Timbal Pb Konsentrasi Logam Berat Dalam Biota Ikan

31 Gambar 11. Nilai konsentrasi logam berat Pb, Cd, dan Cu pada sampel ikan di empat stasiun pengamatan

4.5.1. Timbal Pb

Hasil analisis pada Gambar 11 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Pb dalam biota ikan pada tiga kali pengambilan contoh tampak bervariasi, yaitu antara 0,005-0,1962 ppm. Konsentrasi logam berat yang terdeteksi sangat bervariasi. Hal ini dapat dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor lingkungan, misalnya kondisi lingkungan. Kandungan logam berat tertinggi terdapat pada stasiun muara Sungai Blanakan, yaitu sebesar 0,1962 ppm dan kandungan logam terendah terdapat pada stasiun tambak, yaitu sebesar 0,005 ppm. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pada muara Sungai Blanakan terjadi akumulasi konsentrasi timbal yang disebabkan karena banyaknya sumber pencemar logam berat Pb, seperti buangan limbah cat, limbah baterai, dan buangan limbah dari bahan bakar kapal. Kandungan logam berat Pb pada stasiun tambak sangat rendah karena sumber pencemar logam Pb relatif lebih sedikit dari pada stasiun lainnya, dan juga dikarenakan lokasi stasiun tambak yang tertutup sehingga pengaruh dari luar sangat kecil. Timbal biasanya terakumulasi pada berbagai organ, seperti insang, usus, dan lambung, gonad, mantel, sifon dan jaringan otot. Timbal termasuk salah satu logam pencemar yang bersifat toksik dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Timbal dapat mengganggu fungsi otak terutama pada anak-anak kecil, menyebabkan timbulnya anemia memperpendek umur sel darah merah, kegagalan ginjal dan beberapa 32 aspek negatif pada kehamilankesuburan wanita. Daya racun Pb di dalam tubuh diantaranya disebabkan oleh penghambatan enzim oleh ion-ion Pb 2+ . Enzim yang diduga dihambat adalah yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Penghambatan tersebut disebabkan terbentuknya ikatan yang kuat ikatan kovalen antara Pb 2+ dengan grup sulfur yang terdapat di dalam asam-asam amino, misalnya sistein dari enzim tersebut. Batas maksimum kadar logam berat Pb yang masih diperbolehkan dalam bahan makanan hasil laut oleh SNI adalah sebesar 2,0 ppm. Jika dikaitkan dengan standar tersebut, maka kandungan logam berat Pb pada keempat stasiun berada dibawah baku mutu yang telah ditetapkan sehingga biota ikan yang ada di perairan Blanakan aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi.

4.5.2. Kadmium Cd