personalia, klaim BMHP JamkesmasGakinda, dan pelaporan instalasi farmasi. Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan
b. Pelaksanaan urusan inventaris
c. Koordinasi urusan SIM instalasi farmasi
d. Pelaksanaan administrasi personalia
e. Pelaksanaan klaim BMHP JamkesmasJamkesda
f. Pelaksanaan pelaporan instalasi farmasi
Struktur Organisasi IFRS Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung dapat dilihat pada Lampiran 2, Gambar 3.2 Struktur Organisasi Instalasi Farmasi,
Halaman 106.
3.2.5 Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia Instalasi Farmasi RSUP Dr. Hasan Sadikin per Desember 2011, terdiri dari:
1. Apoteker berjumlah 23 orang terdiri dari:
a. Apoteker Pegawai Negeri Sipil PNS: 20 orang.
b. Apoteker kontrak: 3 orang.
2. Asisten Apoteker berjumlah 164 orang terdiri dari:
a. Asisten Apoteker PNS: 35 orang.
b. Asisten Apoteker pra NPNS: 120 orang,
c. Asisten Apoteker kontrak: 9 orang.
3.
Reseptur berjumlah 20 orang terdiri dari:
a. Reseptur PNS: 6 orang.
b. Reseptur Pra NPNS: 3 orang.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
c. Reseptur kontrak: 11 orang.
4.
Administrasi berjumlah 8 orang terdiri dari:
a. Administrasi PNS: 1 orang.
b. Administrasi pra NPNS: 2 orang.
c. Administrasi kontrak: 5 orang.
Dengan jumlah total SDM yaitu 215 orang.
3.2.6 Fasilitas
Fasilitas yang tersedia di IFRS Dr. Hasan Sadikin diantaranya : 1.
Tersedianya fasilitas penyimpanan barang farmasi yang menjamin semua barang farmasi tetap dalam kondisi yang baik dan dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan spesifikasi masing-masing barang farmasi dan sesuai dengan peraturan.
2. Tersedianya fasilitas untuk pendistribusian obat.
3. Tersedianya fasilitas ruang konseling.
4. Tersedianya fasilitas untuk penyimpanan arsip resep.
5. Ruangan perawatan memiliki tempat penyimpanan obat yang baik sesuai
dengan peraturan dan tata cara penyimpanan yang baik. 6.
Obat yang bersifat adiksi disimpan sedemikian rupa demi menjamin keamanan setiap staf.
3.2.7 Pelayanan Instalasi Farmasi RSUP dr.Hasan Sadikin
Pelayanan yang dilakukan Instalasi Farmasi RSUP Dr.Hasan Sadikin meliputi :
1. Pelayanan farmasi produk
2. Pelayanan farmasi klinik
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
3. Partisipasi dalam program rumah sakit, terdiri dari :
a. Bidang Pendidikan
b. Bidang Penelitian
c. Anggota dalam Kepanitiaan Tim Medis Rumah Sakit
1. Pelayanan Farmasi Produk Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Biaya belanja perbekalan farmasi di rumah sakit mencapai sekitar 40-50 dari biaya belanja keseluruhan rumah sakit, pengelolaan perbekalan farmasi yang
efektif dan efisien akan mendukung mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit.
A. Tugas Pokok Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Tugas Pokok Pengelolaan Perbekalan Farmasi, meliputi : a. Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien
b. Menerapkan farmakoekonomi dalam pelayanan c. Meningkatkan kompetisi atau kemampuan tenaga farmasi
d. Mewujudkan system informasi manajemen berdaya guna dan tepat guna e. Melaksanakan pengendalian mutu pelayanan
B. Tugas dan Tanggung Jawab Sub Instalasi Perbekalan Farmasi
Sub intalasi perbekalan farmasi bertugas dan tertanggungjawab atas: a. Perencanaan, pengadaan dan pengendalian pengadaan Barang Medis Habis
Pakai BMHP b. Penerimaan, penyimpanan, pengendalian dan pengeluaran BMHP dari gudang
c. Penyusunan rencana, pelaksanaan dan pengendalian produksi sediaan farmasi d. Mutu sediaan farmasi yang diproduksi
e. Evaluasi dan pelaporan semua kegitan dalam pengelolan BMHP
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
C. Sumber Anggaran Perbekalan Farmasi RSHS
Sumber anggaran perbekalan farmasi RSHS, berasal dari anggaran rumah sakit, yaitu APBN dan PNBP. Anggaran rumah sakit diperuntukan untuk BMHP
dasar dan BMHP paket untuk seluruh status pasien, BMHP terapi untuk pasien Jamkesmas atau gakinda atau gakin RSHS.
D. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
Pengelolaan Perbekalan Farmasi, mencakup : a.
Perencanaan Perencanaan bertujuan untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan
farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tahapan dari perencanaan :
1 Pemilihan
Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan farmasi benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien atau kunjungan dan pola
penyakit di rumah sakit. Kriteria pemilihan kebutuhan obat yang abaik antara lain : jenis obat seminimal mungkin dengan cara menghindari kesamaan jenis, hindari
penggunaan obat kombinasi, kecuali jika obat kombinasi mempunyai efek lebih baik dibanding obat tunggal dan apanila jenis obat banyak, pemilihan dilakukan
berdasarkan pilihan drug of choice dari penyakit yang prevalensinya tinggi. 2
Komplikasi penggunaan Fungsinya untuk mengetahui penggunaan bulanan masing-masing jenis
perbekalan farmasi di unit pelayanan selama setahun dan sebagai data pembanding bagi stok optimum. Sehingga akan didapat informasi: jumlah
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi pada masing-masing unit pelayanan, persentase penggunaan tiap jenis perbekalan farmasi terhadap total penggunaan
setahun seluruh unit pelayanan dan penggunaan rata-rata untuk setiap jenis perbekalan farmasi.
3 Perhitungan kebutuhan
Bertujuan agar perbekalan farmasi yang direncanakan dapat tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, dan tersedia pada saat dibutuhkan.
4 Evaluasi perencanaan
Setelah dilakukan perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi untuk tahun akan dating, akan diperoleh jumlah kebutuhan, dan sebaiknya diikuti dengan
evaluasi. Perencanaan BMHP di RSHS sesuai jenis anggaran. Perencanaan BMHP anggaran APBN, untuk kebutuhan setahun, menggunakan metode pengadaan
lelang terbuka dan perencanaan BMHP anggaran PNBP, untuk kebutuhan per tri wulan, per bulan dan kebutuhan segera, menggunakan metode pengadaan lelang
tertutup, penunjukan langsung dan pembelian langsung. a.
Pengadaan Pengadaan bertujuan untuk mengadakan perbekalan farmasi dengan harga
layak, mutu baik, pengiriman barang terjamin dan tepat waktu, proses berjalan lancar. Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang
telah direncanakan dan disetujui melalui pembelian, produksi, sumbangan atau droping atau hibah.
Tabel 3.1 Lama Proses Pengadaan No
Cara Pengadaan Waktu hari
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
1. 2.
3. 4.
Pelelangan Pemilihan Langsung
Penunjukan Langsung Pembelian Langsung
45 20-30
15-20 14
b. Penerimaan
Penerimaan bertujuan untuk menjamin perbekalan sesuai dengan kontrak baik spesifikasi, mutu maupun waktu kedatangan. Di RSHS penerimaan dilakukan
oleh panitia penerimaan BMHP. Panitia melakukan pemeriksaan barang yang diterima dengan kriteria pemerikasaan : kondisi barang, jumlah, merk, waktu
pengiriman, tanggal kadaluarsa, sertifikat analisis CA untuk bahan baku, uji fungsi untuk alat kesehatan inventaris, Material Safety Data Sheet MSDS untuk
bahan berbahaya, cerctificate of origin khusus untuk alat kesehatan. c.
Penyimpanan Penyimpanan bertujuan untuk memelihara mutu sediaan farmasi,
menghindari penggunaaan yang tidak bertanggung jawab, menjaga ketersediaan dan memudahkan pencarian dan pengawasan. Metode penyimpananya dilakukan
berdasarkan kelas terapi, menurut bentuk sediaan dan alfabetis, dengan menerapkan prinsip First Expire First Out FEFO dan First In First Out FIFO
dan disertai sistem informasi digital dan manual yang selalu menjamin ketersediaan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan.
d. Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap, rawat
darurat, rawat jalan dan pelayanan penunjang. Tujuannya tersedianya perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat jenis dan jumlah.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
e. Pengendalian
Pengendalian bertujuan agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit pelayanan, kegiatan pengendalian mencakup:
1 Menghitung stok kerja : menggunakan rata-rata periode saat itu
2 Menentukan stok optimum : stok obat diserahkan kepada unit pelayanan agar
tidak mengalami kekurangan atau kekosongan 3
Menentukan stok pengaman: jumlah stok yang disediakan untuk mencegah terjadinya sesuatu hal yang tidak diduga, missal keterlambatan pengiriman
4 Menentukan waktu tunggu lead time: waktu yang diperlukan dari mulai
pemesanan sampai barang diterima. f.
Penghapusan Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan
farmasi yang tidak terpakai karena kadalursa, rusak, mutu tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak
terkait sesuai dengn prosedur yang berlaku. Penghapusan bertujuan untuk menjamin perbekalan farmasi yang tidak memenuhi syarat dikelola sesua standar
yang berlaku. Penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun resiki terjadinya penggunaan obat yang sub standar.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan bertujuan untuk memonitor transaksi perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di lingkungan IFRS. Pencatatan akan memudahkan penelusuran
untuk mengetahui perbekalan yang sub standar dan harus ditarik dan peredaran. Pencatatan dapat dilakukan dalam bentuk digital dan manual. Pencatatan
dilakukan pada kartu pencatatan yaitu kartu stok dan kartu stok induk.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Pelaporan bertujuan untuk menyediakan data yang akurat sebagai bahan evaluasi, infomasi yang akurat, arsip yang memudahkan penelusuran surat dan
laporan, data yang lengkap untuk membuat perencanaan. Jenis laporan Perbekalan Farmasi di RSHS antara lain : mutasi perbekalan farmasi, penulisan resep generik
dan non generik, psikotropika dan narkotika, stok opname, pendistribusian, penggunaan obat program, jumlah resep, kepatuhan terhadap formularium,
kepatuhan terhadap DOEN, laporan keuangan nilai penerimaan, transaksi, pendapatan.
h. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi bermanfaat sebagai masukan guna penyusunan perencanaan dan pengambilan keputusan, adapun indikator dari monitoring dan
evaluasi adalah: 1
Alokasi dana pengadaan obat 2
Biaya obat per kunjungan kasus penyakit 3
Biaya obat per kunjungan resep 4
Ketepatan perencanaan 5
Persentase dan nilai obat rusak 6
Evaluasi penggunaan antibiotika
2. Pelayanan Farmasi Klinik
Pelayanan farmasi klinik diberikan secara langsung sebagai bagian dari pelayanan pasien dan memerlukan interaksi dengan pasien dan atau profesional
kesehatan lain yang terlibat dalam perawatan pasien. Pelayanan farmasi klinik adalah penerapan pengetahuan obat untuk kepentingan pasien, dengan
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
memperhatikan kondisi penyakit pasien dan kebutuhannya untuk mengerti terapi
obatnya.
Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan di RSUP Dr. Hasan Sadikin diantaranya: a.
Pelaksanaan farmasi klinik di pelayanan rawat jalan 1
Pengkajian kerasionalan order dokter 2
Memberikan penyuluhan dan edukasi terkait penyakit dan obat di ruang tunggu.
3 Membuat dan menyebarkan infomasi penting terkait suatu obat dalam
bentuk brosur, buku kecil, atau leaflet. 4
Konseling dan Informasi Obat Konseling dilakukan dengan melakukan pemilihan pasien berdasarkan
kriteria antara lain : masalah terapi 1 multiterapi, pasien menerima resep 5 jenis polifarmasi, obat dengan indeks terapi sempit, penderita
geriatik. Materi untuk konseling yaitu mengenai aturan pakai obat termasuk frekuensi pemberian obat, lama terapi, cara penyimpanan obat,
efek samping yang umum atau penting dan kapan dapat terjadi, adanya interaksi obat-obat, obat-makanan dan motivasi kepatuhan minum obat
dengan baik dan benar. 5
Persiapan pemberian obat sitostatika dimana apoteker harus memeriksa ketepatan pasien, ketepatan regimen dan dosis, ketepatan jadwal, ketepatan
pengenceran dan pencampuran, ketepatan cara pemberian dan ketepatan pembayaran.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
b. Pelaksanaan farmasi klinik di pelayanan rawat tinggal
1 Wawancara dengan keluarga pasien, terutama tentang sejarah pengobatan
penderita termasuk obat tradisional yang dibawa. 2
Pencatatan terapi pasien dan pemantauan penggunaan obat Pencatatan dan pemantauan dilakukan dengan mengupdate Kartu Obat
Pasien KOP, menyesuaikan KOP dengan instruksi dokter di status pasien, mencatat dan membuat jadwal pengobatan pasien terutama untuk
unit doseUDD. 3
Pengkajian resep Melakukan pengkajian resep dan pengukuran assesment berdasarkan
Drug Relatif Problems DRP’s yaitu adanya indikasi tidak diobati, adanya terapi tidak ada indikasi, kelebihan dan kekurangan dosis, terjadinya efek
yang merugikan ROM, terjadinya masalah akibat interaksi obat, pasien tidak mendapat obat yang tepat dan pasien gagal menerima obat
4 Konsultasi, informasi dan edukasi KIE untuk dokter, perawat dan pasien.
Konseling untuk pasien diprioritaskan untuk pasien baru dan pasien yang akan pulang yang memiliki penyakit berisiko atau menggunakan obat
dengan indeks terapi sempit. 5
Visite bersama tim kesehatan Apoteker ikut melakukan visite bersama dokter, perawat dan profesional
kesehatan lain. Dalam visite bersama, peranan apoteker yang diharapkan adalah berpartisipasi dalam pemilihan obat yang tepat untuk pasien drug
of choice, pemilihan regimen obat, dosis, pemberian informasi pada
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
pasien dan perawat tentang cara penggunaan obat dan efek samping yang mungkin terjadi.
6 Visite mandiri. Tujuannya untuk memantau efek terapi dari obat yang
digunakan pasien, memantau kepatuhan pasien, mencari permasalahan terkait obat dan cara pemecahannya.
7 Monitoring efek samping obat. Penting dilakukan pada penderita kanker
yang sedang menjalani kemoterapi. 8
Evaluasi pengunaan obat 9
Pemantauan dan pelaporan reaksi obat merugikan ROM.
3.2.8 Gudang