenol Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu iritasi kulit, mata dan saluran pernafasan, menimbulkan rasa kaku pada hidung, tenggorokan gatal, keluar air mata, berjerawat, demam, sakit kepala, mual, berkeringat banyak, hilangnya koordinasi, kejang-kejang, sulit bernafas, gelisah, eksitasi dan bingung, haus hebat dan kolaps. 3. Arsenik Berdampak pada sistem saraf pusat, jantung dan hati. Gejala muncul 1 sampai beberapa jam setelah paparan. Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu mual, sakit kepala, diare nyeri perut, pusing, kejang otot, dan mengigau. d. Rodentisida 1. Kumarin Kercunan kronis ditandai dengan gejala sakit kepala menetap, sakit perut, salivasi, demam, iritasi saluran pernafasan atas, perdarahan pada hidung, gusi, kencing berdarah, feses berlendir, timbul bercak biru kehitaman hijau kecoklatan pada kulit. Universitas Sumatera Utara 2. Indadion Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu kerusakan saraf, jantung, dan sistem sirkulasi, hemoragi. 3. Seng sulfat Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu diare, nyeri perut, mual, muntah, sesak, tereksitasi, rasa dingin, hilang kesadaran, edema paru, iritasi hebat, kerusakan paru-paru, hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. 4. Stirkhin Gejala keracunan yang ditimbulkan yaitu kerusakan sistem saraf dalam 20-30 menit : kejang-kejang hebat dan kesulitan bernafas. e. Fumigan 1. Sulfur florida Gejala keracunan yang ditimbulkan adalah depresi, sempoyongan, gagap, mual, muntah, nyeri lambung, gelisah, mati rasa, kedutan, kejang-kejang, nyeri dan rasa dingin di kulit, kelumpuhan pernafasan. 2. Fosfin Gejala keracunan yang ditimbulkan adalah rasa dingin, nyeri dada, diare, muntah, batuk, dada sesak, sukar bernafas. lemas, haus dan gelisah, nyeri lambung, hilangnya koordinasi, kulit kebiruan, nyeri tungkai, perbesaran pupil, timbul cairan pada paru-paru, pingsan, kejang-kejang, koma dan kematian. Universitas Sumatera Utara 3. Halokarbon Gejala keracunan yang ditimbulkan adalah kulit kemarahan, melepuh dan pecah-pecah menimbulkan kulit kasar dan luka, nyeri perut, lemah, gagap, bingung, tremor, dan kejang-kejang seperti epilepsi. Menurut Djojosumarto 2008, Keracunan pestisida dapat menimbulkan salah satu atau beberapa gejala sekaligus. Misalnya, lesu dan lekas lelah, sakit kepala, pusing, pandangan kabur, perut mual, muntah-muntah, otot terasa pegal, badan terasa gemetar, kejang-kejang, mengeluarkan air liur berlebihan, dan pingsan. Gejala-gejala diatas bukan gejala khas keracunan pestisida. Banyak penyakit atau kelainan tubuh lainnya yang dapat menimbulkan salah satu atau beberapa gejala tersebut di atas. Akan tetapi, apabila seseorang yang semula sehat melakukan penyemprotan atau aplikasi lainnya, kemudian merasakan gejala tersebut, maka patut diduga bahwa gejala tersebut disebabkan oleh keracunan.

2.1.6 Cara Masuk Pestisida Ke Tubuh Manusia

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

1 4 3

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

2 8 50

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 8

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 2

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 16

I. Identitas Pekerja penyemprot - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida 2.1.1 Pengertian Pestisida - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 1 7

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN GEJALA KERACUNAN PADA PENYEMPROT PESTISIDA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TANJUNG GARBUS PAGAR MERBAU PTPN II TAHUN 2015

0 2 16