29
Gambar 10. Nilai konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Cu pada contoh udang di empat stasiun pengamatan
4.4.1. Timbal Pb
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh seperti pada Gambar 10 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb pada udang tertinggi terdapat pada
Muara Sungai Blanakan sebesar 0,1445 ppm dan terendah terdapat pada Hulu Sungai Blanakan sebesar 0,005 ppm. Faktor yang menyebabkan hal ini adalah
karena adanya perbedaan aktifitas pembuangan limbah di dua lokasi tersebut. Peningkatan konsentrasi logam berat Pb di Muara Sungai Blanakan disebabkan
karena banyaknya sumber pencemar logam berat Pb, seperti buangan limbah cat untuk kapal, dan limbah baterai. Bahan bakar yang mengandung timbal leaded
gasoline juga memberikan kontribusi yang berarti bagi keberadaan timbal di dalam air. Buangan limbah dari hulu akan terbawa oleh air hujan dan akhirnya akan
terakumulasi di Muara Sungai Blanakan, sehingga menyebabkan kandungan logam berat Pb di Muara Sungai Blanakan memiliki nilai tertinggi. Jika dibandingkan
dengan baku mutu dari Departemen Kesehatan RI nilai Pb pada perairan Blanakan masih jauh dibawah baku mutu, yaitu sebesar 2 ppm. Hal ini berarti sumberdaya
perikanan di kawasan tersebut aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi.
4.4.2. Kadmium Cd
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh seperti pada Gambar 10 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Cd udang pada semua stasiun nilainya
30 sama dan sangat rendah yaitu sebesar 0,005 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa
sumber logam berat Cu di perairan Blanakan sangat sedikit yang terpapar pada biota udang. Apabila dibandingkan dengan baku mutu dari Departemen Kesehatan RI
nilai Cd pada biota udang di perairan Blanakan masing sangat jauh dari ambang batas, nilainya yaitu 1 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya perikanan di
lokasi tersebut aman untuk dibudidaya dan dikonsumsi.
4.4.3. Tembaga Cu
Berdasarkan hasil yang ada pada Gambar 10 menunjukkan bahwa kandungan konsentrasi logam berat Cu udang tertinggi terdapat pada stasiun muara Sungai
Blanakan, yaitu sebesar 0,3809 ppm, sedangkan kandungan konsentrasi logam Cu terendah terdapat pada tambak, yaitu sebesar 0,2599 ppm. Hal ini terjadi karena
pada stasiun muara Sungai Blanakan banyak terjadi peristiwa alami dan sebagai efek samping dari kegiatan manusia. Contohnya adalah logam Cu yang masuk ke
perairan sebagai akibat dari erosi atau pengikisan batuan mineral serta melalui persenyawaan Cu di atmosfir. Muara sungai merupakan tempat akumulasi dari
buangan limbah dari aktifitas manusia yang berasal dari hulu dan terbawa oleh air hujan, begitu juga sebaliknya di tambak buangan limbah lebih sedikit daripada
stasiun lainnya. Jika dibandingkan dengan baku mutu dari Departemen Kesehatan RI nilai Cu pada perairan Blanakan masih jauh dibawah baku mutu yaitu sebesar 20
ppm. Hal ini berarti sumberdaya perikanan di kawasan tersebut aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi.
4.5. Konsentrasi Logam Berat Dalam Biota Ikan