Karakteristik Partisipan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pekerjaan Suami Wiraswasta Guru PNS 4 orang 1 orang 1 orang Pekerjaan Isteri Wiraswasta Guru PNS 3 orang 1 orang 2 orang

D. Hasil Wawancara Kecemasan Pasangan Usia Subur terhadap Infertilitas

Sekunder Dari hasil wawancara dengan pasangan infertilitas sekunder diperoleh beberapa pendapat tentang reaksi pasangan terhadap infertilitas sekunder, dampak perubahan psikologis yang timbul akibat infertilitas sekunder, kemampuan mengatasi masalah, harapan para pasangan infertilitas sekunder. 1. Reaksi pasangan terhadap infertilitas sekunder Dari hasil wawancara dengan pasangan infertilitas sekunder diperoleh beberapa pendapat tentang perasaan mereka ketika menyadari bahwa setelah mempunyai satu orang anak, kemudian mereka tidak memperoleh keturunan lagi tanpa menggunakan alat kontrasepsi sebelumnya. Berikut ini adalah ungkapan pernyataan dari pihak isteri pasangan infertilitas sekunder. a. Cemas Adapun perasaan cemas yang dialami oleh keenam partisipan istri sesuai dengan kondisi yang mereka alami, seperti diungkapkan dalam pernyataan berikut : Partisipan V Ist “Mengingat usia saya yah, cemas juga..semakin tambah usia rasa cemas juga bertambah”. Partisipan VI Ist “Rasa kepengen punya anak lagi itu ada, tapi lebih besar lagi rasa cemas atau takut saya mengingat usia saya tadi udah beresiko”. Sedangkan dari partisipan suami, hanya dua partisipan yang menyatakan rasa cemas mereka seperti diungkapkan dalam pernyataan berikut : Partisipan V S “Kalo rasa cemas saya salah satunya umur saya itu udah tua, kalo umur saya nantinya udah kepala empat, seandainya punya bayi lagi yah gimana gitu…awak udah tua sedangkan anak masih kecil dan perlu biaya buat sekolah, trus saya udah tidak sanggup lagi bekerja”. Partisipan IV S “Rasa cemasnya ya, karena faktor usia istri saya tadi itukan udah beresiko, kalo seandainya kita dapat anak lagi maunya sehatlah semuanya gitu”. b. Kesedihan Partisipan isteri juga mengatakan bahwa mereka merasa sedih ketika menyadari bahwa keluarganya hanya memiliki satu orang anak saja. Empat partisipan istri menyatakan perasaan sedih mereka seperti dinyatakan dalam ungkapan berikut ini : Partisipan I Ist “Tekadang ada juga sih rasa sedih itu…kalo melihat anak-anak tetangga atau orang orang yang punya anak dua atau tiga gitu, apalagi mereka itu punya anak sepasang.. kadang timbul dalam hati’’ enak kalilah dia itu sudah punya anak sepasang”.