Gambar.33. Kawasan Museum of Fruit
Gbr.36. Museum of Fruit
3.3. KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Beberapa alasan pemilihan tema metafora :
- Metafora dalam hal ini digunakan untuk memenuhi fungsinya sebagai sarana pengkomunikasian kesan dan pesan berkaitan dengan bangunan dari sang perancang
kepada masyarakat luas. - Pemilihan tema metafora akan membantu dalam menghasilkan konsep-konsep baru.
Sehingga arsitektur dapat dilihat dalam sudut pandang yang baru, dan dapat tampil lebih ekspresif. Komunikasi perancang tentang ide dalam arsitekturnya juga menjadi
lebih jelas
Tema metafora diambil dan diterapkan pada perancangan
pusat seni pertunjukan Medan
ini untuk menciptakan suatu bangunan yang mampu menarik perhatian orang, mampu memberi kesan dan citra tersendiri, serta mampu menggugah persepsi dan imajinasi orang
yang melihatnya. Selain agar mampu menampilkan bentuk semenarik mungkin sehingga dapat memberikan nilai estetika tersendiri terhadap kawasan sekitar.
3.4. Studi Banding Tema Sejenis A. Museum of Fruit
Salah satu perancang yang menggunakan metafora sebagai konsep
rancangannya adalah Itsuko Hazegawa. Tema ini tampak pada salah satu
karyanya yaitu Museum of Fruit yang berlokasi di Jepang tepatnya di kota
Yamanshi. Bangunan ini didirikan pada tahun 1996, berfungsi sebagai museum
dan green house dengan material baja dan kaca.Berlokasi sekitar 30 km dari
Gunung Fuji, Museum of Fruit berada pada salah satu daerah gempa bumi
yang paling aktif di dunia. Pusat pengetahuan ini memiliki tiga struktur shell yang terbuat dari baja dengan tinggi sampai 20
meter dan bentang 50 meter yang dihubungkan oleh bangunan bawah tanah.
Universitas Sumatera Utara
Gbr.37. Site Plan Museum of Fruit
Gbr.38. Sifat-sifat buah dan bibit ditampilkan kepada Museum of Fruit
Gbr.39. Bentuk bibit yang disebar pada penataan massa bangunan
Sebagian dari dome ini dilapisi kaca dan terbentuk dari baja yang berbentuk pipa. Dimensi typical adalah 40 meter dengan bentang 20 meter .
Kompleks bangunan ini terdiri dari tiga massa utama, yaitu: Fruit Plaza, green house, dan workshop. Ketiga massa ini ditata menyebar seolah-olah berupa bibit yang disebar di
sebuah lahan. Kehadiran metafora terlihat
pada bangunan yang menjadi obyek kasus, yaitu Museum of Fruit. Pada
bangunan ini, sang perancang menghadirkan sifat-sifat buah dan
bibit dalam bentuk bangunan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
bangunan Museum of Fruit ini merupakan perumpamaan Arsitektur
sebagai sebaran bibit dan buah. Bukan hanya bentuk buah atau bibit yang
dimunculkan pada bentuk arsitektural bangunan ini, tapi juga sifat-sifatnya. Hal inilah yang membuat bangunan ini dikatakan memiliki tema
metafora dan bukannya analogi atau mimesis. Terlebih lagi bentuk dan sifat buah atau bibit
yang diambil tersebut sesuai dengan fungsi bangunannya yaitu sebagai Museum buah-
buahan. Jadi dalam pencapaian ide bentuknya, Itsuko Hazegawa mentransfer sifat-sifat buah
dan bibit ke dalam bangunan.
Universitas Sumatera Utara
Gbr. 41. Bangunan Sidney Opera Sydney
Bangunan ini menggunakan tema metafora dengan kategori combine metaphor. Bangunan Museum of Fruit menggunakan konsep penyebaran bibit dalam menerapkan
idenya sekaligus juga menerapkan bentuk fisik dari tumbuhan dan buah-buahan. Bagaimana cara menerapkannya akan dijelaskan pada subbab selanjutnya. Pada Museum
of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang lain. Itsuko Hazegawa berusaha menampilkan metafora dari
kekuatan serta perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yang tersembunyi dalam jiwa manusia. buah-buahan tampak pada museum, sementara kekayaan hubungan budaya
dan sejarah antara manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan bibit dan menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta pencampurannya bisa dilihat
sebagai metafora hidup berdampingan dengan damai pada daerah yang bermacam2 di dunia, simbiosis manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan
bangunan merupakan “new age village”.
B. Sydney Opera House
Sydney Opera House berdiri di atas tanah seluas 2,2 Ha dan luas
bangunan 1,8 Ha dengan bentang bangunan 185 m x 120 m dan
ketinggian atap mencapai 67 meter di atas permukaan laut. Atap terbuat
dari 2194 bagian beton precast yang masing-masing seberat 15,5
ton.
Gbr 40. Denah-denah Museum of Fruit
Universitas Sumatera Utara
Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House
dirancang oleh Jørn Utzon
, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran
masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini
adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.
Sydney Opera House ini terletak di atas pelataran menjorok di tepian air, berdampingan dengan pelabuhan di kawasan Benellong Point diatas teluk Sydney yang dulunya
difungsikan sebagai gudang penyimpanan kereta trem oleh Jorn Utzon diubah menjadi suatu mahakarya yang indah dan dikenang sepanjang masa pada tahun 1957 untuk
memenuhi ambisi pemerintah setempat.
Bentuknya yang melengkung berwarna putih menggunakan sistem struktur cangkang shell system selaras dan seolah – olah seperti echo dari pelengkung jembatan Sydney ini
merupakan sistem struktur ruang dimana dalam hal ini dinding tanpa tiang menyatu dengan atap seperti pada rumah siput. Bentuk dan warna yang ditampilkan oleh sistem tersebut selain
memberikan kesan sesuai dengan lingkungan, yaitu siput binatang laut, didukung oleh lokasinya di tepian air yang sangat luas terbuka membuat Sydney Opera House terlihat
monumental.
Sydney Opera House memiliki lebih dari 1000 ruang yang diantaranya adalah:
• Concert Hall, merupakan ruang utama terbesar dengan kapasitas 2679 orang
• Opera Theatre, teridir dari 1547 kursi
• Drama theatre, dengan kapasitas 544 orang
• Playhouse, Studio, reception Hall, Foyer, digunakan untuk seminar, kuliah, dengan
kapasitas 398 orang •
Lima auditorium, lima studio, empat restaurant, enam bar theatre, 60 ruang ganti perpustakaan, kantor administrasi dan ruang utilitas.
Gbr.42. Denah Sidney Opera Sydney
Universitas Sumatera Utara
Gbr.43. Detail atap Sidney Opera
Atap pada merupakan bentuk metafora dengan menerapkan system shell free form. Dimana bentuk shell
yang ada tidak mengikuti pola geometri tetapi terikat secara structural yang dalam hal ini bentuk geometri tetap
ada tetapi bukan merupakan factor utama. Dalam konteks Sydney Opera House, terdapat 3
unit terpisah, semua beratap rumah siput unit yang besar bertumpuk dengan arah mencuat berlawanan mengarah ke
air dan lainnya ke darat. Unit opera terbesar disediakan 2700 tempat duduk, unit sedikit lebih kecil berdampingan sejajar
1500 tempat duduk dan yang kecil agak terpisah didepan digunakan untuk restoran dan fasilitas pendukung lainnya.
C. Milwaukee Art Museum
Judul Proyek : Milwaukee Art Museum Arsitek
: Santiago Calatrava Museum Seni Milwaukee dirancang oleh Santiago
Calatrava pada tahun 2001. Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali didesain Calatrava di Amerika
Serikat. Bangunan ini tidak hanya menggambarkan perluasan ruang untuk museum seni Milwaukee, tetapi juga
unntuk menampilkan gambaran baru dari museum ini, dan perluasan untuk kota Milwaukee.
Calatrava mengajukan desain di depan danau. Hal itu membentuk hubungan antara kota Milwaukee dengan danau Michigan dan perluasan jalan Wisconsin hamper ke danau.
Perluasan bangunan Calatrava dengan memanfaatkan pencahayaan alami dan terbuka sehingga dapat melihat view danau dari dalam gedung. Selasar penghubung yang rendah dan
transparan sehingga terjadi penghubung bangunan baru dan bangunan lama. Di dalam bangunan, pintu masuk hall sangat spektakuler. Permainan cahaya yang
melalui panel-panel kaca atapnya tidak membuat orang jenuh dan dari dalam kita dapat memulai pandangan kita terhadap karya Calatrava sampai mendetail.
Gbr. 44. Fasade Museum Seni Milwaukee
Universitas Sumatera Utara
Interior bangunan menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana, detail dan finishingnya berulang-ulang. Bentuknya organik dan terus mengubah pandangan orang yang
berada di dalamnya. Berdiri di akhir pintu masuk, kita hampir merasakan mengambang di atas danau.
Pintu masuk utama berbentuk parabolic, kaca yang menutupi aula dengan langit- langit 90 kaki. The Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak, sayap seperti Sun Screen dengan
kisi-kisi 72 baja, yang bertahan di atas kaca pada atap aula penerima dan dapat mengendalikan cahaya pada bangunan. Kisi-kisi panjangnya dari 26 kaki sampai 105 kaki,
jika sayap brise soleil-nya melebar pada titik terlebar panjangnya mencapai 217 kaki, dan beratnya 90 ton.
Desain Calatravas sering terinspirasi oleh alam, yang menampilkan kombinasi dari bentuk-bentuk organik dan inovasi teknologi. Milwaukee Art Museum ekspansi
menggabungkan beberapa elemen terinspirasi oleh lokasi danau Museum. Di antara banyak unsur maritim dalam desain Calatrava adalah: kisi-kisi baja bergerak terinspirasi oleh sayap
burung, sebuah jembatan penyeberangan kabel dengan tiang menjulang terinspirasi oleh bentuk os perahu layar dan mengingatkan satu lantai melengkung galleria gelombang.
Gbr 45. Interior Museum Seni Milwaukee
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA
4.1. ANALISA EKSISTING
4.1.1. Analisa Lokasi Posisi Site Terhadap Kota-Kawasan Lingkungan
Lokasi proyek terletak di Kota Medan yang merupakan ibukota Propinsi Sumatera Utara daerah pusat WPP I Sumatera. Berada pada daerah
pengembangan pusat kota yang terletak di Kecamatan Medan Barat dengan pusat pengembangannya daerah Sei Sikambing Medan. Letak
geografis kota Medan berada pada 2
o
27’-2
o
47’ lintang utara dan 98
o
35’- 98
o
44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar tidak berkontur, iklim tropis dengan suhu minimum
antara 23.3
o
C-24.4
o
C dan suhu maksimum antara 30.7
o
C-33.2
o
C. Lokasi berada di persimpangan Jalan H. Adam Malik yang merupakan Jalan
Arteri Primer Kota serta diapit dua jalan lain yaitu Jalan Sei Deli dan
Gbr .46. analisa lokasi site
Universitas Sumatera Utara
4.1.2. Kondisi Eksisting Lahan
Gbr .47.analisa kondisi sekitar site
A.
Universitas dan
Perkantoran
B.
Rumah Penduduk C. Perkantoran
D. Rumah Penduduk
Tabel .10. kondisi eksisting sekitar site
• Lokasi Tapak
: Jln. H Adam Malik, Kecamatan Medan Barat, Kotamadya Medan, Sumatera Utara , Indonesia.
• Luas Lahan
: + 4,2 Ha +42.000 m
2
• Kontur
: Datar •
KDB : 60
• KLB
: 3-5 lantai •
Batas Tapak :
o Utara
: Jl. H. Adam Malik o
Timur : Jl. Sei Deli
o Selatan
: Jl. Bangun o
Barat : Jl. H. Adam Malik
• GSB:
o Jln. H. Adam Malik
: 11 meter o
Jln. Sei Deli : 4 meter
o Jln. Bangun
: 4 meter
A
C
D B
Universitas Sumatera Utara
4.1.3. Tata Guna Lahan Peruntukan lahan.
Di dalam RUTRK Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan, lokasi yang berada di daerah persimpangan Jalan H. Adam Malik, Kecamatan Medan Barat, masuk
kedalam WPP D Wilayah Pengembangan Pembangunan D dengan Sei Sikambing sebagai pusat pengembangan. Sebagai kawasan pusat kota, lokasi ini sangat potensial untuk
dibangunnya bangunan yang bersifat rekreatif dan hiburan.
Peta tata Guna Lahan dalam radius 500 meter :
Fasilitas Umum Sekolah, Rumah
Komersial Ruko dan Rukan
Kantor Pemukiman
Komersial Restoran, Toko
Universitas Sumatera Utara
Empat unsur potensial dari lokasi ini, yaitu: •
Terletak di pusat kota •
Berada pada kawasan pusat pengembangan kota, perkantoran, dan pemukiman. •
Transportasi lancar dan baik •
Luas site mendukung, yaitu sebesar 4,2 Ha
Gbr.49. massa bangunan potensial sekitar site
Melihat dari lokasi site yang berada pada jalan H. Adam Malik , terdapat beberapa bangunan yang dapat menjadi pendukung bagi perletakan Medan Convention Center yang
memiliki tujuan sebagai wadah selebrasi, diantaranya:
• Kampus LP3i
• Warung Steak and shake
• Rumah Sakit
• Mesjid Al-anshar
Universitas Sumatera Utara
Bulk Ketebalan Bangunan
Gbr .50. peruntukan lahan berdasarkan fungsinya
Bangunan di sekitar site memiliki KDB 60 ,dengan ketebalan bangunan yang relatif tipis . Terdapat jarak antara bangunan dengan badan jalan yang cukup signifikan pada
bangunan sekitar site. Oleh karena itu ketebalan massa bangunan sekitar site cenderung tidak terlalu padat . Hal ini dapat membantu dalam memberikan kenyamanan jarak pandang
bagi pengguna jalan. Tanggapan:
• Desain massa bangunan diharapkan dapat memberikan kelegaan bagi pengguna
dengan massa yang tidak terlalu padat . •
Letak massa bangunan di berikan jarak dengan badan jalan untuk menciptakan kenyamanan jarak pandang bagi pengguna jalan .
Universitas Sumatera Utara
IV.1.4. Batas Site
Gbr. 51. analisa batas site
Sebelah Barat berbatasan
dengan Jalan H. Adam
Malik yang merupakan
kawasan pemukiman
dan perkantoran
Utara
berbatasan dengan Jalan
H. Adam Malik yang
merupakan kawasan
pendidikan, pemukiman,
dan komersil, terdapat
Sebelah Selatan
berbatasan dengan Jalan
Bangun dan berseberangan
dengan rumah penduduk dan
bengkel. Sebelah Timur
berbatasan dengan Jalan Sei
Deli dan pada sisi ini terdapat
Sungai Deli. Area hijau di atas
merupakan area bantaran sungai.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4. Sarana dan Prasarana
Prasarana yang mendukung pada site diantaranya :
• Jalan yang cukup lebar pada Jalan H. Adam Malik , memungkinkan sirkulasi
kendaraan yang cukup lancar . •
Fasilitas saluran air bersih. •
Fasilitas riol kota •
Fasilitas listrik •
Fasilitas pedestrian. •
Fasilitas telepon.
Gbr .52.analisa sarana dan prasarana pada site
Sarana yang mendukung pada site meliputi bidang ekonomi , budaya ,dan sosial ,diantaranya:
• Institusi pendidikan.
• Pertokoan.
• Perkantoran.
Universitas Sumatera Utara
4.1.5. Skyline .
Gbr .53. analisa skyline
Gbr. 54.Garis skyline
Pada Skyline , terlihat bangunan di sekitar site memiliki ketinggian antara 2-4 lantai. Oleh karena itu diharapkan ketinggian bangunan tidak terlalu menonjol dengan lingkungan
sekitar. Banyak cara untuk menonjolkan bangunan selain dari ukuran dan ketinggian. Diharapkan bangunan ini akan menonjol dalam segi design dan kenyamanan pengguna yang
diharapkan akan banyak menarik minat pengguna.
A B
A
B
Universitas Sumatera Utara
4.1.6. Eksisting Bangunan Sekitar Site
Gbr .55. analisa bangunan eksisting sekitar site
Kampus LP3i Nissan Showroom
Bengkel
Pegadaian Mesjid
Ruko
Gbr. 56. bangunan eksisting sekitar site
Lokasi Site yang berada di sekitar bangunan pendidikan dan bangunan perkantoran, sangat mendukung fungsi site sebagai tempat selebrasi atu konvensi yaitu Medan
Convention Center.
Universitas Sumatera Utara
4.2. ANALISA POTENSI DAN KONDISI SITE