Timbal Pb Tembaga Cu

33 Hasil analisis pada Gambar 11 menunjukkan bahwa kandungan logam berat Cu pada biota ikan pada tiga kali pengulangan menunjukkan hasil yang bervariasi, yaitu antara 0,018-0,0516 ppm. Konsentrasi logam berat Cu ikan tertinggi terdapat pada tambak, yaitu sebesar 0,0516 ppm, sedangkan konsentrasi terendah terdapat pada stasiun bagian hulu sungai Blanakan, yaitu sebesar 0,0180 ppm. Salah satu sumber pencemar logam Cu di perairan Blanakan berasal dari garam tembaga yang sering digunakan dalam bidang pertanian, misalnya larutan bordeaux yang mengandung 1-3 CuSO 4 . Larutan ini digunakan untuk membasmi siput sebagai inang dari parasit cacing, juga untuk mengobati penyakit kuku foot rote pada domba. Batas maksimum logam Cu dalam makanan yang ditetapkan oleh SNI, yaitu sebesar 20 ppm. Jika dibandingkan dengan standar tersebut, maka kandungan logam berat Cu pada biota ikan berada jauh dibawah baku mutu yang telah ditetapkan sehingga biota ikan yang ada di perairan Blanakan aman untuk dibudidayakan dan dikonsumsi.

4.6. Batas Aman Konsumsi atau Acceptable Daily Intake

Semakin tinggi nilai ADI Acceptable Daily Intake maka jumlah senyawa yang aman untuk dikonsumsi juga semakin besar. Keberadaan logam berat, seperti Pb, Cd, dan Cu dalam tubuh dapat menyebabkan kematian. Untuk itu diperlukan pembatasan dalam rangka meminimalkan dampak yang ditimbulkan.

4.6.1. Timbal Pb

Timbal merupakan salah satu logam berat yang berbahaya bagi anak-anak. Selain melalui makanan dan minuman, masuknya timbal ke dalam tubuh dapat melalui plasenta pada ibu hamil. Dalam jangka panjang, efek yang ditimbulkan adalah terganggunya sistem syaraf. Timbal juga berpengaruh terhadap metabolisme tubuh terutama terhadap vitamin D dan kalsium. Kandungan rata-rata Pb dalam ikan sebesar 0,1070 ppm sedangkan pada udang sebesar 0,1007 ppm. Berdasarkan hasil tersebut kandungan Pb dalam daging ikan dan udang masih di bawah ambang batas yang dikeluarkan oleh SNI, yaitu 2 ppm. Akan tetapi WHO menetapkan batas aman toleransi pemasukan Pb per minggu, yaitu 25 gkg berat tubuh per minggu. 34 Berdasarkan batas tersebut, maka berat maksimum ikan yang dapat dikonsumsi per minggunya dalam berat basah adalah 233,7541 gkg berat tubuh per minggu dan berat maksimum udang yang dapat dikonsumsi per minggunya dalam berat basah sebesar 248,26216 gkg berat tubuh per minggu. Berat ini setara dengan 3 ekor ikan dan 26 ekor udang.

4.6.2. Tembaga Cu

Tembaga merupakan salah satu logam esensial yang dibutuhkan oleh manusia untuk metabolisme besi dalam hemoglobin, akan tetapi karena logam Cu dapat terakumulasi di dalam jaringan tubuh, maka apabila konsentrasi logam ini sangat besar akan meracuni manusia. Pengaruh racun yang ditimbulkan yaitu muntah- muntah, rasa panas di daerah lambung dan diare, kemudian disusul dengan nekrosi hati dan koma. Kandungan rata-rata Cu dalam ikan sebesar 0,0362 ppm, sedangkan dalam udang sebesar 0,2953 ppm. Berdasarkan hasil tersebut, kandungan Cu dalam ikan dan udang masih di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh SNI sebesar 20 ppm. Akan tetapi WHO menetapkan batas aman toleransi pemasukan Cu per minggu, yaitu 87,5 gkg berat tubuh per minggu. Berdasarkan batas tersebut maka berat makasimum ikan yang dapat dikonsumsi per minggunya dalam keadaan basah adalah 2403,3149 gkg berat tubuh per minggu dan berat maksimum udang yang dapat dikonsumsi per minggunya dalam keadaan basah adalah 2403,3149 gkg berat tubuh per minggu. Berat ini setara dengan 25 ekor ikan dan 31 ekor udang.

4.6.3. Kadmium Cd