Pengakuan Pendapatan Murabahah Analisis Hasil Penelitian

Berdasarkan perlakuan akuntansi di PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan seperti yang telah dijelaskan diatas maka dapat didimpulkan bahwa semua perlakuan akuntansi yang diterapkan oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan telah sesuai dengan ketentuan yang lazim.

B. Analisis Hasil Penelitian

Dalam hal ini, penulis akan menganalisis mengenai pengakuan pendapatan dari pembiayaan murabahah serta pengukuran pendapatannya. Pengkhususan ini sangat menarik karena pengakuan pendapatan murabahah serta pengukuran pendapatan murabahah di bank syariah berbeda dengan bank konvensional.

1. Pengakuan Pendapatan Murabahah

Perbedaan penerapan pendapatan antara bank syariah dan bank konvensional adalah dalam metode pengakuan pendapatan. Jika di bank syariah diterapkan metode pengakuan pendapatan secara cash basis sedangkan di bank konvensional diterapkan metode pengakuan pendapatan secara accrual basis. Alasan syariah menerapkan metode cash basis dalam hal pengakuan pendapatan adalah bahwa pendapatan yang belum secara riil berupa aliran kas masuk meskipun sudah timbul hak tidak dapat diasumsikan dapat diakui sebagai pendapatan mengingat tak seorangpun dapat memastikan apa yang akan terjadi esok hari. Sehingga penerapan pada PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara a. Semua pendapatan diakui sebagai pendapatan bank apabila telah merupakan pendapatan pada periode berjalan dan telah diterima secara efektif tunai b. Pendapatan yang secara efektif telah diterima namun belum merupakan pendapatan periode berjalan dibukukan sebagai pendapatan yang ditangguhkan c. Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari suatu perjanjian ditanggung oleh nasabah, dan diakui sebagai pendapatan bank. Berdasarkan pembukuan diatas maka tampak bahwa penerapan metode pengakuan pendapatan secara cash basis di PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan akan diakui pada saat kas atau setara kas diterima yaitu pada setiap tanggal 1 angsuran dibayarkan oleh nasabah, sehingga pendapatan yang termasuk pendapatan murabahah tahun buku 2006 hanya terhitung mulai tanggal 1 April 2006 sampai dengan 1 Desember 2006 yaitu sebesar : Rp 250.000,- x 9 kali angsuran = Rp 2.250.000,- Sedangkan pada bank konvensional, pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual accrual basis, yang berarti transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Berdasarkan accrual basis ini, pendapatan akan diakui oleh bank setiap bulannya pada tanggal 31 walaupun akan membayarnya pada tanggal 1 bulan berikutnya. Jadi, pendapatan bunga bank konvensional untuk tahun buku 2006 berdasarkan pembukuan transaksi diatas yaitu mulai tanggal 31 Maret 2006 samapai dengan tanggal 31 Desember 2006 adalah sebesar : Universitas Sumatera Utara Rp 250.000,- x 10 kali angsuran = Rp 2.5000.000,- Dari total pendapatan yang diterima PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan dan bank konvensional selama tahun 2006 dapat disimpulkan bahwa besarnya pendapatan yang diterima oleh bank konvensional lebih besar dibandingkan dengan PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan. Hal ini terjadi karena di bank konvensional pendapatan untuk tanggal 1 Januari 2007 telah diakui oleh bank pada tanggal 31 Desember 2006 padahal nasabah belum membayar angsurannya tersebut, sedangkan di PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan pendapatan yang diterima bank adalah pendapatan yang memang sudah riil dibayar oleh nasabah. Perbedaan besarnya pendapatan yang diterima dikedua bank ini semata-mata disebabkan karena adanya perbedaan perlakuan prinsip pengakuan pendapatan yaitu antara cash basis yang digunakan oleh PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan yang artinya PT. Bank SUMUT Syariah Cabang Medan akan mengaku dan mencatat pendapatannya tersebut pada saat pendapatan itu diterima atau dibayarkan dengan accrual basis yang digunakan oleh bank konvensional yang berarti bank akan mengakui dan mencatat pendapatan tersebut dalam periode pendapatan itu dihasilkan.

2. Pengukuran Pendapatan Murabahah