5.5 Pengaruh Persepsi tentang Kualitas Pelayanan Dimensi Empati Emphaty
terhadap Kepuasan Pasien di RSGMP FKG USU Medan
Persepsi tentang kualitas pelayanan dimensi empati di RSGMP FKG USU
Medan menunjukkan bahwa dari 5 pernyataan ditemukan jawaban terbanyak adalah baik dengan persentase tertinggi 40,0 jawaban baik tentang kesopanan Petugas
kesehatan terhadap pasien, serta ditemukan penilaian responden tentang dimensi empati cukup puas dan puas.
Hasil uji multivariat dengan uji statistik regresi berganda menunjukkan dimensi empati dalam kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepuasan pasien
p0,05. Mengacu kepada hasil uji tersebut dapat dijelaskan bahwa perhatian yang diberikan petugas kesehatan kepada pasien akan meningkatkan kepuasan pasien.
Sesuai penelitian Anggraeni, dkk 2011 bahwa rata-rata harapan responden terhadap aspek empati pelayanan pasien di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Universitas
Airlangga Surabaya sebesar 3,012. Dimensi empati adalah kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami
kebutuhan para pelanggan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pelanggan menganggap dimensi empati merupakan aspek yang sangat penting. Berdasarkan
penilaian dengan harapan empati dapat dikatakan responden belum puas mengenai keramahan, kejelasan dan kesopanan para petugas pelayanan kesehatan dalam
berkomunikasi dengan responden.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Sesuai penelitian Zubaedah dkk 2004 yang menyimpulkan ada pengaruh yang kuat antara variabel pelayanan kesehatan dengan kepuasan pasien. pelayanan
kesehatan di Balai Kesehatan Pasundan Bandung dinilai responden dalam kategori baik. Responden memberikan penilaian cukup baik untuk variabel kepuasan pasien.
Pelayanan dan fasilitas yang ada di sekitar Balai Pengobatan Kesehatan Bandung yang dinilai oleh responden sudah memenuhi syarat sebagai balai pengobatan
masyarakat umum yang layak. Masyarakat saat ini lebih menyadari akan pentingnya kesehatan gigi dan
mulut. Oleh sebab itu, kebutuhan masyarakat akan kesehatan gigj dan mulut tidak hanya mengobati curative dab mnyembuhkan rehabilitative tetapi sudah meliputi
pencegahan preventive. Salah satu cara untuk menilai upaya-upaya kesehatan yang diselenggarakan Balai Pengobatan Gigi sebagai organisasi pelayanan kesehatan gigi
dan mulut sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat adalah dengan mengukur tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien yang datang ke Balai
Pengobatan Gigi dapat mencerminkan kemampuan dokter gigi dan tenaga para medis yang bekerja di Balai Pengobatan Gigi dalam memberikan pelayanan kesehatan
Zubaedah dkk, 2004. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi kepuasan pelanggan dan persepsi
pelanggan terhadap mutu pelayanan adalah bagaimana menangani keluhan pelanggan Gerson, 2002. Untuk mengetahui keluhan pelanggan atau pasien dan agar
keinginan, harapan paien terhadap pelayanan sesuai, maka persepsi pasien terhadap pelayanan penting diketahui dengan mengadakan serangkaian pengamatan yang
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
dilakukan secara terus menerus. Upaya pengamatan tentang keluhan pasien merupakan salah satu bentuk empati terhadap pasien.
5.6 Pengaruh Kepuasan Pasien terhadap Minat Pemanfaatan Ulang RSGMP FKG USU Medan