Pengujian Dampak Penebangan Pengolahan Data .1 Perhitungan Tingkat Kerusakan

3. Tingkat kerusakan ringan a. Rusak tajuk, jika 30 tajuk rusak b. Luka batangrusak kulit, jika 14-12 keliling dan panjang luka 1.5 m c. Rusak banirakar 14 banir rusak atau perakaran terpotong.

3.4.6 Pengukuran Panjang Dampak Penebangan Satu Pohon

Panjang dampak penebangan satu pohon diukur pada kondisi pohon rebah. Pengukuran panjang dampak penebangan diukur dari tunggak pohon yang ditebang pohon pusat sampai pada posisi terluar area yang terkena dampak penebangan. 3.5 Pengolahan Data 3.5.1 Perhitungan Tingkat Kerusakan Tingkat kerusakan tegakan tinggal berdasarkan jumlah populasi K dihitung berdasarkan perbandingan jumlah pohon-pohon yang rusak terhadap jumlah pohon-pohon yang sehat sebelum penebangan. Untuk menghitung tingkat kerusakan tegakan tinggal berdasarkan jumlah populasi akibat penebangan digunakan persamaan berikut: K = ∑ ∑ × 100 , Elias 2008 Keterangan : ∑ = jumlah pohon berdiameter 10 cm ke atas yang rusak setelah penebangan ∑ = jumlah pohon berdiameter 10 cm ke atas yang sehat sebelum penebang

3.5.2 Pengujian Dampak Penebangan

Pengujian beda panjang dampak penebangan terhadap panjang wilayah berbahaya penebangan dilakukan menggunakan uji sebaran t-student Walpole 1992 : = ̅ − , Walpol e 1992 Keterangan : t = t hitung ̅ = beda nilai x = nilai uji s 2 = ragam n = jumlah contoh Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini mengacu pada Walpole 1992 : 1. Menyusun pasangan hipotesis Ho dan H 1 berdasarkan permasalahan yang terjadi, di mana Ho merupakan panjang daerah dampak penebangan yang sama dengan panjang wilayah berbahaya penebangan dan H 1 merupakan panjang dampak penebangan yang tidak sama dengan panjang wilayah berbahaya penebangan. 2. Taraf nyata yang digunakan dalam pengujian sebesar 5 3. Berdasarkan taraf nyata 5, maka wilayah kritik berada pada t -2.045 dan t 2.045 4. Nilai t hitung jatuh di luar wilayah kritik sehingga Ho diterima atau tolak H 1 .

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Sejarah Pemanfaatan Hutan

PT. MAM merupakan perusahaan yang tergabung dalam KODECO GROUP. Didirikan pada tanggal 5 Desember tahun 1991, dan memperoleh pengesahaan dari Menteri Kehakiman RI pada tanggal 20 April 1992. Lokasi areal IUPHHK berada di Kabupaten Jayapura dan Yapen Waropen Provinsi Papua. Kegiatan produksi baru dimulai pada tahun 1994 sampai dengan tahun 1997 dilakukan pemenuhan pasokan bahan baku industri PT. Kodeco Batulicin Plywood yang berlokasi di Kalimantan Selatan. Perkembangan selanjutnya atas pertimbangan pengembangan pembangunan daerah serta efisiensi biaya industri maka pada tahun 1998 didirikan industri pengolahan kayu atas nama PT. Kodeco Mamberamo di desa Kerenui, Distrik Waropen Timur Kabupaten Yapen Waropen. Kapasitas ijin industri adalah plywood 100,000 m 3 tahun dan sawmill 12,000 m 3 tahun. PT MAM pemasok utama industri baru tersebut PT.MAM 2009. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 3 Akte pendirian perusahaan, bidang usaha PT. MAM meliputi: eksploitas hutan, industri pengolahan hasil hutan serta hasil hutan ikutan, reboisasi dan rehabilitasi hutan dan lahan, pembenihan, pembibitan, dan penanaman hutan tanaman industry, jasa bidang kehutanan; serta pemasaran dan perdagangan yang meliputi bidang kegiatan-kegiatan tersebut sebelumnya. Dalam kaitannya dengan kegiatan pengusahaan hutan, PT MAM yang pada tahun-tahun sebelumnya dibagi menjadi 2 unit kelestarian unit Aja dan unit Gesa mulai tahun 2012 dileburdigabung menjadi 1 unit kelestarian yang melakukan kegiatan operasional pengusahaan hutan secara bersama-sama PT. MAM 2009.

4.2 Letak dan Luas IUPHHK

Areal kerja IUPHHK-HA PT MAM termasuk ke dalam kelompok hutan sungai Mamberamo – sungai Gesa. Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan, areal kerja IUPHHK-HA terletak di dalam wilayah distrik