Kadmium Cd Tembaga Cu

32 aspek negatif pada kehamilankesuburan wanita. Daya racun Pb di dalam tubuh diantaranya disebabkan oleh penghambatan enzim oleh ion-ion Pb 2+ . Enzim yang diduga dihambat adalah yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Penghambatan tersebut disebabkan terbentuknya ikatan yang kuat ikatan kovalen antara Pb 2+ dengan grup sulfur yang terdapat di dalam asam-asam amino, misalnya sistein dari enzim tersebut. Batas maksimum kadar logam berat Pb yang masih diperbolehkan dalam bahan makanan hasil laut oleh SNI adalah sebesar 2,0 ppm. Jika dikaitkan dengan standar tersebut, maka kandungan logam berat Pb pada keempat stasiun berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan sehingga biota ikan yang ada di perairan Blanakan aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi.

4.5.2. Kadmium Cd

Hasil analisis pada Gambar 11 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Cd pada biota ikan pada tiga kali pengulangan menunjukkan hasil yang sama pada keempat stasiun pengamatan yaitu sebesar 0,005 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa sumber pencemar logam berat Cd pada keempat stasiun pengamatan sangat sedikit. Salah satu contoh sumber pencemar logam berat Cd antara lain pewarna plastik, electroplating, industri tekstil dan industri kimia, akan tetapi sumber-sumber pencemar tersebut tidak ada di wilayah perairan Blanakan. Akumulasi timbal dalam jaringan tubuh dapat mengakibatkan keracunan, kerusakan ginjal, kerusakan pada sistem syaraf, dan hilangnya kalsium pada tubuh. Batas maksimum logam Cd dalam makanan yang ditetapkan oleh SNI, yaitu sebesar 0,2 ppm. Jika dibandingkan dengan standar tersebut, maka kandungan logam berat Cd pada biota ikan berada jauh dibawah baku mutu yang telah ditetapkan sehingga biota ikan yang ada di perairan Blanakan aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi.

4.5.3. Tembaga Cu

Logam Cu termasuk unsur kelumit esensial bagi kehidupan organisme. Walaupun demikian dalam jumlah berlebih logam tersebut dapat bersifat racun bagi organisme itu sendiri maupun manusia yang mengkonsumsinya. 33 Hasil analisis pada Gambar 11 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Cu pada biota ikan pada tiga kali pengulangan menunjukkan hasil yang bervariasi, yaitu antara 0,018-0,0516 ppm. Konsentrasi logam berat Cu ikan tertinggi terdapat pada tambak, yaitu sebesar 0,0516 ppm, sedangkan konsentrasi terendah terdapat pada stasiun bagian hulu sungai Blanakan, yaitu sebesar 0,0180 ppm. Salah satu sumber pencemar logam Cu di perairan Blanakan berasal dari garam tembaga yang sering digunakan dalam bidang pertanian, misalnya larutan bordeaux yang mengandung 1-3 CuSO 4 . Larutan ini digunakan untuk membasmi siput sebagai inang dari parasit cacing, juga untuk mengobati penyakit kuku foot rote pada domba. Batas maksimum logam Cu dalam makanan yang ditetapkan oleh SNI, yaitu sebesar 20 ppm. Jika dibandingkan dengan standar tersebut, maka kandungan logam berat Cu pada biota ikan berada jauh dibawah baku mutu yang telah ditetapkan sehingga biota ikan yang ada di perairan Blanakan aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi.

4.6. Batas Aman Konsumsi atau Acceptable Daily Intake