Tabel 2.1 Klasifikasi tingkat bahaya pestisida menurut WHO Kelas Bahaya
LD
50
untuk tikus mg kg berat badan Melalui mulut Oral
Melalui kulit dermal Padat
Cair Padat
Cair IA
IB II
III Sangat berbahaya
extremely hazardous Berbahaya
highly hazardous Cukup berbahaya
moderately hazardous Agak berbahaya
slightly hazardous 5
5-50 50-500
500 20
20-100 200-2000
2000 10
10-100 100-1000
1000 40
40-400 400-4000
4000 WHO dalam Djojosumarto, 2008.
Parameter lain yang juga digunakan untuk menilai daya racun pestisida adlah LC
50
untuk toksisitas konsentrasi pestisida. Parameter ini berarti konsentrasi yang mematikan adalah 50 binatang uji misal ikan. Fumigan sering dinilai dari
konsentrasi gas yang mematikan di setiap meter kubik udara. Daya racun atau toksisitas pestisida terhadap tubuh dapat menimbulkan
berbagai gangguan kesehatan, seperti toksisitas terhadap susunan saraf. Insektisida organoklorin merangsang sistem saraf dan menyebabkan parestesia,
peka terhadap perangsangan, dan kejang-kejang. Insektisida organofosfat dan karbamat dapat menghambat asetilkolinesterase sehingga menyebabkan tremor,
inkordinasi, dan kejang-kejang Nugroho,1995.
2.1.4 Risiko Penggunaan Pestisida
Pestisida pada umumnya adalah bahan kimia atau campuran bahan kimia serta bahan-bahan lain yang digunakan untuk mengendalikan Organisme
Pengganggu Tanaman OPT. Senyawa pestisida tersebut bersifat bioaktif yang
Universitas Sumatera Utara
artinya pestisida dengan satu atau beberapa cara mempengaruhi kehidupan, misalnya menghentikan pertumbuhan, membunuh hamapenyakit, menekan hama
penyakit, membunuhmenekan gulma, mengusir hama, mempengaruhimengatur pertumbuhan tanaman, mengeringkan merontokkan daun dan sebagainya
Djojosumarto, 2000. Meskipun sebelum diproduksi secara komersial telah menjalani pengujian
yang sangat ketat perihal syarat-syarat keselamatannya, namun karena bersifat bioaktif, maka pestisida tetap merupakan racun. Setiap racun selalu mengandung
risiko dalam penggunaannya, baik risiko bagi manusia maupun bagi lingkungan. Keseluruhan risiko penggunaan pestisida di bidang pertanian dapat diringkas
sebagai berikut : a. Risiko bagi keselamatan pengguna
Risiko bagi keselamatan pengguna adalah kontaminasi pestisida secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan, baik akut maupun kronis.
Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala, pusing, mual, muntah dan sebagainya. Beberapa pestisida dapat menimbulkan iritasi kulit, bahkan dapat
menimbulkan kebutaan. Keracunan pestisida yang akut berat dapat menyebabkan penderita tidak
sadarkan diri, kejang-kejang, bahkan meninggal dunia. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa, tetapi dalam jangka panjang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan. Akibat yang ditimbulkan oleh keracunan kronis tidak selalu mudah diprediksi.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa gangguan kesehatan yang sering dihubungkan dengan pestisida, meskipun tidak mudah dibuktikan dengan pasti dan meyakinkan adalah kanker,
gangguan syaraf, fungsi hati dan ginjal, gangguan pernapasan, keguguran, cacat pada bayi dan sebagainya.
b. Risiko bagi konsumen Risiko bagi konsumen adalah keracunan residu sisa-sisa pestisida yang
terdapat dalam produk pertanian. Risiko bagi konsumen dapat berupa keracunan langsung karena memakan produk pertanian yang tercemar pestisida atau lewat
rantai makanan. Meskipun bukan tidak mungkin konsumen menderita keracunan akut, tetapi risiko bagi konsumen umumnya dalam bentuk keracunan kronis, tidak
segera terasa, dan dalam jangka panjang mungkin menyebabkan gangguan kesehatan.
c. Risiko bagi lingkungan Risiko penggunaan pestisida terhadap lingkungan dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok sebagai berikut: 1. Risiko bagi orang, hewan atau tumbuhan yang berada di tempat, atau disekitar
tempat pestisida digunakan. Drift pestisida misalnya, dapat diterbangkan angin dan mengenai orang yang berada disekitar penyemprotan. Pestisida dapat
meracuni hewan ternak yang masuk ke kebun yang sudah disemprot pestisida. 2. Bagi lingkungan umum, pestisida dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
tanah, udara dan air dengan segala akibatnya, misalnya kematian hewan nontarget,
penyederhanaan rantai
makanan alami,
penyederhanaan keanekaragaman hayati, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2.1.5 Gejala Keracunan Pestisida