Pengertian Pembiayaan Murabahah Akuntansi Murabahah

B. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Pembiayaan Murabahah

Dalam sub bab ini diuraikan salah satu produk bank syariah yang tergolong sebagai pembiayaan yang disertai dengan metode pengakuan piutang dan pendapatannya, yaitu pembiayaan murabahah. Dari beberapa referensi atau literatur antara buku karangan Adiwarman Karim 2004 : 103 menyatakan bahwa : ”Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli”. Bank dalam hal ini membelikan barang yang dibutuhkan nasabah nasabah yang menentukan spesifikasinya dan menjualnya kepada nasabah dengan harga perolehan ditambah keuntungannya. Jadi dari produk ini bank menerima laba atas jual beli. Harga perolehannya sama-sama diketahui dua belah pihak. Keuntungan murabahah diakui pada saat akad apabila akad berakhir pada periode laporan keuntungan yang sama, atau secara proporsional selama periode akad melampaui satu laporan keuangan. Pembiayaan murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan. Bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang murabahah, antara lain dalam bentuk barang yang telah dibeli dari bank. Bank dapat memberikan potongan muqashah apabila nasabah memberikan pembayaran cicilan, atau melunasi piutang murabahah sebelum jatuh tempo. Untuk lebih jelas mengenai pembiayaan murabahah, dapat dilihat gambar sistem pembiayaan murabahah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara SISTEM PEMBIAYAAN MURABAHAH

2. Landasan Syariah, Rukun dan Syarat Murabahah

Landasan syariah murabahah terdapat dalam :

a. Al-Qur’an

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. QS:Al- Baqarah:275

b. Al-Hadist

Dari Sohaib, bahwa Rasullullah saw bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan. Jual beli secara tangguh, Muqaradah Mudarabah dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual”. H.R. Ibnu Majah Bank Nasabah AssetsBarang Rp X Distributor Supplier Harga Jual Rp X + MU = Rp Y Universitas Sumatera Utara Dalam pelaksanaannya di bank syariah, bank membelikan terlebih dahulu barang yang dibutuhkan nasabah. Bank melakukan pembelian barang kepada supplier yang ditunjuk oleh nasabah atau bank, kemudian bank menetapkan harga jual barang tersebut berdasarkan kesepakatan bersama nasabah. Nasabah dapat melunasi pembelian barang tersebut dengan cara sekaligus atau mengangsur. Rukun murabahah terdiri dari : 1. Pihak yang berakad a. Penjual b. Pembeli 2. Objek yang diakadkan a. Barang yang diperjualbelikan b. Harga 3. Akadsigot a. Serah Ijab b. Terima Qabul Syarat-syarat murabahah yang harus dipenuhi antara lain : 1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah 2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang diterapkan 3. Kontrak harus bebas dari riba 4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian Universitas Sumatera Utara 5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang Secara prinsip jika syarat dalam 1, 4, atau 5 tidak dipenuhi, maka pembeli memiliki pilihan : a. Melanjutkan pembelian seperti apa adanya b. Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang yang dijual c. Membatalkan kontrak Sesuai dengan sifat bisnistijarah, transaksi murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga risiko yang harus diantisipasi. Murabahah memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah juga sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah. Diantaranya kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain : a. Default atau kelalaian, nasabah sengaja tidak membayar angsuran b. Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang di pasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual beli tersebut c. Penolakan nasabah, barang yang dikirim bisa saja ditolak oleh nasabah karena berbagai sebab. Bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga nasabah tidak mau menerimanya. Karena itu, sebaiknya dilindungi dengan asuransi. Kemungkinan lain karena nasabah merasa spesifikasi barang tersebut berbeda Universitas Sumatera Utara dengan yang dipesan. Bila bank telah menandatangani kontrak pembelian dengan penjualnya, barang tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian bank mempunyai resiko untuk menjualnya kepada pihak lain d. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah, Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset milikinya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, resiko untuk default akan besar.

3. Akuntansi Murabahah

Pemilihan acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman untuk sektor perbankan syariah didasarkan pada acuan yang relevan. Acuan tersebut terdiri dari : a. Peraturan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia b. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Umum, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 59 c. Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institutions, yang diterbitkan oleh Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution AAOIFI yang berpusat di Manama-Bahrain dan secara bertahap telah diadopsi oleh otoritas moneter negara dimana terdapat Bank Islam, termasuk Indonesia d. International Accounting Standard IAS, Statement Financial Accounting Standard SFAS, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Universitas Sumatera Utara e. Peraturan perundang-undangan yang relevan dengan laporan keuangan f. Praktik-praktik akuntansi yang berlaku umum, sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Adapun sistem pencatatan murabahah berdasarkan draft PAPSI yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Pada saat perolehan aktiva murabahah dari pihak supplier maka di sebelah debet bank akan mencatatnya sebagai persediaan aktiva murabahah. Sedangkan di sebelah kredit bank akan mencatat pengeluaran kas sebesar harga yang telah disepakati. Bank akan membukukannya seperti jurnal dibawah ini, yaitu : Dr. Barangaset murabahah xxx Kr. Kasrekening supplier xxx 2. Pada saat jual beli dengan angsuran dilakukan maka di sebelah debet bank akan mencatatnya sebagai piutang murabahah yang akan diakui sebesar nilai perolehan ditambah keuntungan bank. Sedangkan di sebelah kredit bank akan mencatat barang murabahah sebesar harga perolehan. Kemudian di sebelah kredit bank juga akan mencatat keuntungan, tetapi karena keuntungan yang secara efektif telah diterima namun belum merupakan pendapatan periode berjalan maka bank akan mencatatnya sebagai keuntungan yang ditangguhkan. Bank akan membukukannya seperti jurnal dibawah ini, yaitu : Universitas Sumatera Utara Dr. Piutang murabahah xxx Kr. Keuntungan murabahah ditangguhkan xxx Kr. Barangaset murabahah xxx 3. Urbun uang muka. Urbun akan diakui bank sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima bank pada saat diterima dan dicatat di sebelah kredit sedangkan di sebelah debet bank akan mencatatnya sebagai penerimaan kas apabila nasabah langsung menyetorkan uangnya ke bank atau bank juga bisa mendebet langsung rekening nasabah, jika nasabah memiliki tabungan di bank tersebut. Pembukuan untuk transaksi ini adalah : Dr. Kasrekening xxx Kr. Titipan uang muka urbun xxx Apabila murabahah jadi dilaksanakan, maka urbun akan mengurangi harga pembelian. Bank akan mencatat di sebelah debet sebagai urbun sebesar jumlah yang diterima bank dari nasabah, dan di sebelah kredit bank akan mencatat piutang murabahah sebesar jumlah urbun, berarti mengurangi jumlah piutang nasabah. Pembukuan yang dicatat oleh bank adalah sebagai berikut : Dr. Uang muka urbun xxx Kr. Piutang murabahah xxx 4. Pada saat melakukan angsuran piutang. Bank akan mendebet langsung rekening nasabah sebesar jumlah yang telah disepakati pada saat perjanjian, dan bank juga akan mengakui keuntungan murabahah yang ditangguhkannya Universitas Sumatera Utara sebagai keuntungan pada periode yang bersangkutan bank mengakui keuntungannya berdasarkan cash basis. Sehingga pada saat pembayaran angsuran dan keuntungan bank tersebut, bank akan mengakui keuntungan murabahahnya sebagai penerimaanpendapatan murabahah bank pada periode tersebut, yang akan dicatat di sebelah kredit. Kemudian bank juga akan mencatat piutang murabahah disebelah kredit, karena angsuran yang dibayar oleh nasabah tersebut berarti telah mengurangi jumlah piutang murabahah nasabah kepada bank. Bank akan membukukannya seperti jurnal dibawah ini : Dr. Rekening nasabah xxx Kr. Piutang murabahah xxx Dr. Keuntungan murabahah ditangguhkan xxx Kr. Keuntungan murabahah xxx 5. Pemberian muqashah potongan pembelian. Bank dapat memberi potongan muqashah, apabila nasabah mempercepat pembayaran cicilan atau melunasi piutang sebelum jatuh tempo, pemberian muqashah diakui dengan menggunakan salah satu metode, yaitu : a. Jika pada saat penyelesaian, bank mengurangi piutang murabahah dan keuntungan murabahah. Maksudnya adalah nasabah mempercepat pembayaran cicilan sehingga bank mengkredit piutang murabahah piutang murabahah nasabah berkurang, jumlahnya sama seperti pada saat nasabah membayar angsuran, yaitu : Universitas Sumatera Utara Dr. Kas xxx Dr. Keuntungan Murabahah ditangguhkan xxx Kr. Keuntungan xxx Kr. Piutang Murabahah xxx b. Jika setelah penyelesaian, bank terlebih dulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah, kemudian bank membayar muqashah kepada nasabah dengan mengurangi keuntungan murabahah. Ini berarti nasabah melunasi piutang sebelum jatuh tempo, sehingga pada akhir pelunasan angsuran tersebut bank memberikan potongan kepada nasabah berupa pembayaran kas pada kredit dan di sebelah debetnya mencatat sebagai muqashah : Dr. Muqashah xxx Kr. Kas xxx 6. Penerimaan denda. Denda akan diakui sebagai dana kebajikan pada saat diterima. Bank berhak mengenakan denda kepada nasabah yang tidak dapat memenuhi kewajiban yaitu nasabah mempunyai dana tetapi tidak melakukan pembayaran piutang murabahah dan adanya unsur penyalahgunaan dana yaitu nasabah mempunyai dana tetapi digunakan terlebih dahulu untuk hal lain. Bila salah satu indikasi ini terjadi maka nasabah harus membayar denda tersebut sehingga bank akan mencatatnya sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Dr. Kas xxx Kr. Rekening dana kebajikan xxx

C. Pendapatan Murabahah

1. Pengertian Pendapatan Murabahah

Sebelum kita membahas mengenai “apa itu pendapatan murabahah”, sebaiknya akan kita bahas mengenai “pendapatan” secara umum. Pada umumnya konsep pendapatan belum dirumuskan dengan jelas, terutama karena pendapatan biasa dibahas dalam kaitannya dengan pengukuran serta saat pencatatannya dan dalam konteks system tata buku berpasangan. Akan tetapi, sifat dasar kegiatan pendapatan yang relevan haruslah diselidiki sebelum masalah pengukuran dan saat pencatatan dipecahkan. Di dalam kepustakaan akuntansi ditemukan dua pendekatan terhadap konsep pendapatan. Satu diantaranya berfokus pada arus masuk aktiva sebagai hasil kegiatan operasi perusahaan dan yang lainnya berfokus pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainnya. Jadi, pendapatan dianggap sebagai arus masuk aktiva bersih atau sebagai arus keluar barang dan jasa. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pendapatan maka terdapat beberapa kutipan atas defenisi pendapatan antara lain : Pengertian pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 adalah : “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”. Universitas Sumatera Utara