penuh, BAP 1 mgl dan media MS penuh, 2,4 D 1 mgl dan BAP 1 mgl dan media MS penuh memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada pembentukan kalus.
Penelitian tentang jeruk juga pernah dilakukan oleh Devi Hardiyanto 2007 terhadap kultur nuselus “Japanes Citroen”. Dalam penelitian tersebut digunakan
kombinasi antara BA dan ekstrak malt. Dari hasil penelitian tersebut diperoleh bahwa kalus akan berkembang baik pada media MS + 3 ppm BA + 500 mgl eksrak malt +
5 sukrosa. Berdasarkan acuan tersebut maka dalam penelitian ini, embrio jeruk keprok akan dikulturkan dalam media MS dengan penambahan ekstrak malt 500 mgl
NAA 0,05 mgl dengan perlakuan zat pengatur tumbuh BAP dalam 5 konsentrasi yaitu 0, 1, 2, 3, 4 ppm.
1.2 Permasalahan
Jeruk keprok merupakan komoditas buah yang menguntungkan karena cita rasanya yang khas dan nilai jualnya yang cukup tinggi. Namun belakangan ini varietas jeruk
keprok sudah sulit untuk ditemukan, karena keberadaannya yang terancam punah. Dan yang paling merisaukan para petani adalah dalam penyediaan bibit serta di dalam
perbanyakannya yang membutuhkan waktu yang cukup lama.
Salah satu alternatif perbanyakan bibit secara cepat yaitu melalui teknik kultur jaringan atau teknik in vitro. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk kultur nuselus
beberapa jenis jeruk, seperti oleh Devi Hardiyanto, 2007, Mustika, 2005,
Iswari, 2009. Beberapa penelitian tentang Citrus nobilis Lour. pun telah banyak
dilakukan, seperti oleh Bintang, 1996, Butar-butar, 2006, Silalahi, 2006 dan Sitepu, 2006. Namun masih perlu dilakukan penelitian-penelitian dengan metode
yang lebih bervariasi lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal sesuai dengan yang diharapkan. Dalam penelitian ini dilakukan pengkulturan terhadap
embrio jeruk keprok dengan konsentrasi zat pengatur tumbuh BAP yang berbeda dalam media MS diperkaya ekstrak malt dan NAA, yang diharapkan dapat
menghasilkan kultur yang baik.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi BAP yang terbaik dalam
memacu pertumbuhan kultur embrio jeruk keprok Citrus nobilis Lour. pada media
MS.
1.4 Hipotesis
Penambahan Benzyl Amino Purin BAP pada media MS dapat memacu pertumbuhan
kultur embrio jeruk keprok Citrus nobilis Lour..
1.5 Manfaat
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan serta diharapkan dapat bermanfaat dalam perbanyakan tanaman jeruk
keprok Citrus nobilis Lour..
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Jeruk
Jeruk Citrus sp. adalah tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara. Sejak ratusan tahun lalu tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar
maupun sebagai tanaman pekarangan Soelarso, 1996. Jeruk Citrus sp. merupakan salah satu genus dari family Rutaceae yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Menurut Steenis 2003, kedudukan jeruk ini dalam sistematika adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Klass : Angiospermae
Sub Klass : Dicotyledoneae
Ordo : Rutales
Family : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus nobilis Lour.
Di Indonesia tanaman jeruk dibudidayakan sebagai usaha agribisnis atau sebagai tanaman pekarangan. Selain itu jeruk juga banyak ditanam di dalam pot
karena ukuran batangnya pendek, penuh dengan buah yang sangat eksotik sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Buah jeruk umumnya dikonsumsi dalam bentuk
segar, minuman segar atau sirup. Kulit dan biji jeruk mengandung minyak yang dapat digunakan sebagai pengharum rambut, campuran minuman dan bahan wangi-wangian.
Universitas Sumatera Utara
Tanaman jeruk keprok Citrus nobilis Lour. diduga berasal dari Asia
Tenggara Purseglove, 1979, kemudian menyebar ke seluruh dunia terutama di daerah subtropik. Ada beberapa jenis jeruk keprok yang memiliki nilai ekonomis
tinggi seperti keprok Pulung Ponorogo, keprok Tawangmangu Karanganyar, Surakarta, keprok Grabag Magelang dan keprok Brastepu Tanah Karo, Sumatera
Utara Kanisius, 1994.
Pohon jeruk keprok mencapai ketinggian 6-10 m, berduri, dengan bentuk batang bulat dan mempunyai jumlah percabangan yang banyak. Dahannya kecil dan
letaknya terpencar serta tidak beraturan. Bentuk daun bulat telur memanjang dengan pangkal tumpul dan mempunyai ujung yang runcing. Permukaan daun bagian atas
berwarna hijau tua mengkilat sementara permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda. Buah berbentuk bulat, kulit buah tebal, permukaannya kasar dan berpori-
pori besar. Biji bersifat poliembrionik dan berwarna sedikit kekuningan sementara embrio berwarna hijau keputihan.
Jeruk keprok ini mengandung sejumlah nutrisi, di antaranya vitamin B
1
dan vitamin C. Selain itu jeruk ini juga mengandung glukosa, fruktosa, sukrosa, karoten,
asam sitrat dan glukosida. Jeruk ini bermanfaat sebagai pereda berbagai penyakit, misalnya sebagai obat batuk dan menghilangkan rasa mual Ball, 1997.
Keistimewaan lain dari jeruk keprok ini adalah kulit buah yang memiliki aroma yang sangat wangi yang dapat dijadikan sebagai pengharum rambut serta bahan wangi-
wangian.
2.2 Kultur Jaringan Tanaman Jeruk