Tempat Penelitian Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang

1.5.Metodologi

1.5.1. Metodologi Pengambilan Data

Data yang diambil berupa data sekunder atau data yang telah di olah sebelumnya dari hasil survey yang telah di lakukan oleh Kantor Badan Pusat Statistik atau BPS Kabupaten Langkat.

1.5.2. Metodologi Pengembangan Sistem

Metode yang digunakan untuk mengembangkan data adalah dengan metode analisis korelasi atau metode yang digunakan untuk mengetahui seberapa erat dan signifikankah hubungan antara dua buah variabel atau lebih. Dan metode analisis regresi linear berganda yaitu metode regresi untuk menemuka model regresi yang melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Model hasil regresi linear berganda ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. 1.6.Tempat dan Waktu Penelitian

1.6.1. Tempat Penelitian

Tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kabupaten Langkat, dan data yang yang digunakan adalah data sekunder yang telah tersedia di Kantor Badan Pusat Statistik atau BPS Kabupaten Langkat.

1.6.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian serta jadwal seluruh penelitian hingga pembuatan laporan yang akan dilakukan sesuai dengan jadwal penelitian yang tertera sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Jadwal Penelitian No. KEGIATAN JANUARI 2011 FEBRUARI 2011 MARET 2011 APRIL 2011 1. Pendalaman Materi 2. Pengambilan dan Pengumpulan data 3. Mengolah dan Menganalisis data 4. Pengujian data 5. Pembuatan Laporan 1.7.Sistematika Penulisan Agar dapat memberikan gambaran yang jelas pada penyusunan laporan hasil penelitian ini, maka penulis menjabarkan dalam beberapa bab sebagai berikut: BAB 1 : PENDAHULUAN Pada Bab pendahuluan ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan penelitian, metodologi, tempat dan waktu penelitian, serta sistematika penulisan laporan penelitian. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori dasar dalam penelitian yang mendukung penulisan Tugas Akhir, mencakup defenisi variabel, teori tentang permasalahan, metoda atau teknik yang digunakan, uraian tentang metode yang digunakan, dan kerangka penyelesaian masalah. BAB 3 : ANALISIS KEBUTUHAN Bab ini berisi penjelasan tentang hasil pendefinisian kebutuhan permasalahan dan penjelasan mengenai tempat dimana penelitian ini dilakukan yang dijadikan topik penelitian ini. Universitas Sumatera Utara BAB 4 : PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Bab ini berisi tentang teknik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang didapat dan diteruskan dengan pengujian data hasil analisis dengan data tabel. BAB 5 : PENUTUP Bab ini merupakan Bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah di lakukan oleh penulis. DAFTAR PUSTAKA DAN REFERENSI LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Defenisi Variabel

Pada penelitian yang penulis lakukan untuk menganalisis pengaruh yang terjadi antara luas lahan, pupuk, dan curah hujan terhadap hasil produktifitas padi sawah di Kabupaten Langkat tahun 2005-2010 ini, penulis menggunakan beberapa variabel yang penulis gunakan sebagai faktor penentu, yaitu: a Variabel luas lahan Menurut Dokuchaiev, lahan merupakan likungan fisis dan biotik yang berkatian dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief atau topografi, iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia Dra. Romenah, ”Lahan Potensial dan Lahan Kritis”, Hal:5. Pada penelitian ini, penulis menggunakan variabel luas lahan yaitu besarnya lahan panen yang digunakan oleh warga di Kabupaten Langkat untuk bercocok tanam padi sawah dengan kondisi lahan tersebut memiliki tingkat kesuburan dan dan kondisi yang berbeda-beda di tiap daerahnya. b Variabel pupuk Pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur yang habis terisap tanaman. Jadi, memupuk berarti menambah unsur hara ke dalam tanah pupuk akar dan tanaman pupuk daun Marsono, “Petunjuk Penggunaan Pupuk”, Hal:1. Universitas Sumatera Utara Pupuk sudah membudaya pada petani. Petani dan pupuk seakan sudah menyatu. Sehingga tak perlu heran kalau banyak petani yang merasa enggan menanam sesuatu tanpa memberi pupuk. Berdasarkan asal pembuatannya, pupuk terdiri dari dua kelompok, yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengn meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya, pupuk urea berkadar N 45 - 46, jadi setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara Nitrogen Marsono, “Petunjuk Penggunaan Pupuk”, Hal:19. Pada penelitian ini, penulis membatasi variabel pupuk hanya pada pupuk yang sering digunakan oleh petani yang berada di Kabupaten Langkat yaitu pupuk jenis UREA bersubsidi dari pemerintah untuk tanaman pangan dan hortikultura. Pupuk urea termasuk pupuk nitrogen yang dibuat dari gas amoniak dan gas asam arang. Persenyawaan kedua zat ini melahirkan pupuk urea dengan kandungan N sebanyak 46 yang termasuk pupuk higroskopis atau mudah menarik uap air. Pada kelembapan 73, pupuk ini sudah mampu menarik uap air dari udara sehingga pupuk urea ini mudah larut dalam air dan mudah diserap oleh tanaman Marsono, “Petunjuk Penggunaan Pupuk”, Hal:22-23. c Variabel curah hujan Curah hujan adalah banyaknya debit air hujan yang turun pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu di setiap musimnya. Pada daerah tropis seperti Indonesia, curah hujan sangat berpengaruh terhadap kesuburan suatu tanaman. Pada penelitian ini, penulis menggunakan variabel curah hujan sebagai salah satu variabel bebas, yaitu banyaknya tingkat debit air hujan yang turun di daerah Kabupaten Langkat dalam kurun waktu 1 satu tahun. d Variabel Produktifitas Padi Sawah Produktifitas padi sawah adalah banyaknya hasil produksi di sektor padi sawah. Hasil produksi padi sawah tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor, Universitas Sumatera Utara diantaranya luas lahan, pupuk, curah hujan, hama, bibit yang digunakan, dan banyak faktor pendukung lainnya. Pada penelitian ini, penulis menggunakan variabel produktifitas padi sawah sebagai variabel takbebas atau prediktor, yaitu produktifitas padi sawah di daerah Kabupaten Langkat tiap tahunnya.

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Teknik Analisis yang Digunakan

Adapun teknik analisis statistik penulis gunakan dalam melakukan pengolahan data pada penelitian ini yaitu dengan teknik analisis korelasi ganda dan analisis regresi ganda. Berikut akan dipaparkan lebih lanjut mengenai teknik analisis data tersebut.

2.2.1.1 Analisis Korelasi

Teknik analisis korelasi merupakan bagian dari teknik pengukuran asosiasi measure of association yang berguna untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat beberapa teknik analisis korelasi, diantaranya yang paling terkenal dan digunakan secara luas diseluruh dunia ialah teknik analisis korelasi Pearson dan Spearman. Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis korelasi ganda yang merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara lebih dari dua variabel. Korelasi ganda tidak secara otomatis menunjukkan hubungan kausalitas antar variabel. Hubungan dalam korelasi ganda dapat berupa hubungan linier positif dan linier negatif. Interpretasi koefisien korelasi ganda akan menghasilkan makna kekuatan, signifikansi dan arah hubungan kedua variabel yang diteliti. Untuk melihat kekuatan koefisien korelasi ganda didasarkan pada jarak yang berkisar antara 0 sampai dengan 1. Untuk melihat signifikansi hubungan digunakan Universitas Sumatera Utara angka signifikansiprobabilitasalpha. Untuk melihat arah korelasi dilihat dari angka koefisien korelasi ganda yang menunjukkan positif atau negatif. Koefisien korelasi ganda dapat ditentukan dengan mengakarkan koefisien determinasi ganda. koefisien diterminasi dengan simbol r 2 merupakan proporsi variabilitas dalam suatu data yang dihitung didasarkan pada model statistik. Definisi berikutnya menyebutkan bahwa r 2 merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model dengan variabilitas nilai data asli. Secara umum r 2 digunakan sebagai informasi mengenai kecocokan suatu model. Dalam regresi r 2 ini dijadikan sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data asli yang dibuat model. Jika r 2 sama dengan 1, maka angka tersebut menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna. Interpretasi lain ialah bahwa r 2 diartikan sebagai proporsi variasi tanggapan yang diterangkan oleh regresor variabel bebasX dalam model. Dengan demikian, jika r 2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan semua variabilitas dalam variabel Y. Jika r 2 = 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor X dengan variabel Y. Dalam contoh kasus misalnya, jika r 2 = 0,8 mempunyai arti bahwa sebesar 80 variasi dari variabel Y variabel tergantungresponse dapat diterangkan dengan variabel X variabel bebasexplanatory, sedang sisanya 0,2 dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak diketahui atau variabilitas yang inheren. Rumus untuk menghitung koefisien determinasi KD adalah KD = r 2 x 100. Variabilitas mempunyai makna penyebarandistribusi seperangkat nilai-nilai tertentu. Dengan menggunakan bahasa umum, pengaruh variabel X terhadap Y adalah sebesar 80; sedang sisanya 20 dipengaruhi oleh faktor lain. Dalam hubungannya dengan korelasi, maka r 2 merupakan kuadrat dari koefisien korelasi yang berkaitan dengan variabel bebas X dan variabel Y tergantung. Secara umum dikatakan bahwa r 2 merupakan kuadrat korelasi antara variabel yang digunakan sebagai predictor X dan variabel yang memberikan response Y. Dengan menggunakan bahasa sederhana r 2 merupakan koefisien korelasi yang dikuadratkan. Oleh karena itu, penggunaan koefisien determinasi dalam korelasi Universitas Sumatera Utara tidak harus diinterpretasikan sebagai besarnya pengaruh variabel X terhadap Y mengingat bahwa korelasi tidak sama dengan kausalitas. Secara bebas dikatakan dua variabel mempunyai hubungan belum tentu variabel satu mempengaruhi variabel lainnya. Lebih lanjut dalam konteks korelasi antara dua variabel maka pengaruh variabel X terhadap Y tidak nampak. Kemungkinannya hanya korelasi merupakan penanda awal bahwa variabel X mungkin berpengaruh terhadap Y. Sedang bagaimana pengaruh itu terjadi dan ada atau tidak kita akan mengalami kesulitan untuk membuktikannya. Hanya menggunakan angka r 2 kita tidak akan dapat membuktikan bahwa variabel X mempengaruhi Y. Dengan demikian jika kita menggunakan korelasi sebaiknya jangan menggunakan koefisien determinasi untuk melihat pengaruh X terhadap Y karena korelasi hanya menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y. Jika tujuan riset hanya untuk mengukur hubungan maka sebaiknya berhenti saja di angka koefisien korelasi. Sedang jika kita ingin mengukur besarnya pengaruh variabel X terhadap Y sebaiknya menggunakan rumus lain, seperti regresi atau analisis jalur. Rumus umum untuk mendapatkan koefisien determinasi ganda adalah: Dimana R 2 = Koefisien determinasi ganda JK reg = Jumlah kuadrat-kuadrat regresi Σy i 2 = Kuadrat selisih variabel terikat dikurang rata-rata Dengan rumus untuk JK reg adalah: koefisien korelasi ganda ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua atau lebih variabel. Besarnya koefisien korelasi ganda berkisar antara +1 sd -1. koefisien korelasi ganda menunjukkan kekuatan strength hubungan linear dan Universitas Sumatera Utara arah hubungan dua atau lebih variabel acak. Jika koefisien korelasi ganda bernilai positif, maka variabel-variabel tersebut mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefisien korelasi ganda bernilai negatif, maka variabel-variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah dan sebaliknya. Secara umum kita menggunakan angka signifikansi sebesar 0,01; 0,05 dan 0,1. Pertimbangan penggunaan angka tersebut didasarkan pada tingkat kepercayaan confidence interval yang diinginkan oleh peneliti. Angka signifikansi sebesar 0,01 mempunyai pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset kita adalah sebesar 99. Jika angka signifikansi sebesar 0,05, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 95. Jika angka signifikansi sebesar 0,1, maka tingkat kepercayaan adalah sebesar 90. Pertimbangan lain ialah menyangkut jumlah data sampel yang akan digunakan dalam riset. Semakin kecil angka signifikansi, maka ukuran sampel akan semakin besar. Sebaliknya semakin besar angka signifikansi, maka ukuran sampel akan semakin kecil. Unutuk memperoleh angka signifikansi yang baik, biasanya diperlukan ukuran sampel yang besar. Sebaliknya jika ukuran sampel semakin kecil, maka kemungkinan munculnya kesalahan semakin ada. Untuk pengujian dalam SPSS digunakan kriteria sebagai berikut: - Jika angka signifikansi hasil riset 0,05; maka hubungan kedua variabel signifikan. - Jika angka signifikansi hasil riset 0,05; maka hubungan kedua variabel tidak signifikan. Universitas Sumatera Utara

a. Interpretasi Korelasi

Ada tiga penafsiran hasil analisis korelasi, meliputi: pertama, melihat kekuatan hubungan dua variabel; kedua, melihat signifikansi hubungan; dan ketiga, melihat arah hubungan. Untuk melakukan interpretasi kekuatan hubungan antara dua variabel dilakukan dengan melihat angka koefisien korelasi hasil perhitungan dengan menggunakan kriteria sbb: 1. Jika angka koefisien korelasi menunjukkan 0, maka kedua variabel tidak mempunyai hubungan. 2. Jika angka koefisien korelasi mendekati 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin kuat. 3. Jika angka koefisien korelasi mendekati 0, maka kedua variabel mempunyai hubungan semakin lemah. 4. Jika angka koefisien korelasi sama dengan 1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna positif. 5. Jika angka koefisien korelasi sama dengan -1, maka kedua variabel mempunyai hubungan linier sempurna negatif.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk korelasi digunakan uji t. Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding t tabel dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika t hitung t tabel, H ditolak; H 1 diterima 2. Jika t hitung t tabel, H diterima; H 1 ditolak Disamping menggunakan cara diatas, cara kedua ialah menggunakan angka signifikansi. Caranya adalah sebagai berikut : 1. Jika angka signifikansi hasil riset 0,05; maka H ditolak. 2. Jika angka signifikansi hasil riset 0,05; maka H diterima Universitas Sumatera Utara

2.2.1.2 Analisis Regresi

Dalam penelitian ini, salah satu teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda ialah suatu alat analisis dalam ilmu statistik yang berguna untuk mengukur hubungan matematis antara lebih dari 2 peubah. Bentuk umum persamaan regresi linier berganda ialah sebagai berikut : Persamaan tersebut diduga oleh persamaan di bawah ini : Menentukan b , b 1 , b 2 , …, b k dapat menggunakan metode kuadrat terkecil melalui apa yang disebut dengan persamaan normal seperti di bawah ini : Bentuk persamaan matriks di atas termasuk ke dalam suatu sistem persamaan linier. Mencari atau menentukan b , b 1 , b 2 , b 3 , …, b n berarti mencari atau menentukan solusi dari sistem persamaan linier SPL. Mencari solusi SPL ada berbagai macam cara, diantaranya ialah Metode Eliminasi Gauss, Metode Invers Metode Matriks yang diperbesar dan Metode Matriks Adjoin, dan Metode Cramer. Metode Cramer merupakan metode yang paling populer dalam menentukan suatu solusi SPL Sistem Persamaan Liniear karena sifatnya yang mudah dipelajari dan sederhana. Menurut Cramer jika kita punya SPL Sistem Persamaan Liniear sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Maka x 1 , x 2 , x 3 , …, x n dapat langsung dicari dengan membagi determinan matriks A j dengan determinan matriks koefisien A. Dimana :

a. Pengaruh Simultan

Uji simultan atau uji F, bertujuan untuk mengetahui pengaruh gabungan variabel- variabel X terhadap variabel Y. Nilai F hitung dapat ditentukan dengan formula : Keterangan : R2 = Koefisien determinasi n = Banyaknya sampel m = Banyaknya varians Universitas Sumatera Utara Apabila hasil perhitungan F hitung F tabel, maka H ditolak sehingga dapat dikatakan bahwa variabel bebas regresi dapat menerangkan variabel terikat secara serentak. Sebaliknya jika F hitung F tabel, maka Ho diterima dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel bebas dari model regresi berganda tidak mampu menjelaskan variabel terikat.

b. Pengaruh Parsial

Untuk menguji kemaknaan koefisien regresi parsial digunakan uji t. Nilai t dapat ditentukan dengan formula sebagai berikut : keterangan : r = Koefisien korelasi n = Banyaknya sampel Apabila t hitung t tabel, maka H ditolak dengan demikian variabel bebas dapat menerangkan variabel terikat yang ada dalam model. Sebaliknya apabila t hitung t tabel maka Ho diterima, dengan demikian variabel bebas tidak dapat menjelaskan variabel terikat atau dengan kata lain tidak ada pengaruh di antara dua variabel yang diuji. Untuk mencari besarnya r 2 , di mana r 2 adalah satu dikurangi rasio antara besarnya deviasi Y observasi dari garis regresi dengan besar deviasi nilai Y observasi dari rata-ratanya. Secara matematis dapat ditulis dengan formula sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Keterangan : r2 = Besarnya koefisien determinasi Y = Nilai variabel Y Ŷ = Nilai estimasi Y Ϋ = Nilai rata-rata varians Y Universitas Sumatera Utara BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN

3.1 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN LANGKAT

3.1.1 Masa Pemerintahan Belanda dan Jepang

Pada masa Pemerintahan Belanda, Kabupaten Langkat masih berstatus keresidenan dan kesultanan kerajaan dengan pimpinan pemerintahan yang disebut Residen dan berkedudukan di Binjai dengan Residennya Morry Agesten. Residen mempunyai wewenang mendampingi Sultan Langkat di bidang orang-orang asing saja sedangkan bagi orang-orang asli pribumi berada di tangan pemerintahan kesultanan Langkat. Kesultanan Langkat berturut-turut dijabat oleh : 1. Sultan Haji Musa Almahadamsyah 1865-1892 2. Sultan Tengku Abdul Aziz Abdul Jalik Rakhmatsyah 1893-1927 3. Sultan Mahmud 1927-194546 Dibawah pemerintahan Kesultanan dan Assisten Residen struktur pemerintahan disebut LUHAK dan dibawah luhak disebut Kejuruan Raja kecil dan Distrik, secara berjenjang disebut Penghulu Balai Raja kecil Karo yang berada didesa. Pemerintahan luhak dipimpin seorang Pangeran, Pemerintahan Kejuruan dipimpin seorang Datuk, Pemerintahan Distrik dipimpin seorang kepala Distrik, dan untuk jabatan kepala kejuruanDatuk harus dipegang oleh penduduk asli yang pernah menjadi raja di daerahnya. Universitas Sumatera Utara Pemerintahan Kesultanan di Langkat dibagi atas 3 tiga kepala Luhak 1. Luhak Langkat Hulu, yang berkedudukan di Binjai dipimpin oleh T.Pangeran Adil. Wilayah ini terdiri dari 3 Kejuruan dan 2 Distrik yaitu : o Kejuruan Selesai o Kejuruan Bahorok o Kejuruan Sei Bingai o Distrik Kwala o Distrik Salapian 2. Luhak Langkat Hilir, yang berkedudukan di Tanjung Pura dipimpin oleh Pangeran Tengku JambakT.Pangeran Ahmad. Wilayah ini mempunyai 2 kejuruan dan 4 distrik yaitu : o Kejuruan Stabat o Kejuruan Bingei o Distrik Secanggang o Distrik Padang Tualang o Distrik Cempa o Distrik Pantai Cermin 3. Luhak Teluk Haru, berkedudukan di Pangkalan Berandan dipimpin oleh Pangeran Tumenggung Tengku Djakfar. Wilayah ini terdiri dari satu kejuruan dan dua distrik. o Kejuruan Besitang meliputi Langkat Tamiang dan Salahaji. o Distrik Pulau Kampai o Distrik Sei Lepan Awal 1942, kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda beralih ke Pemerintahan jepang, namun sistem pemerintahan tidak mengalami perubahan, hanya sebutan Keresidenan berubah menjadi SYU, yang dipimpin oleh Syucokan. Afdeling diganti dengan Bunsyu dipimpin oleh Bunsyuco Kekuasaan Jepang ini berakhir pada saat kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17-08-1945. Universitas Sumatera Utara

3.1.2 Masa Kemerdekaan