Gambaran Umum Lokasi Penelitian

23

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Blanakan merupakan salah satu daerah pesisir di wilayah kabupaten Subang. Secara geografis, Kabupaten Subang terletak di bagian utara Propinsi Jawa Barat yaitu antara 107°31-107°54 BT dan 6°11-6°49 LS. Luas wilayah Kabupaten Subang adalah 205.176,95 hektar 6,34 dari luas total Jawa Barat dengan ketinggian antara 0-1500 m dpl. Secara administrasi Kabupaten Subang terdiri dari 22 Kecamatan dengan jumlah desa 244 desa dan 8 kelurahan. Dari jumlah kecamatan yang ada terdapat 4 empat kecamatan yang merupakan kecamatan pesisir, yaitu Kecamatan Blanakan, Ciasem, Legon Kulon, dan Kecamatan Pusakanagara. Luas wilayah kecamatan pesisir Kabupaten Subang adalah 333,57 km 2 atau 16 dari luas seluruh kabupaten. Desa-desa yang tergolong desa pesisir terdapat 11 desa. Hutan mangrove yang terdapat di Kabupaten Subang merupakan hutan bakau binaan. Hutan mangrove di kawasan pantai Subang bagian utara berada di bawah otoritas pengelolaan Perum Perhutani BKPH Ciasem-Pamanukan. Analisis data LANDSAT-TM Multitemporal tahun 1988, 1990, 1992, dan 1995 menunjukkan bahwa mangrove di kawasan ini dalam periode 1988-1992 mengalami pengurangan luasan dari 2.087,7 ha pada tahun 1988 menjadi 1.729,9 ha tahun 1990 dan 958,2 ha tahun 1992. Namun, antara tahun 1992 dan 1995 terjadi penambahan luasan menjadi 3.074,3 ha. Pengurangan tersebut berhubungan dengan kegiatan konversi lahan, termasuk perluasan area pertambakan, sedangkan penambahan luas pada periode akhir menunjukkan keberhasilan penggalakan program perhutanan sosial yang dilakukan melalui tambak tumpangsari. Upaya pelaksanaan budidaya dilakukan dengan melibatkan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir melalui sistem Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat PHBM yang dimulai sejak tahun 1986 melalui sistem tambak tumpangsari, dimana sebagian besar tambak menggunakan pola empang parit dan sebagian kecil dengan pola komplangan serta pola jalur. Komoditas perikanan yang umumya dibudidayakan adalah ikan bandeng, mujaer, dan udang windu dengan sistem tradisional karena tanpa pemberian pakan 24 buatan, dengan masa panen sekitar empat bulan. Untuk cara memelihara biasanya masyarakat setempat menanam udang terlebih dahulu kemudian ikan bandeng, namun terkadang secara bersamaan. Metode pemanenan yang biasa dilakukan masyarakat sekitar yaitu dengan sistem arad atau sistem panen habis. 4.2. Parameter Kualitas Air 4.2.1. Suhu