Pengertian Pendapatan Murabahah Pendapatan Murabahah

Dr. Kas xxx Kr. Rekening dana kebajikan xxx

C. Pendapatan Murabahah

1. Pengertian Pendapatan Murabahah

Sebelum kita membahas mengenai “apa itu pendapatan murabahah”, sebaiknya akan kita bahas mengenai “pendapatan” secara umum. Pada umumnya konsep pendapatan belum dirumuskan dengan jelas, terutama karena pendapatan biasa dibahas dalam kaitannya dengan pengukuran serta saat pencatatannya dan dalam konteks system tata buku berpasangan. Akan tetapi, sifat dasar kegiatan pendapatan yang relevan haruslah diselidiki sebelum masalah pengukuran dan saat pencatatan dipecahkan. Di dalam kepustakaan akuntansi ditemukan dua pendekatan terhadap konsep pendapatan. Satu diantaranya berfokus pada arus masuk aktiva sebagai hasil kegiatan operasi perusahaan dan yang lainnya berfokus pada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta penyalurannya kepada konsumen atau produsen lainnya. Jadi, pendapatan dianggap sebagai arus masuk aktiva bersih atau sebagai arus keluar barang dan jasa. Untuk mengetahui lebih jelas tentang pendapatan maka terdapat beberapa kutipan atas defenisi pendapatan antara lain : Pengertian pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia 2004 adalah : “Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal”. Universitas Sumatera Utara Sedangkan pengertian pendapatan menurut AICPA 1993 menyatakan pendapatan sebagai : “Gross Increases in assets or gross decreases liabilities recognized measured in conformity with generally accepted accounting principles from those types of profit directed activities”. Dari defenisi tersebut dapat diartikan bahwa pendapatan merupakan kenaikan kotor dari aktivitas atau penurunan kotor kewajiban yang dinilai dan diakui berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim yang berasal dari aktivitas yang berorientasi mencari laba. Selain pengertian pendapatan yang telah disebutkan diatas dalam akuntansi konvensional juga diatur mengenai pendapatan yang masih akan diterima, yang menurut Ikatan Akuntan Indonesia , yaitu : Pendapatan yang masih akan diterima terdiri dari : a. Pendapatan bunga Pendapatan bunga yang masih akan diterima adalah tagihan bunga dari kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya yang tergolong lancar menurut kriteria kolektibilitas Bank Indonesia. Pendapatan bunga yang masih akan diterima dicatat dan disajikan sebesar jumlah bruto tagihan. b. Pendapatan lainnya Pendapatan lainnya yang masih akan diterima adalah selain yang berasal dari kredit yang diberikan dan aktiva produktif lainnya, antara lain pendapatan komisi sebagai pialang transaksi jual beli Sertifikat Bank Indonesia SBI dan Surat Berharga Pasar Uang SBPU. Dalam kegiatan operasional jual beli murabahah, pendapatan yang diterima oleh bank syariah berasal dari marjin keuntungan murabahah. Secara teknis, yang dimaksud dengan marjin keuntungan menurut Adiwarman Karim 2004 : 254 adalah “persentase tertentu yang diterapkan per tahun perhitungan marjin keuntungan Universitas Sumatera Utara secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari; perhitungan marjin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan”. Seperti pembahasan sebelumnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan margin yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya keuntungan yang ingin diperoleh. Dari definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”, karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga pembelian barang dan menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan pada biaya tersebut.

2. Pengakuan Pendapatan Murabahah