Depo Farmasi Kemoterapi Cytotoxic Handling

Alur pelayanan pasien yaitu sebelum dilakukan proses tindakan, pasien menjalani proses penyaringan terlebih dahulu. Proses penyaringan dalam hal ini adalah memisahkan atau mengkategorikan pasien berdasarkan tingkat keparahannya. Adapun kategori pasien berdasarkan tingkat keparahannya adalah: 1. Merah. Kategori ini menandakan tingkat keparahan pasien yang berat gawat darurat 2. Kuning. Kategori ini menunjukkan tingkat kegawatdaruratan pasien sedang darurat 3. Hijau. Kategori ini menandakan pasien dalam kondisi tidak gawat tapi darurat, atau disebut juga gawat darurat semu 4. Hitam. Kategori ini menandakan pasien sudah tak bernyawa, tidak bisa diselamatkan Setelah dilakukan pengkategorian, maka pasien akan dibawa ke ruang tindakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. Batas maksimum pasien tinggal di EMG adalah 6 enam jam. Alur pelayanan pasien depo farmasi EMG dapat dilihat pada Lampiran 10, Halaman 115.

4.3.9 Depo Farmasi Kemoterapi Cytotoxic Handling

Depo Farmasi Kemoterapi atau Cytotoxic Handling adalah fasilitas pelayanan farmasi yang dikelola Instalasi Farmasi untuk melaksanakan pelayanan farmasi, baik pelayanan farmasi produk maupun farmasi klinis khusus untuk tindakan kemoterapi yang dilakukan bagian Kemoterapi Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung RSHS. Status pasien yang dirawat di ruang kemoterapi adalah Umum, Askes, dan Kontraktor. Sumber daya manusia terdiri dari 1 orang Apoteker penanggung UNIVERSITAS SUMATRA UTARA jawab, 2 orang Asisten Apoteker AA dengan waktu pelayanan hanya 1 shift dari hari senin hingga jumat mulai pukul 07.30-15.30. Apoteker dan AA telah mendapatkan pelatihan khusus dalam penanganan obat-obat sitotoksik. Jenis BMHP yang ada di depo farmasi kemoterapi terdiri dari BMHP dasar, obat-obat kemoterapi dan alat kesehatan. Pengadaan barang dilakukan secara: a. Defekta ke gudang IFRS yang dilakukan rutin setiap hari Selasa untuk dikirimkan ke gudang IFRS dan pada hari Kamis produk farmasi dikirimkan ke depo cytotoxic handling. b. Bila ada kebutuhan mendesak sediaan obat habis tapi ada permintaan pasien maka dapat dilakukan dengan permintaan cito menggunakan kertas aderet. Oleh karena itu, untuk menghindari kekosongan barang maka dilakukan sistem buffer stock stok pengaman. Sistem distribusi yang digunakan di depo kemoterapi adalah IP Individual Prescription. Alur pelayanan yang diberikan bagi pasien baru adalah pasien datang membawa surat pengantar dan resep regimen terapi untuk pasien yang bersangkutan, berikut diagnosa dan data lengkap pasien. Lalu perawat akan mengklasifikasikan pasien pada kategori Umum, Askes, atau Kontraktor. Kemudian di depo farmasi, resep akan dituangkan ke dalam lembar kendali regimen terapi pasien sebagai data untuk proses terapinya. Sedangkan untuk pasien lama, maka pasien tinggal melanjutkan terapi regimen yang sudah ada dan telah dilakukan, kecuali ada perubahan dari dokter. Alur pelayanan pasien depo farmasi cytotoxic handling dapat dilihat pada Lampiran 11, Halaman 116. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

4.3.10 Depo Farmasi Pusat