tahap pengakaran pada mikropropagasi karena aktivitasnya yang dapat menghambat pembentukan akar, menghalangi pertumbuhan akar, dan menghambat pengaruh auksin
terhadap inisiasi akar pada kultur jaringan sejumlah spesies tertentu George dan Sherrington, 1984.
Pada perlakuan B terdapat juga ciri lain yaitu akar yang menggulung, hal ini
diduga bahwa akar seharusnya dapat tumbuh lebih panjang lagi, namun karena kapasitas wadah kultur yang kecil sehingga membuat akar tumbuh menggulung.
Menurut Salisbury Ross 1995, batang dan akar yang sedang memanjang tidak membutuhkan sitokinin, meskipun tanaman harus membutuhkan sitokinin untuk
perpanjangan batang dan akar, kandungan sitokinin endogennya sudah mencukupi. Diduga bahwa sitokinin eksogen akan menghambat pertumbuhan in vitro yang
disebabkan karena konsentrasi dalam tanaman menjadi berlebihan.
akar
akar menggulung
a b Gambar 4.7.2 a. Akar yang menggulung; b. Bagian akar yang diamati
4.8 Jumlah Akar
Berdasarkan daftar sidik ragam pada Lampiran J, perlakuan BAP pada minggu ke-3 dan ke-4 memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap jumlah akar. Respon
jumlah akar akibat peningkatan konsentrasi BAP pada setiap minggu pengamatan dapat dilihat pada Tabel 4.8. Dari Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai jumlah akar
tertinggi minggu ke-3 terdapat pada perlakuan B yaitu 1,667 buah, yang berbeda
nyata dengan perlakuan B
1
, B
2
, B
3
dan B
4
. Untuk minggu ke-4 nilai jumlah akar
Universitas Sumatera Utara
tertinggi terdapat pada perlakuan B yaitu 1,667 buah, yang berbeda nyata dengan
perlakuan B
1
, B
2
, B
3
dan B
4
. Berdasarkan daftar sidik ragam nilai jumlah akar pada minggu ke-2 tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata, walaupun memiliki
nilai yang sama dengan nilai jumlah akar minggu ke-3 dan ke-4.
Tabel 4.8 Respon jumlah akar akibat peningkatan konsentrasi BAP pada setiap minggu pengamatan
Perlakuan Lama Pengamatan
M
1
M
2
M
3
M
4
B 1,000
1,667 1,667 aA
1,667 aA
B
1
1,000 1,000
1,000 bA 1,000 bA
B
2
1,000 1,000
1,000 bA 1,000 bA
B
3
1,000 1,000
1,000 bA 1,000 bA
B
4
1,000 1,000
1,000 bA 1,000 bA
Keterangan: Angka-angka dalam kolom yang sama bila diikuti dengan huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5 huruf kecil dan taraf 1 huruf besar menurut uji Duncan. B
ppm, B
1
1 ppm, B
2
2 ppm, B
3
3 ppm, B
4
4 ppm, M
1
1 Minggu, M
2
2 Minggu, M
3
3 Minggu, M
4
4 Minggu.
Dari Tabel 4.8. dapat dilihat bahwa untuk semua perlakuan tidak terjadi penambahan jumlah akar kecuali pada perlakuan B
yang mengalami penambahan jumlah akar dari minggu ke-2. Nilai jumlah akar tertinggi terdapat pada perlakuan B
yaitu 1,667 buah yang berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan BAP tidak berpengaruh terhadap penambahan jumlah akar.
Diagram respon jumlah akar akibat peningkatan konsentrasi BAP pada setiap minggu pengamatan dapat dilihat pada Gambar 4.8.1.
Gambar 4.8.1
Respon jumlah akar akibat peningkatan konsentrasi BAP pada setiap minggu pengamatan
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 1.4
1.6 1.8
2.0
1 2
3 4
J um
la h a
ka r
bua h
Umur kultur minggu
B0 B1
B2 B3
B4
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.8.1 menunjukkan bahwa pada minggu ke-1, akar planlet pada setiap perlakuan masih berjumlah satu. Pada minggu ke-2 sampai ke-4 jumlah akar
bertambah hanya pada perlakuan B . Menurut Maryani Zamroni 2005, apabila
perlakuan tanpa BAP 0 ppm ternyata memberikan jumlah akar banyak dan kecenderungan jumlah akar menurun dengan meningkatnya konsentrasi BAP.
Keadaan ini membuktikan bahwa BAP mampu menekan pertumbuhan akar. Kemampuan menghambat pertumbuhan akar ini sangat penting dalam penggandaan
tunas multiplikasi.
4.9 Mikroskopik Akar