Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi dan Sampel Gejala keracunan bahan aktif glifosat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan pemakaian alat pelindung diri dengan gejala keracunan pada penyemprot pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015.

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini berlokasi di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II, Afdeling 1 dan 3 dan dilakukan pada bulan Maret-Juni 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penyemprot pestisida di Afdeling I dan Afdeling III Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II pada tahun 2015 sebanyak 18 orang. Sampel diambil total populasi, yaitu 18 orang. 3.4 Metode Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan penyemprot menggunakan kuesioner.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder diperoleh berupa data gambaran umum perusahaan dari kantor Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II. Universitas Sumatera Utara 3.5 Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1 Variabel Variabel dependen adalah gejala keracunan, sedangkan variabel independennya adalah alat pelindung diri.

3.5.2 Definisi Operasional

1. Penyemprot pestisida adalah orang yang bekerja sebagai penjamah pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II. 2. Alat Pelindung Diri APD adalah alat pengamanan atau peralatan pelindung yang digunakan sewaktu menjamah pestisida seperti topi, baju lengan panjang, celana panjang, kacamata, sarung tangan, masker, sepatu boot. 3. Gejala keracunan adalah tanda telah terjadinya gangguan kesehatan pada penyemprot karena masuknya pestisida melalui jalur masuk ke dalam tubuh.

3.6 Metode Pengukuran Data

1. Pemakaian APD diukur dengan menggunakan : a. APD lengkap = jika pekerja penyemprot menggunakan topi, baju lengan panjang, celana panjang, kacamata googles, sarung tangan, masker, sepatu boot. b. APD tidak lengkap = jika pekerja penyemprot tidak menggunakan salah satu dari alat pelindung tersebut. 2. Gejala keracunan adalah gejala subyektif yang dirasakan penyemprot. Gejala keracunan dinyatakan : a. Ada = jika pekerja merasakan keluhan seperti lesu dan lelah, sakit kepala, pusing, pandangan kabur, perut mual, muntah-muntah, otot terasa pegal, Universitas Sumatera Utara badan terasa gemetar, atau keluhan lain sesuai dengan bahan aktif pestisida yang dipakai yang tertera pada kuisioner. b. Tidak ada = jika pekerja tidak merasakan salah satu gejalanya. Tabel 3.1 Aspek pengukuran variable penelitian No Variabel Cara dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Penggunaan APD Wawancara Kuesioner 1. Menggunakan APD lengkap 2. Menggunakan APD tidak lengkap Ordinal 2 Gejala keracunan pestisida Wawancara Kuesioner 1. Ada 2. Tidak ada Nominal 3.7 Metode Analisa Data Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan bantuan komputer yaitu program SPSS Statistical Product and Service Solution agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, terlebih dahulu dilakukan empat tahapan yaitu: 1. Editing yaitu melakukan pengecekan termasuk kelengkapan dan kejelasan isi pada kuesioner. 2. Coding yaitu mengubah data kuesioner dalam bentuk kode-kode. 3. Processing yaitu memproses data agar dapat dilakukan analisa dengan cara entry data kedalam aplikasi komputer. 4. Analysis yaitu melakukan analisa terhadap hasil pemrosesan data, analisis ini dibantu dengan aplikasi komputer. Universitas Sumatera Utara

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi atau besarnya proporsi berdasarkan variabel yang diteliti. Pada analisis univariat peneliti melakukan pengukuran pada variabel dependen dengan menggunakan kuesioner yaitu penggunaan APD Alat Pelindung Diri saat bekerja menggunakan APD lengkap, menggunakan APD tidak lengkap. Kuesioner yang digunakan untuk menilai gejala keracunan pada penyemprot pestisida yaitu gejala keracunan yang tertera di MSDS Material Safety Data Sheet masing-masing bahan aktif.

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel-variabel indepeden dengan variabel dependen yaitu dengan menggunakan metode Chi Square. Jika sel harapan expected cel kurang dari 5, maka nilai yang digunakan adalah nilai Exact Fisher. Dari hasil analisis akan diketahui variabel independen pemakaian APD manakah yang berhubungan bermakna secara statistik dengan variabel dependen gejala keracunan. Dari hasil uji statistik akan diketahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti dengan melihat nilai p. Bila dari hasil uji statistik nilai p0,05 berarti terdapat hubungan yang bermakna antara kedua variabel Notoatmojo, 2010. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II PTPN II Persero merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara BUMN, sebelumnya perusahaan ini dikuasai oleh Vernidge Dely My VDM yang merupakan salah satu maskapai milik Belanda yang terbatas pada sektor Perkebunan Tembakau Deli dan setelah terjadi peralihan Kekuasaan Belanda kepada Indonesia, perusahaan ini dikenal dengan naman NV. Deli Maskapai MODTCVHAPPY yang berkantor pusat di kota Medan. Dengan adanya peraturan pemerintah, maka perusahaan ini diberi nama perusahaan Negara Tembakau Deli PTPND-I. Awal berdirinya Perkebunan Nasional Pagar Merbau adalah dibawah naungan PTP IX. PTP IX hanya menanam tembakau sebagai hasil utama, namun sesuai dengan izin disfikasi usaha dari Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan No. 393KPTSUM1970 tanggal 6 Agustus 1970, untuk kebun Pagar Merbau dan Kebun Kualanamu dikonversikan menjadi kebun kelapa sawit. Kebun-kebun tembakau yang dikonversikan adalah kebun dengan jenis tanah yang digolongkan kelas tiga untuk tembakau yang produksinya rendah disebabkan oleh penyakit layu yang tinggi. Universitas Sumatera Utara

4.1.2 Kondisi Umum Wilayah

Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau TGP merupakan salah satu kebun PTPN II. Lokasi Kebun berada di Kabupaten Deli Serdang, sebelah timur kota Medan. Jarak kebun TGP ke kota Medan sekitar 27 km dari kota Medan. Kebun TGP dibagi dalam 5 wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Tanjung Morawa, Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Beringin, Kecamatan Pagar Marbau, dan Kecamatan Galang. Perkebunan PTPN II Tanjung Garbus Pagar Marbau berada pada ketinggian 14 – 20 m dpl, dengan iklim basah, dan curah hujan pertahun berkisar antara 1917,2 mmtahun, dengan jenis tanah latosol. Topografi Kebun TGP dominan dalam kategori areal datar, hanya sekitar 1,5 areal yang berbukit yakni pada Afdeling I dan Afdeling II dengan kemiringan 30 . Kebun TGP memiliki luas areal yaitu 4,789,69 Ha dan dibagi menjadi tujuh afdeling. Luas Afdeling I yaitu 503,43 Ha, Afdeling II 699,82 Ha, Afdeling III 549, 28 Ha, Afdeling IV 554,94 Ha, Afdeling V 688,67 Ha, Afdeling VI 559,88 Ha, dan Afdeling VII 653,81 Ha. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Luas areal Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau Alokasi Lahan Luas Ha Tanaman Menghasilkan Tanaman Belum Menghasilkan Persiapan Tanaman Ulang Areal Tanaman Ulang 3,655,82 493,20 10,96 6,00 Jumlah Areal Tanaman 4,165,98 Emplasment Kebun Sayur Pabrik Jalan PLN Lapangan Bola Kaki Kuburan Borders Pinjam Pakai Polsek Jalan TolArteri PLT Bio Gas Plan 112,95 65,98 12,00 51,92 20,72 3,78 1,20 0,14 5,00 44,05 2,00 Jumlah Areal Non Tanaman 319,74 Areal diklaimdi Garap Masyarakat Areal Pembibitan 296,97 7,00 Total 4,789,69 Sumber : Arsip Kantor Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau, 2015. Universitas Sumatera Utara

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1 Umur Penyemprot Pestisida

Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut: Tabel 4.2 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan umur di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Umur Tahun N Orang 38 8 44,4 ≥38 10 55,6 Total 18 100 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa penyemprot pestisida paling banyak pada umur ≥38 yaitu 10 orang 55,6 dan sisanya pada usia 38tahun yaitu 8 orang 44,4.

4.2.2 Jenis Kelamin Penyemprot Pestisida

Penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II pada tahun 2015 adalah 18 orang 100 perempuan.

4.2.3 Suku Penyemprot Pestisida

Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan suku dapat dilihat pada tabel

4.2 berikut: Tabel 4.3

Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan suku di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Suku N Orang Jawa Batak Karo 14 2 2 77,8 11,1 11,1 Total 18 100 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa suku penyemprot pestisida paling banyak adalah suku Jawa yaitu 14 orang 77,8 dan sisanya adalah suku Batak yaitu 2 orang 11,1 dan suku Karo yaitu 2 orang 11,1. Universitas Sumatera Utara

4.2.4 Tingkat Pendidikan Penyemprot Pestisida

Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.4 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan tingkat pendidikan di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Tingkat Pendidikan N Orang SD SMP SMA 2 7 9 11,1 38,9 50,0 Total 18 100 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa pendidikan penyemprot pestisida tingkat SD yaitu 2 orang 11,1, tingkat SMP yaitu 7 orang 38,9, dan tingkat SMA yaitu 9 orang 50,0.

4.2.5 Masa Kerja Penyemprot Pestisida

Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.5 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan masa kerja di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Masa Kerja Tahun N Orang 3 9 50,0 ≥3 9 50,0 Total 18 100 Dari tabel di atas diketahui bahwa masa kerja penyemprot pestisida dengan masa kerja 3 tahun sebanyak 9 orang 50,0 dan masa kerja ≥ 3 tahun sebanyak 9 orang 50,0. Universitas Sumatera Utara

4.2.6 Alat Semprot yang Digunakan

Alat semprot yang digunakan oleh penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II pada tahun 2015 adalah alat semprot punggung knapsack solo sejumlah 18 orang 100.

4.2.7 Personal hygiene Penyemprot Pestisida

Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan personal hygiene dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan personal hygiene di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Personal Hygine N Orang Baik 8 44,4 Kurang Baik 10 55,6 Total 18 100 Dari tabel di atas diketahui bahwa personal hygiene penyemprot pestisida yang baik yaitu 8 orang 44,4 sedangkan personal hygiene kurang baik yaitu 10 orang 55,6.

4.2.8 Pemakaian APD Penyemprot Pestisida

Pemakaian APD pada penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.7 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan pemakaian APD di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 APD N Orang Lengkap 1 5,6 Tidak Lengkap 17 94,4 Total 18 100 Dari tabel di atas diketahui bahwa pemakaian APD penyemprot pestisida paling banyak tidak memakai APD secara lengkap yaitu 17 orang 94,4 dan yang memakai APD lengkap yaitu 1 orang 5,6. Universitas Sumatera Utara Distribusi APD yang dipakai oleh penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Distribusi APD yang dipakai oleh penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 ADP N Orang

1. Topi Ya

Tidak 18 100,0 Total 18 100,0

2. Masker Ya

Tidak 7 11 38,9 61,1 Total 18 100,0

3. Kacamata googles

Ya Tidak 1 17 5,6 94,4 Total 18 100,0 4. Sarung tangan Ya Tidak 8 10 44,4 55,6 Total 18 100,0 5. Baju lengan panjang Ya Tidak 18 100,0 Total 18 100,0 6. Celana panjang Ya Tidak 18 100,0 Total 18 100,0

7. Celemek atau apron Ya

Tidak 4 14 22,2 77,8 Total 18 100,0

8. Sepatu boot Ya

Tidak 18 100,0 Total 18 100,0 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa penyemprot pestisida yang memakai APD berupa topi, baju lengan panjang, celana panjang dan sepatu boot sebanyak 18 orang 100, masker sebanyak 7 orang 38,9, kacamata googles Universitas Sumatera Utara sebanyak 1 orang 5,6. Sarung tangan sebanyak 8 orang 44,4, dan celemek atau apron sebanyak 4 orang 22,2.

4.2.9 Bahan Aktif Pestisida yang Dipakai

Bahan aktif pestisida yang dipakai oleh penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan bahan aktif pestisida pada di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Bahan Aktif N Orang Glifosat One Up 480 SL ® 10 55,6 Parakuat diklorida Star 320 SL ® + metil metsulfuron Ally 20 WG ® 8 44,4 Total 18 100 Dari tabel di atas diketahui bahwa penyemprot pestisida yang memakai bahan aktif glifosat saat menyemprot yaitu 10 orang 55,6 dan yang memakai bahan aktif parakuat diklorida ditambah metil metsulfuron yaitu 8 orang 44,4.

4.2.10 Gejala Keracunan Pestisida

Gejala keracunan pestisida yang dirasakan penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan gejala keracunan pestisida pada di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Gejala Keracunan Pestisida N Orang Ada 15 83,3 Tidak 3 16,7 Total 18 100 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas diketahui bahwa penyemprot pestisida yang merasakan gejala keracunan pestisida sebanyak 15 orang 83,3 dan yang tidak merasakan gejala keracunan pestisida sebanyak 3 orang 16,7. Gejala keracunan yang dialami oleh penyemprot pestisida merupakan gejala keracunan akibat pestisida dengan bahan aktif glifosat dan parakuat diklorida ditambah metil metsulfuron. Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan pemakaian bahan aktif pestisida dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Distribusi penyemprot pestisida berdasarkan gejala keracunan oleh bahan aktif pestisida pada di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Gejala Keracunan Pestisida Ya Tidak Jumlah N Orang N Orang N Orang Glifosat 9 90,0 1 10,0 10 100,0 Parakuat diklorida+metil metsulfuron 6 75,0 2 25,0 8 100,0 Total 15 3 18 Dari 15 orang penyemprot pestisida yang mengalami gangguan keracunan, terdapat 9 orang yang mengalami gejala keracunan glifosat dan 6 orang yang mengalami gejala keracunan akibat campuran parakuat diklorida dan metil metsulfuron.

a. Gejala keracunan bahan aktif glifosat

Gejala keracunan pestisida dengan bahan aktif glifosat yang dirasakan penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12 Distribusi gejala keracunan bahan aktif glifosat yang dirasakan oleh penyemprot pestisida di Kebun Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II tahun 2015 Gejala Keracunan N Orang

1. Sakit Kepala

Ya Tidak 6 3 66,7 33,3 Total 9 100,0 2. Iritasi mata Ya Tidak 5 4 55,6 44,4 Total 9 100,0

3. Iritasi kulit

Ya Tidak 5 4 55,6 44,4 Total 9 100,0 4. Mual Ya Tidak 4 5 44,4 55,6 Total 9 100,0 5. Sesak nafas Ya Tidak 1 8 11,1 88,9 Total 9 100,0 6. Batuk Ya Tidak 9 100,0 Total 9 100,0 7. Diare Ya Tidak 9 100,0 Total 9 100,0

8. Sakit tenggorokan

Ya Tidak 9 100,0 Total 9 100,0 9. Muntah Ya Tidak 9 100,0 Total 9 100,0 10. Gejala seperti flu Ya Tidak 9 100,0 Total 9 100,0 Universitas Sumatera Utara Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa penyemprot pestisida yang menyemprot dengan bahan aktif glifosat mengalami gejala keracunan berupa sakit kepala 6 orang 66,7, iritasi mata sebanyak 5 orang 55,6, iritasi kulit sebanyak 5 orang 55,6, mual sebanyak 4 orang 44,4, , dan sesak nafas ada 1 orang 11,1.

b. Gejala keracunan bahan aktif parakuat diklorida ditambah metil

Dokumen yang terkait

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 17

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

1 4 3

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

2 8 50

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 8

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 2

Hubungan Faktor Eksternal Dengan Kadar Enzim Kolinesterase Pada Penyemprot Pestisida Di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau PTPN II Tahun 2017

0 0 16

I. Identitas Pekerja penyemprot - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pestisida 2.1.1 Pengertian Pestisida - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 0 40

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Pemakaian Alat Pelindung Diri dengan Gejala Keracunan Pada Penyemprot Pestisida di Perkebunan Kelapa Sawit Tanjung Garbus Pagar Merbau Tahun 2015

0 1 7

HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN GEJALA KERACUNAN PADA PENYEMPROT PESTISIDA DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT TANJUNG GARBUS PAGAR MERBAU PTPN II TAHUN 2015

0 2 16