Pengukuran Pendapatan Murabahah Analisis Hasil Penelitian

Rp 250.000,- x 10 kali angsuran = Rp 2.5000.000,- Dari total pendapatan yang diterima PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan dan bank konvensional selama tahun 2006 dapat disimpulkan bahwa besarnya pendapatan yang diterima oleh bank konvensional lebih besar dibandingkan dengan PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan. Hal ini terjadi karena di bank konvensional pendapatan untuk tanggal 1 Januari 2007 telah diakui oleh bank pada tanggal 31 Desember 2006 padahal nasabah belum membayar angsurannya tersebut, sedangkan di PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan pendapatan yang diterima bank adalah pendapatan yang memang sudah riil dibayar oleh nasabah. Perbedaan besarnya pendapatan yang diterima dikedua bank ini semata-mata disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan prinsip pengakuan pendapatan yaitu antara cash basis yang digunakan oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan yang artinya PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan akan mengaku dan mencatat pendapatannya tersebut pada saat pendapatan itu diterima atau dibayarkan dengan accrual basis yang digunakan oleh bank konvensional yang berarti bank akan mengakui dan mencatat pendapatan tersebut dalam periode pendapatan itu dihasilkan.

2. Pengukuran Pendapatan Murabahah

Dalam pengukuran pendapatan, perbedaan diantara bank syariah dengan bank konvensional terletak pada penilaian pendapatan tersebut. Jika pada bank syariah pendapatan diukur sekali saja yaitu pada saat terjadinya akad sedangkan pada bank Universitas Sumatera Utara konvensional pendapatan yang diterima berupa pendapatan bunga dan ini dipengaruhi oleh tingkat suku bunga yang berubah-ubah setiap tahunnya Hal ini disebabkan karena bank syariah menghitung pendapatannya menggunakan sistem marjin yang disepakati oleh bank syariah dan nasabah. Berdasarkan contoh kasus diatas, diasumsikan nasabah mengambil pembiayaan murabahah dengan jangka waktu selama 24 bulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut : Harga beli sepeda motor = Rp 15.000.000,- Margin murabahah = 20 Harga jual barang = Rp 18.000.000,- Jangka waktu = 24 bulan Urbun = Rp 3.000.000,- Angsuran per bulan = Rp 625.000,- Angsuran pokok per bulan = Rp 500.000,- Angsuran marjin per bulan = Rp 125.000,- Berdasarkan data diatas telah disepakati antara bank syariah dengan nasabah bahwa keuntungan yang akan diterima bank syariah sebesar 20 atau Rp 125.000,- tiap bulannya. Hal ini mengakibatkan besarnya angsuran yang akan dibayar oleh nasabah kepada bank tidak mengalami perubahan hingga angsuran tersebut selesai. Mengacu kepada data diatas bila bagi bank konvensional, diasumsikan tingkat suku bunga pada saat pengambilan kredit sebesar 12 flat per tahun. Maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Pinjaman nasabah = Rp 15.000.000,- Tingkat suku bunga per tahun = 12 Jangka waktu = 24 bulan Uang muka = Rp 3.000.000 Pendapatan bunga per bulan = Rp 12.000.000 x 12 x 24 12 = Rp 240.000 Perhitungan pendapatan bunga tahun pertama angsuran adalah : Rp 240.000,- x 12 kali angsuran Rp 2.880.000,- Namun karena alasan tertentu pada tahun kedua angsuran nasabah tingkat suku bunga di pasar naik hingga 15 maka perhitungannya adalah sebagai berikut : Angsuran pokok yang telah dibayar = Rp 500.000 x 12 = Rp 6.000.000,- Angsuran bunga yang telah dibayar = Rp 240.000 x 12 = Rp 2.880.000,- Total angsuran yang telah dibayar tahun pertama = Rp 8.880.000,- Perhitungan angsuran untuk tahun kedua dihitung kembali karena suku bunga yang naik harus disesuaikan dengan nilai pasar sebesar 15. Sisa angsuran pokok yang belum dibayar = Rp 500.000 x 12 = Rp 6.000.000,- Perhitungan bunga tahun kedua = Rp 12.000.000 x 15 = Rp 1.800.000,- Total angsuran untuk tahun kedua angsuran = Rp 7.800.000,- Universitas Sumatera Utara Perubahan besarnya angsuran yang dibayarkan oleh nasabah dikarenakan naiknya tingkat suku bunga tidak mendapat pemberitahuan sebelumnya oleh pihak bank konvensional. Hal ini sangat membingungkan nasabah karena nasabah juga tidak pernah diberitahukan cara perhitungan mengenai bunga pinjaman dan tanpa ada kata kesepakatan antara kedua belah pihak. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Perlakuan akuntansi pembiayaan murabahah di PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan telah sesuai dengan ketentuan yang lazim sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 59 dan dalam draft Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia PAPSI. Penerapan perlakuan akuntansi tersebut meliputi : a Pembukuan pada saat bank memperoleh aset murabahah dari supplier b Pembukuan pada saat pencairan pembiaya c Pembukuan penerimaan pembayaran urbun uang muka d Pembukuan pembayaran angsuran termasuk perlakuan bila nasabah menunggak membayar angsuran e Pembukuan atas pembayaran muqosah potongan akibat dipercepatnya pelunasan angsuran oleh nasabah. 2. Pengakuan pendapatan atas pembiayaan murabahah di PT. bank SUMUT Syariah Cabang Medan telah sesuai dengan ketentuan yang lazim, dimana terdapat kecenderungan digunakannya metode cash basis untuk perlakuan pendapatan dengan alasan bahwa pendapatan yang belum diterima secara riil berupa aliran Universitas Sumatera Utara