3.7.1 Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan tidak ada penyimpangan
asumsi klasik.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk mengetahui apakah
residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Menurut Santoso 2002, jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas, dan sebaliknya jika data menyebar menjauhi garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini dilakukan untuk melihat apakah dalam suatu model regressi itu terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan dengan pengamatan lain. Sebuah
model analisis regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas, yang artinya varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lainnya tidak tetap atau berbeda. Menurut Santoso 2002, untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat gejala yang
dapat dilihat pada Scatterplot yang dihasilkan oleh program SPSS dengan ciri-ciri: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan dibawah atau di sekitar angka 0
2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3. Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali
4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regressi ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel bebas independen. Jika
terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Dalam model regressi yang baik, seharusnya tidak terjadi multikolinieritas. Ada tidaknya masalah
multikolinieritas di dalam model regressi, dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflation Factor dan nilai Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas
multikolinieritas adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, angka tolerance mendekati 1 Santoso, 2002.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Sejarah Singkat RSGMP FKG USU Medan
Balai Pengobatan Gigi Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan telah menerima pasien sebagai latihan pendidikan sejak 25 Agustus 1965. Balai Pengobatan Gigi
FKG USU berganti nama menjadi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan RSGMP FKG USU berdasarkan izin dari Menteri Kesehatan RI. Nomor :
1625MenkesSKXI2005 tanggal 2 Desember 2005.
4.1.2 Visi dan Misi RSGMP FKG USU
Visi RSGMP FKG USU yaitu sebagai pusat pendidikan, pelayanan, rujukan dan penelitian kesehatan gigi dan mulut yang professional sebagai penunjang
program studi kedokteran gigi unggulan nasional dan regional dan mendukung program kesehatan nasional.
Misi RSGMP FKG USU untuk mewujudkan visi adalah : 1. Mendukung pendidikan dan pengembangan profesi kedokteran gigi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan gigi dan mulut dengan memanfaatkan kemajuan pengetahuan
dan teknologi secara tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
2. Menerima dan melayani rujukan bidang kesehatan gigi dan mulut. 3. Mempersiapkan dan melaksanakan penelitian serta pengabdian masyarakat di
bidang kesehatan gigi dan mulut. 4. Membuka peluang kerjasama lintas sektoral, lintas program dengan universitas
lain, instansi negeri dan swasta dalam dan luar negeri. 5. Menyediakan layanan informasi untuk kepentingan masyarakat dalam bidang
kesehatan gigi dan mulut nasional.
4.1.3 Sarana dan Prasarana RSGMP FKG USU
RSGMP FKG USU adalah sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang juga digunakan sebagai sarana proses pembelajaran, pendidikan dan penelitian bagi
profesi tenaga kesehatan kedokteran gigi, serta terikat melalui kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Kolegium Kedokteran Gigi. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1173MENKESPERIX2004 pasal 8 dan 9, dalam penyelenggaraannya, RSGMP FKG USU menyediakan sarana dan
prasarana yang sesuai dengan fungsinya, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik gigi dasar, spesialistik, pelayanan penunjang, pelayanan rujukan, pelayanan gawat
darurat, pendidikan, penelitian dan pengembangan. Secara keseluruhan FKG USU memiliki luas gedung 3334.62 M
2
, yang sebahagian besarnya digunakan untuk pendidikan. Bangunan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut yang merupakan Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan meliputi Klinik Rawat Jalan dari 8 bidang spesialistik Klinik Bedah Mulut, Klinik
Kedokteran Gigi Pencegahan, Klinik Konservasi Gigi, Klinik Orthodonsia, Klinik
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Paedodonsia, Klinik Periodonsia, Klinik Prostodonsia, Klinik Penyakit Mulut; Ruang Gawat Darurat, Ruang Pemulihan, Ruang Operasi, Depo Bahan Kedokteran
Gigi. Selain itu juga dilengkapi dengan Laboratorium Klinik Gigi Unit Jasa dan Industri Laboratorium Dental FKG USU dan unit Radiologi Dental. Bangunan juga
dilengkapi Ruang tunggu, Ruang administrasi serta toilet. Struktur organisasi RSGMP FKG USU Medan secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6.
4.1.4 Tenaga Kesehatan dan Pelayanan di RSGMP FKG USU Medan
Tenaga medis kedokteran gigi pada RSGMP FKG USU terdiri dari : 38 orang dokter gigi umum, 4 dokter gigi spesialis bedah mulut, 4 orang dokter gigi spesialis
ortodonsia 2 orang spesialis konsultan, 3 orang dokter gigi spesialis prostodonsia ketiganya spesialis konsultan, 2 orang dokter gigi spesialis konservasi gigi 1 orang
spesialis konsultan, 3 orang dokter gigi spesialis pedodonsia, 3 orang dokter gigi spesialis periodonsia 2 orang spesialis konsultan, 3 orang dokter gigi spesialis
penyakit mulut dan 2 orang dokter gigi spesialis radiologi dental. Untuk tenaga medis dokter umum, dokter spesialis anastesi, spesialis penyakit dalam dan spesialis dokter
anak, RSGMP FKG USU akan bekerja sama dengan Rumah Sakit Umum Adam Malik. Selain itu juga telah ada tenaga keperawatan berjumlah 14 orang yang tersebar
di seluruh klinik pada RSGMP dan tenaga non medis.
4.2 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang. Hasil penelitian tentang karakteristik responden menunjukkan bahwa usia terbanyak antara 31 - 39 tahun,
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
yaitu sebanyak 45 orang 45,0, jenis kelamin paling banyak adalah laki-laki, yaitu sebanyak 55 orang 55,0, pendapatan responden umumnya Rp. 2.000.000, yaitu
53 orang 53,0, tingkat pendidikan paling banyak adalah SMA, yaitu sebanyak 40 orang 40,0, pekerjaan responden umumnya sebagai pegawai swasta sebanyak
34 orang 34,0, seperti pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden di RSGMP FKG USU Medan No
Karakteristik Jumlah
Persentase 1.
Umur
21 – 30 tahun 20
20.0 31 – 39 tahun
45 45.0
40 - 48 tahun 35
35.0
Jumlah 100
100.0 2.
Jenis Kelamin
Laki-laki 55
55.0 Perempuan
45 45.0
Jumlah 100
100.0 3
Pendapatan
Rp. 1.500.000 15
15.0 Rp. 1.500.000 – 2.000.000
32 32.0
Rp. 2.000.000 53
53.0
Jumlah 100
100.0 4.
Pendidikan
SD 8
8.0 SMP
26 26.0
SMA 40
40.0 AkademiS.1
26 26.0
Jumlah 100
100.0 5.
Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil 11
11.0 Pegawai Swasta
34 34.0
PedagangWiraswasta 29
29.0 Petani
20 20.0
Buruh 4
4.0 Tidak bekerja
2 2.0
Jumlah 100
100.0
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
4.3 Persepsi tentang Kualitas Pelayanan di RSGMP FKG USU Medan