Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

39

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pencemaran logam berat Pb, Cd, dan Cu pada kawasan silvofishery Blanakan Subang meskipun nilainya masih dibawah baku mutu yang telah ditetapkan KepMen LH No 51 Tahun 2004 dan baku mutu makanan sumber perairan yang telah ditetapkan oleh SNI sehingga aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi sesuai dengan batasan tertentu per satuan waktu.

5.2. Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut untuk melacak sumber bahan pencemar dan aliran bahan pencemar sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu kebijakan pengelolaan yang baik. 2. Sebagai langkah antisipasi terhadap meningkatnya pencemaran yang lebih parah, maka keberadaan mangrove harus dipertahankan sesuai dengan proporsi yang ideal antara luas mangrove dengan luas areal tambak. 3. Perlu dilakukan restorasi dan rehabilitasi mangrove terhadap areal pertambakan yang mengalami kerusakan mangrove. 40 DAFTAR PUSTAKA AOAC, 1984. Official Method of Analysis of the Association of Official Analytical Chemist, 14 th . AOAC Inc. Virginia. Bappeda Tingkat I Jawa Barat dan Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB. 2000. Penyusunan Identifikasi Potensi dan Masalah Wilayah Pesisir dan Laut Jawa Barat Laporan Akhir. Bappeda Tingkat I Jawa Barat. Bengen DG. 2000. Teknik pengambilan contoh dan analisis data biofisik sumberdaya pesisir. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. vi + 88 p. Bryan GW. 1976 Heavy Metal in the sea dalam: marine polution. Johnson ED Academic Press. London H:185. Clark RB. 1986. Marine pollution. Third edition Clarendon Press. Oxford Connell W Miller G. 1995. Kimia dan ekotoksikologi pencemaran. diterjemahkan oleh Yanti Koestoer dan Sahat. UI Press, Jakarta. P. 366-369 Darmono. 1995. Logam dalam sistem biologi makhluk hidup. Jakarta : UI-press 140hlm. Direktorat Jenderal Perikanan. 1996. Kajian sistem modular pada usaha tani ikan bandeng Chanos-chanos firskal di Sulawesi Selatan http:bp2tp.litbang.deptan.go.id.[10 Oktober 2011] Effendi H. 2003. Telaah kualitas air. Kanisius. Yogyakarta. Gunarto. 2004. Konservasi mangrove sebagai pendukung sumberdaya hayati perikanan pantai. Jurnal Litbang Petanian. 231:15-21 Gunarto, Suharyanto, Muslimin Abdul M T. 2003. Budidaya udang windu menggunakan tandon mangrove dengan pola resirkulasi berbeda. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 92: 57-63 Hutagalung HP. 2001. Mercury and cadmium content in green mussel, Mytilus virdis L. From Onrust water. Jakarta Bay Creator. Bull. Env. Conc. And Tox. 426: 814-820 Irianto Agus. 2005. Patologi ikan teleostei. Yogyakarta : UGM-press. Jones MD. 1964. The influence of mycorrhizal associations on paper birch and jack pine seedlings when exposed to elevated copper, nickel or aluminum. Water, Air, and Soil Pollution. 31, 441-448. 41 Kadang L. 2005. Analisis status pencemaran logam berat Pb, Cd, dan Cu di perairan Teluk Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur [tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. Khordi KM dan Gufran H.1997. Budidaya kepiting dan ikan bandeng di sistem polikultur. Dahara prize. Semarang. Kristanto P. 2004. Ekologi industri. Yogyakarta : ANDI. 352hlm Martosudarmo E, Sudarmini B, Saloman, Ranoemihardjo BS. 1984. Biologi bandeng Chanos chanos dalam pedoman budidaya tambak. Jakarta: Direktorat Jendral Perikanan. MENLH. 2004. Surat Keputusan MENLH No. Kep. 51MEN-LHI2004, Tentang Baku Mutu Air Laut, Sekretariat Menteri Negara dan Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta Moore JW. S. Ramamoorthy. 1984. Heavy metals in neutral water. Springer Verlag. New York. National Technical Advisory Commitee NTAC. 1980. Water criteria. Report of National Technical Advisory Commitee to Secretary of The Interior. Washington D.C. Nybakken JW. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologi. PT Gramedia. Jakarta. Palar H. 1994. Pencemaran dan toksikologi logam berat. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. Pescod MB. 1973. Investigation of rational effluent and stream standard for tropical countries. Environmental Enginering Division, Asian Institute Tec. Bangkok. Pickard GL. 1970. Introductory Dynamical Oceanography. Pergamon Press Oxford. Puslitbang Perikanan. 1992. Pedoman teknis pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya udang penaeid bagi pembangunan perikanan. Departemen Pertanian. Jakarta. Riley JP and G. Skirrow. 1975. Chemical oceanography vol. 1. second edition. Academic Press. London Saanin H. 1984. Taksonomi dan kunci identifikasi ikan. Jakarta: Bina Cipta. Sanusi HS. 1985. Akumulasi Logam Berat Hg dan Cd pada Tubuh Ikan Bandeng Chanos chanos Forskal. Disertasi tidak dipublikasikan. Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor. 42 [SNI] Standar Nasional Indonesia 01-2346-2006. Uji organoleptik ikan segar. Badan Standarisasi. Jakarta. [SNI] Standar Nasional Indonesia 01-2729-1992. Ikan segar. Dewan Standar Nasional. Jakarta. Susanto H. 2005. Budidaya ikan di pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya. Suwignyo S, B Widigdo, Y Wardiatno, dan M Krisanti. 1997. Avertebrata air jilid 2. Fakultas Perikanan. IPB. Bogor Wahab DA. 2003. Karakteristik kualitas air tambak Tumpang Sari pada berbagai tingkat kerapatan tegakan mangrove studi kasus di BKPH Ciasem KPH Purwakarta Jawa Barat [skripsi]. Departemen Manajemen Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. [WHO] World Health Organization. 2008. Children’s health and the enviroment: lead [terhubung berkala] http.www.who.int [12 November 2011]. [WHO] World Health Organization. 2009. Exposure of children to chemical hazards in food [terhubung berkala] http.www.who.intsafetyfood [10 Oktober 2011] Widigdo B J Pariwono. 2000. Daya dukung perairan di Pantai Utara Jawa Barat untuk budidaya udang. Jurnal. Institut Pertanian Bogor. Bogor 43 LAMPIRAN 44 Lampiran 1. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian j. Alat tulis k. Termometer a. Botol BOD b. Gelas Ukur c. Erlenmeyer d. Refraktometer e. Penggaris f. Lemari pendingin g. pH stick h. Kertas saring i. coolbox l. GPS Garmin m. AAS-7000 45 Lampiran 2. Grafik regresi hasil analisis logam berat Logam berat Cu Logam berat Pb Logam berat Cd 46 Lampiran 3. Hasil analisis kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu pada biota udang No Parameter Satuan Stasiun Pengamatan HS. Blanakan Tambak MS. Blanakan Laut Rata-rata 1 Cu ppm 0,2786 0,2599 0,3809 0,2618 0,2953 2 Pb ppm 0,005 0,141 0,1445 0,1122 0,100675 3 Cd ppm 0,005 0,005 0,005 0,0039 0,004725 47 Lampiran 4. Hasil analisis kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu pada biota ikan No Parameter Satuan Stasiun Pengamatan HS. Blanakan Tambak MS. Blanakan Laut Rata- rata 1 Cu ppm 0,018 0,0516 0,04 0,0352 0,0362 2 Pb ppm 0,1214 0,005 0,1962 0,1052 0,10695 3 Cd ppm 0,005 0,005 0,005 0,005 0,005 48 Lampiran 5. Tabel hasil analisis kandungan logam berat Pb, Cd, dan Cu dalam air Purba 2011 Cu µgL Pb µgL Cd µgL Hulu Blanakan 2,21 2,32 0,22 Tambak A 2,04 1,47 0,38 Tambak B 0,51 1,05 0,36 Tambak C 2,55 4,63 0,18 Tambak D 1,02 4,84 0,49 Muara Ciasem 1,87 0,63 0,51 Muara Blanakan 2,89 0,42 0,27 Muara Gangga 2,89 1,26 0,27 49 Lampiran 6. Perhitungan batas aman konsumsi Keterangan: Baku mutu Pb = 25 g kg berat tubuhminggu Baku mutu Cd = 7 g kg berat tubuhminggu Baku mutu Cu = 87,5 g kg berat tubuhminggu Sumber: WHO 1996

1. Timbal Pb