Pengukuran Pendapatan Murabahah Pendapatan Murabahah

a. Pada prinsipnya, Laporan Keuangan Syariah boleh menggunakan sistem dasar akrual accrual basis maupun dasar kas cash basis dalam administrasi keuangan. b. Dilihat dari segi kemaslahatan al-ashlah, dalam pencatatan sebaiknya digunakan sistem dasar akrual accrual basis; akan tetapi, dalam distribusi hasil usaha hendaknya ditentukan atas dasar penerimaan yang benar-benar terjadi cash basis c. Penetapan sistem yang dipilih harus disepakati dalam akad Dari penerimaan angsuran murabahah yang dilakukan secara tunai, maka terdapat aliran kas masuk atas Pendapatan Margin Murabahah, sehingga pendapatan Margin Murabahah tersebut merupakan unsur pendapatan dalam perhitungan Distribusi Hasil Usaha. Penjelasan tersebut terdapat dalam Kerangka Dasar Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah 2006 : pr.15 dan pr. 16 yaitu : 1. Untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat terjadi dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber daya yang merepresentasikan kas yang akan diterima di masa depan. Oleh karena itu, laporan keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi 2. Perhitungan pendapatan untuk tujuan bagi hasil menggunakan dasar kas

3. Pengukuran Pendapatan Murabahah

Menurut IAI 2004 mengenai pengukuran pendapatan : “Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima”. Dalam akuntansi secara umum, pendapatan diukur dalam hal nilai dari produk atau jasa yang dipertukarkan dalam transaksi “wajar” arm’s-length. Nilai ini Universitas Sumatera Utara mewakili ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas uang yang diterima atau akan diterima dalam pertukaran dengan produk atau jasa yang ditansfer oleh perusahaan kepada pelanggannya. Dua interpretasi utama yang timbul dari konsep pendapatan ini menurut Ahmed, Belkaoui 2006 : 279 adalah : 1. Diskon kas dan pengurangan apa pun dalam harga tetap, seperti kerugian dari piutang tak tertagih, adalah penyesuaian yang diperlukan untuk menghitung ekuivalen kas bersih atau nilai sekarang terdiskonto atas klaim uang yang sebenarnya dan sebagai konsekuensinya, harus dikurangi ketika menghitung pendapatan. 2. Untuk transaksi nonkas, nilai pertukaran ditetapkan setara dengan nilai pasar dari pengorbanan yang diberikan atau diterima, mana yang lebih mudah dan lebih jelas untuk dihitung. Dalam melakukam akad pembiayaan murabahah, pihak bank syariah memberitahukan mengenai harga perolehan dari barang atau jasa yang dipesan oleh nasabah serta menyepakati keuntungan yang akan diterima oleh pihak bank syariah. Marjin keuntungan yang telah disepakati tersebut merupakan pendapatan dari aktivitas jual-beli bank syariah. Keuntunganpendapatan murabahah tersebut dalam bentuk kas diukur sejumlah uang yang dibayarkan nasabah sesuai dengan perjanjian akad murabahah. Pembayaran angsuran oleh nasabah setiap bulannya sudah termasuk pendapatan murabahah yang diterima oleh pihak bank syariah. Ketentuan mengenai keuntungan yang telah disepakati dalam perjanjian akad murabahah tidak mengalami perubahan atau tidak disesuaikan dengan nilai pasar yang berlaku sampai angsuran nasabah tersebut selesai. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif, yaitu dengan mengambil dan mengumpulkan data–data serta menguraikannya secara menyeluruh untuk menjawab beberapa pertanyaan. Pendapatan biasanya dibahas dalam kaitannya dengan pengukuran serta saat pencatatannya dan dalam konteks sistem tata biku berpasangan. Pengakuan dan pengukuran pendapatan di bank syariah pada umumnya sangat berbeda dengan bank konvensional. Dalam penelitian ini penulis hanya mmembatasi pembahasan tentang akuntansi murabahah serta pengakuan dan pengukuran pendapatan yang difokuskan pada pendapatan yang berasal dari angsuran pembiayaan murabahah. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat letak perbedaan antara pengakuan dan pengukuran pendapatan bank syariah dan bank konvensional. Cara untuk melihat dan menguji perbedaan diantara bank syariah dan bank konvensional dalam pengakuan dan pengukuran pendapatannya adalah dengan menganalisis transaksi-transaksi ke dalam bentuk jurnal yang berkaitan dengan pendapatan yang dihasilkan dan menganalisis bagaimana pengakuan serta cara mengukur pendapatan yang dihasilkan dari pembiayaan murabahah bagi bank syariah dan kredit bagi bank konvensional. Universitas Sumatera Utara